RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Jumat, 03 Agustus 2018

Kumpulan Puisi Mohammad As'adi - MIMPIKU



Gigil Bunga-Bunga Rumput

Gigil bunga-bunga rumput pada pagi terbit
Di sela-sela bebatuan gunung
Menyisakan risik risau semalam
:Kupu-kupu terbang bergerombol
Menandai cahaya merekah
Kepaknya tak sesunyi
Hati yang tengah merindu

Bunga-bunga rumput , sepadang sabana bukit
Hembusan nafasnya,dalam kehangatan bergerak
Mendaki perbukitan sebagai jalan yang dipilih
Dan akupun terbang dengan sayap-sayap kertas
Bergerak….bergerak….terdampar
Ke puncak sunyi yang menganga

Temanggung 2018





Mimpiku
buat Gendukku
(akhirnya Kau ke Istana Negara)



Banyak sudah harapan terbuang
Impian berganti menjelang
Sunyiku belum juga mampu mengeja kata

Mimpiku kau bawa terbang jadi mimpimu
Menutup lukaku yang menganga
Kau terbang melayang diatas karpet merah
Dengan berjuta cahaya
Berkilat menebarkan sajak bersahut
Membawa jiwaku dalam keindahan melaut
:kenanglah aku wahai anakku
Dalam sayup dawai
Torehkan cintaku wahai anakku
Dalam alunan nada
Yang terbilang
Dalam makna yang menebar

Rindu mengajari kita tentang cinta yang sebenarnya
Perjuangan, pengorbanan dan kesungguhan
Rindu mengajari kita tentang ketabahan dan ketangguhan
Dan rindu memberikan sunyi
Dan sunyi meretas jalan kita
Menuju puncak tertinggi
Menyaksikan lautan menari-nari

Temanggung 1918




Aku Selalu Menunggu
(kepada anak-anak yang selalu datang)


Sedari pagi daun-daun berguguran
Mata anak-anak tersiksa, mengejar mimpi-mimpinya
: aku tak beranjak menepikan ketakberdayaan

Sedari pagi mereka selalu saja menyelipkan sajak
Pada angin yang tak pernah tidur
Mengejar bayang mimpi dalam usia terhenyak
:hidup seperti pisau menikam nikam

-Akupun berkata pada retakan kaca
:Simpanlah aku di dalamnya
Kalaupun pecah biar berkeping
Dan terkubur dalam kesakitan

Sedari pagi selalu datang kata
Dalam lafal hembusan angin lelah
Mereka Selalu datang
Bertubi-tubi
Sampai matahari bersembunyi dibalik gigir gunung
-Esok akan datang lagikah
Kata cemas dalam air mata tersembunyi ?

Aku selalu menunggu
Alif, ba’ kehidupan itu
Aku akan selalu termangu
Sedari pagi, sampai segala bunyi berakhir

Temanggung 2018.




Cinta dalam Sunyi
-Isteriku-

1.
Sepetak kenangan, cinta menggenang
Sejak semula kita menikam dada kita dengan setumpuk kerinduan
Dan Cinta yang tak pernah tidur
:Aku menatapmu setiap menjelang tidur
Dan kau melepas malam dengan sebuah ciuman

Kadang malamku seperti berkaca-kaca
Dalam pelukan
Terasa sunyi, dalam gigil yang seperti menghibur kita
‘’tak boleh musim merenggut mekarnya bunga dan rimbunnya dedaunan’’
Katamu

2.
Kau seperti mendengar mantra langit membias purnama
Seperti 35 tahun yang terbang
-Kita bersandar pada sebatang cemara, ketika musim gigil
merambati perbukitan, dengan lembut angin merapatkan pelukan
tak ada sepatah kata menyibak kabut yang tak pernah surut
menyelimuti pohon-pohon cemara dan puncak gunung-

Aku mendengar nafas mu berkata-kata diam
Karena resah angin menanti pergantian musim
-Cakarwala yang jauh, menanti kita selalu
Menanti kita selalu. Kita berdua, abai dalam waktu
: Jangan…jangan menjauh !-

Kekasihku, tinggallah dalam mantra
Cinta kita yang meratap dan merindu
Di seluas bimasakti
Seperti ketika Padang Arafah memeluk kita
ucapkan lafal-lafal penyempurna cinta
kita tak bisa menerka
hanya padang luas terbuka

Temanggung 2018




Terkenang Laut Merah
(1)


Sering terasa melepuh
Jiwa bersayap rapuh
Terbang tanpa henti
-Disini
Disini aku selalu mengenangmu
Dalam sepi
Waktu yang melaju-

Seperti Qois menanti Laila
Bicara pada air serta menghanyutkan dedaunan liar
Mengalirkan cintanya
Kerinduannyapun menyapa burung dan angin
-sampaikan cintaku pada Laila- katanya

Hari memang terasa gigil selalu
Musim dingin memaksa burung-burung tinggal disarang
Risaunya bukan karena terpisah jauh
Tapi karena berpelukan selalu
Takut angin berkhianat berubah jadi badai
Bertiup mendebarkan

Senja, merah matahari menyisir bukit-bukit datar
Sebelum tenggelam seperti bola api
Yang mengubah hutan jadi kuning kemerahan
-Laut merah !
Seperti senja di tepi laut merah
Matahari menyala pelan menyatukan diri
Dengan cakrawala batas laut
Seperti cinta kita
Berpelukan hangat
Disana
Di tepi laut merah-

Temanggung 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar