Jumat, 03 Agustus 2018
Kumpulan Puisi Nimas - SENANDUNG
Permintaan
(Nimas Sayu Dara)
Bias mentari mengusap wajahku perlahan
Membangunkan lelap dalam dingin embun semalam
Ingatanku terjaga tiba-tiba
Padamu Tuan, belahan jiwa
Butir embun menganak sungai
Sederas pilu ketika engkau tak lagi di sisiku
Sederas rindu yang tak mampu lagi aku pendam
Hingga nyeri tak sanggup aku sembunyikan
Wahai waktu ....
Kembalikan kekasihku
Ijinkan kami kembali bertemu
Untuk meretaskan simpul ragu yang membelenggu
Wahai jarak ....
Jangan selama ini meminjam dia dan membuat kami berjauhan
Sebab rasa rinduku kini bagai bumerang
Datang dan menyerang tanpa diundang
Lampung, 31 Juli 2018
#SayuDara
Senandung
(Nimas Sayu Dara)
Aku masih kidung yang senantiasa lantunkan tembang rindu, untukmu
Dengarlah senandungnya pada kedalaman hatimu
Bukankah masih tetap setia nada-nadanya menggema dalam cinta?
Aku masih serumpun ilalang, yang senantiasa bertahan dalam gersangnya semesta
Yang tak pernah letih memancang asa
Meski acapkali harus terkulai kering sebab embun yang tak juga turun
Aku masih telaga tempatmu melepas dahaga
Saat langkahmu payah penuh lelah dan luka
Senantiasa kujaga damaimu di sini
Meski setelahnya engkau berlalu pergi, tak lagi kembali
Akulah bait duka yang selalu kau lupa
Ketika pena kau tuang untuk menulis sajak romansa
Aku ....
Senandung yang masih setia mengalun
Meskipun pesta telah lama usai
Lampung, 30 Juli 2018
#SayuDara
Pejuang
(Nimas Sayu Dara)
Tetes keringat mengalir bersama genangan darah
Membasahi bumi pertiwi tercinta
Jerit tangis anak istri berkumandang
Pilu meneriakkan namamu
Beribu peluru dan mesiu
Menjamah seluruh nusantara
Darah menggenang di mana-mana
Demi membela negara tercinta, Indonesia
Merdeka!
Merdeka!
Tak perduli hidup atau mati!
Terus maju, pantang mundur
Demi Sang saka Merah Putih
Merdeka!
Telah 73 tahun kini kemerdekaan kami nikmati
Berkat perjuanganmu wahai pahlawan
Takkan hilang dalam ingatan
Atas pengorbanan jiwa dan raga, hidup dan matimu
Merdeka!
Seluruh penjuru berseru
Untukmu Indonesiaku!
Lampung, 27 Juli 2018
#SayuDara
Embun Juli
(Nimas Sayu Dara)
Ketika beningnya luruh
Ia begitu malu
Hanya mengintai lewat dahan dan ranting kering
Menyembunyikan kilaunya pada kelopak-kelopak kembang
Embun Juli
Mendendam rindunya pada rerumputan
Hingga dingin menggigilkan pagi
Membeku dalam sunyi
Embun Juli
Ilalang patah hati
Gemerisiknya kering kini
Rindunya urung terobati
Lampung, 27 Juli 2018
#SayuDara
Hingga Akhir Waktu
(Nimas Sayu Dara)
Lemah ragaku bersandar pada bahumu
Menahan ribuan sakit dan nyeri yang tak terperi
Jangan beranjak pergi ....
Aku mohon, tetaplah di sini
Memelukku dengan lantunan doa-doa suci
Tetaplah di sini menemani
Aku ingin melihat cantiknya mentari pagi, sampai senja berpendar di cakrawala
Bersamamu, kekasih
Hingga nanti, ketika satu-satu detak jantung dan denyut nadi berhenti
Aku .... Tetap ingin lelap dalam hangat pelukanmu
Lampung, 05 Agustus 2018
#SayuDara
Fajar Masih Saja Embun
(Nimas Sayu Dara)
Apa kabarmu fajar?
Beberapa purnama berlalu hambar
Segenap rasa hening tersandar
Melewati tiap inci pagi yang beranjak lamban
Apa kabarmu fajar?
Dalam gigil embun kemarau engkau berpijar
Berselimut kabut yang menebal
Apa kau lupa cara menebar hangat dan pendar
Hingga pagi begitu larut dalam dingin yang tak beraturan
Apa kabarmu fajar?
Yang kini tersesat pada pekat halimun dan rinai embun
Masihkah menitipkan kehangatan pada jingga senja?
Lampung, 12 Agustus 2018
#SayuDara
#Kemarau_Agustus_makin_berkabut
Share_pict_from Dara Utami
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar