Alur" bumi berantakan, savana mulai kering dan direbahkan angin puting alam
sabunku sudah tak mewangi, jarum jam menunjukkan sudah setengah abad, alas kaki bumi membenamkanku tertusuk duri duri dustanya keluhuran.hutan mulai cudas dan terkena penyakit abon abon, berantakan begitu saja, Pohon sisa ranting berkecak angkat Tangan menghadap Ilahi. saban hari dihitung, puluhan juta keluar dengan menawarkan suguhan anggur anggur bagi pemabuk Cinta Dunia. sapu tangan digemggamkannya, untuk dihapuskan ke air mata Ibunya.
"namaku Hendy, yang sudah berpasrah, yang hendak melawan takdir,
sejujur manusia yang ebrsurban saja takut dengan kematian, dan memprotes TuhanNya. tanpa aling eling, kutancapkan pisau ini kenadi nadiku saja, biar darah tertumpah pedih, sepedih Ibuku melihat Cinta yang tergeletak miris. sudah kepalang basah, hendy menawarkan kesumatnya kepada alam, subuh dia terdiam, angin menampar kulitnya yang hitam legam. Ayahnya memacu deru deru keringat sebagian waktunya kerja apa saja.
anggaplah kita sudah selesai kawan. aku menjagamu selama ini, justru kemudian kita akan berpisah,. apa boleh buat, biarlah kuredam duka ini. sebab kaulah satu satunya yang bisa kupercaya disini, ditempat kita yang dulu, hinggap beberapa kekuatan karya dan kebersamaan, diantara bekas bekas puntung rokokmu, dan jarum jarum waktu yang terlena melihat kita. ajaklah yang lain,,,dan jangan lagi menoleh kearahku disini, sebelum kau beranjak keluar dari pintu itu,,"hening, seketika,,,Hen, aku juga tidaklah berharap jika ini terjadi. namun sebisa mungkin kita tidak saling bersedih, dan membuatku lebih berarti jika ini adalah kehendak. "yah,,yah,,,terbata mencoba tegar, pergilah, sementara aku tak ingin kau berlama lama disini,"hendy menahan sesuatu dihatinya yang sesak, hendy mulai merasakan kesedihan yang dalam, setua dunia yang berhamburan mengasingkannya kembali sebagai bagian dari kehidupan mereka berdua, saling melengkapi, dan saling menjaga selama ini. "saya tidak akan melupkan itu, tapi apakah juga kau tahu perasaan yang membebaniku? justru akulah yang amat bersedih hen, kau tahu, aku disini karena kau, aku ada mengendap bagai anak kecil dulu, lalu kau plototi dan menegurku dengan mata, dan gerak tubuhmu, lalu kau mencoba menegurku seiring ekor matamu yang kuat mencuri perhatianku, mengganggu sensitifitasku, mengusik tanyaku,,apa kau tahu saat itu apa yang ku alami? lama aku mencoba memahamimu hen, namun karena aku terlanjur dengan sesatnya perjalananku saat aku pernah kabur dari rumah, hanya karena aku butuh perhatian, lalu aku berlari mencari sesuatu untuk bisa mengurai protesku terhadap risaunya kejiwaanku yang pangling, dan kabur kemana mana,?.....hendy menekuk lututnya diatas ranjangnya, tidak ingin ini terjadi, seperti juga kau hen,,yang dulu lembut, tiba tiba menjadi tempramen, yang dulu penyayang, tiba tiba juga berangsur menjadi kebencian,,,,saya malah justru masih disini,,,dan tak ingin mengindahkan apa kata Boss, pimpinan kita yang rakus dan tidak apresiatif terhadap kerja kerja kita disini. hanya karena kau hen,,! kau yang kuutamakan sebagai sahabat dan apapun namanya, lalu kau mencoba tidak sedikitpun tegas untuk menahanku," sofyan protes, terhadap sikap Hendy yang akhir akhir ini, mulai tak jelas, entah apa gerangan,,,Hen,,jangan ajdi pengecut begitu,,jika kau masih mengingkanku ebrsamamu, sekarang balas suratnya, atu mengirimkan email balasan, sambil menaruh tasnya membuka satu kotak Hitam, (laptop),," hendy hanya mendongak, menatap langit langit ruangan itu duduknya diperbaiki, dengan kedua tangannya menempel dibibir ranjangnya sedari tadi dia menuai bathin. " ayoo hen,,kenapa kau begitu pengecut, dan penakut," ,,diam, hendy mencoba menyelanya,,sudah,,," apa kamu juga mau menjadi bulan bulanan cacian boss, jika karena aku tidak mampu menyelesaikan Tugas yang di serahkan kesaya, untuk menyelesaikannya,,,saya bingung An,,(sofyan), saya butuh kamu dengan segenap dan kehendak hatiku yang berlawanan dan bertengtangan dengan bathinku, aku bukan tidak mampu, aku hanya mau kau tidak selalu berpatokan pada apa yang ada disini, dan selalu berlindung disisiku, aku mau kau juga bisa dan mampu dengan sendiri. meski aku akan merasakan kehilangan seorang kawan yang begitu baik sepertimu. masukkan kembali di tasmu, aku tidak akanmenjawab balasan email itu, hanya karena kau tidak juga ingin berubah untuk lebih mandiri,"dan satu hal, aku amsih hendy yang dulu, dengan mendekatkan kearah sofyan yang berdiri diantara dua sisi kursi. aku dituduh berselingkuh dengan pegawai bank disuatau hari, aku difitnah dengan hal hal tak mendasar, bahwa aku,,,,aku,aaaaku,"hendy terbatah batah,,dan mencoba tidak untuk mengatakannnya.,,aku malah lebih memilih diam, dan tidak ingin mengusik diriku sendiri yang masih tak mampu kujaga, dan tak mampu untuk kuhindari tengtang penilaian orang orang,,,hen" kau sahabatku, kenapa jsutru selama ini kita bersama, lalu kau menutupi sesuatu dariku," kau mencoba mau menghindar dariku hen,,? dan merelakan kepergianku ebgitu saja? iya kan?,,,sofyan tersinggung, dan merasa tiada lagi seorang hendy yang selalu terbuka tengtang perihal apa saja.,aku sadar hen,,aku tahu,,aku paham, suaranya mulai naik, dan menegaskan kekekcawaannya,,karena kehadiran Ketty kan? yang kau juga mulai memulainya dengan selalu menegurnya, selalu mencarinya dengan matamu yang bisa kubaca,,apa kau pikir aku tidak tahu? bahkan anak anak yang lain justru protes, dan tidak suka dengan caramu mmeberikan perhatian yang labih kepadanya," aku lama bersabar hen,,atas perbincangan mereka kamu dengan ketty, aku juga tidak suka mereka memperbincangkanmu, dengan caranya menurutku benar, sebab kamu mulai jatuh Cinta kepada ketty yang baru memulai belajar dan kadang datang terlambat,,apa karena dia cantik? apa karena dia seksi,? berparas bagai pragwan dan model, lalu kau pangling dengan yang lain,,lalu kau dibunuh oleh kemolekannya? kau pengecut hen,,,,sssrrr,,,,,,sejenak diam, seiring angin menembus jendela memainkan tirai, seperti emreka saling memainkan pragmen yang mulai meletakkan konflik yang begitu menggairahkan..sudah..apa kau sudah selesai An?(sofyan). kau pikir aku juga merasakan apa yang kalian pikirkan? aku hanya mencoba menegmbalikan kejiwaanku untuk belajar jatuh Cinta, dimana kamu tidak tahu bagaimana perasaan membunuh kelenjar kelenjar syarafku untuk perempuan,,yang dulu pernah mengecawakanku,,saat cinta mulai memendar, saat Cinta mulai disanjung, seperti bunga dipuja mekar dan wanginya. begitu erat, begitu kuat memaksaku untuk menerobos misterinya, dan ketika aku masuk, bagai mimpi, bagai tak pernah merelakan semua terjadi, lalu aku mulai terjerumus dalam kisah Cinta, begitu agung, agung sepurnama Bulan, begitu halus, begitu menegangkan,,dan kemudian, kami membuat kesepekatan, untuk takkan melebihi Cinta yang lain selain Cinta kami. selalu ada dia, dia dan dia disetiap helai nafas, setiap detik,waktu berlalu saja, akutak ingin dipisah, bahkan selalu ingin bersamanya. lalu purnama mulai hilang, petaka Cinta itu hadir, hanya karena aku tak mampu memberinya kebiasaan kebiasaan, seperti saat kujaga setiap malam, sambil mengendap masuk dijendela kamarnya, dan kami lakukan hal hal yang tabuh, disaksikan bulan yang cemburu juga. sepatutnya aku harus menghentikan kala itu, namun aku juga menikmati permainan sakral itu. hingga suatu hari aku pergi dengan subuh yang masih dingin, sat kami puas dengan malam malam, puas dengan memandanginya, mengecupnya, menempelkan tubuhku yang saling menghagatkan, mnejaring bulan ikut cemburu dan ingin kebumi menyaksikan kami. sampai suatau hari dia mulai semakin tak terkendali,,aku menolak hubungan sakral yang berdosa itu,,,dia memaksaku, dan membawa kepuncak kenikmatannya, aku hilang kendali, yang justru aku mulai jenuh dan mencoba mengajaknya untuk tidak melakukan hubungan itu lagi, dia marah dan menuduhku bahwa aku punya cinta lain,,,,pertengkaran kamipun tak mampu dibendung, dan amarah, memuncah, saling menyalahkan, saling memeprtahankan pendapat masing masing,,sisi lain dia benar,,namun aku lebih bertahan pada Cinta yang kuharapkan bukan sebatas menikmati kelenjar kelenjar dan hangatnya kecupan itu,,dan pada malam itu, dingin menembus pori dan tulang tulang,,suhunya begitu dingin, pertengkaran itulah yang memisahkan kami, dan dia meninggalkanku pada Cinta yang kucari darinya, dia meninggalkanku, dan menuliskan surat pada lembaran merah bercair tinta tinta kebenciannya kepadaku,,yang sampai sekarang masih tersimpan rapi, dan utuh dengan lipatannya. rintik dihalaman tak terasa memercik dikaki kaki bunga palem, seketika malampun mendekap mereka yang diam, dan luruholeh amarah
(maaf bila ada rasa, kesamaan, dan situasi yang menyirat ketersinggungan, namun jauh lebih baik, jika bisa merasakannya dan merubahnya tanpa mengadopsi anak anak dendam, dan menciotakan resistensi,,)
hendy kecewa, protes dengan keadaan, orang orang didekatnya-pun hendy tidak tanggung tanggung, "percuma kalian berseronok mewah, percuma kalian bicara keadilan, dan persoalan ideologi, sementara kalian masih mengabari pecundang dan bergaul dengan manusia munafik, aku benci itu, aku bukanlah sesuatu orang kebanyakan, aku hanya pekerja sampingan, yang ingin melintas batas batas ke egoanku, agar juga turut belajar dan merasakan, bagaimana orang bertanggung jawab,,dan bisa diamanahi." makin kesal, hendy menuai kembali air hujan ditangannya, sambil menggaris keningnya yang kering, mencoba untuk duduk,"hendy mengajari dirinya untuk menjadi penyabar, dan toleran, serta menjadikan kritiknya dan protesnya bukan basa basi, atau mencari nama, sambil mencuri cela cela kesempatan, seperti lagi orang orang kebanyakan lainnya, bicara soal kesejahteraan, namun makin menganulir soalan pelik, perut, dan mau gengsi namanya dilukis bahkan, bukan sekedar dituliskan.
hendy juga tahu gerak mata pembaca tulisan ini,serta lebih jauh pada jiwa dan kebathinan mereka, pas dihidung dan mata saja, bibirnya mengelus manis kalaimat, membaca kitab kitab Tuhan mala, namun jauh diantara kepingan hatinya, belum sejalur, ada syirik, ada kejujuran yang tak murni, dan terjebak pada situasi yang jujur pula. matanya pasih, bibirnya comeng cemong, lidahnya mengingkan kalimat, namun kalah oleh gelora emosinya secara subyektif. apakah hendy pernah merasakan keuntungan dalam melestarikan peradabannya, Tidak atau ya? Hendy beranjak kebali, ditimpali oleh temannya, Hen" kau menuduh pereronagan jika begini, sudah,, cukup kita lanjutkan latihan ini. agar ade ade kita bisa membaca dan menggerakkan lebih apik lagi, sesuaikan alur dan tidak merubah substansinya" hendy menyela ungkapan sofyan. saya ini memulai dengan cara saya belajar, dari mereka,,,,tahu?! kamu masih hidup seribu tahun lagi,,sementara mereka? sejuta tahun mengencingi dirinya sendiri yang seolah olah berbicara kemuliaan, dan ketalaudanan, segudang referensi tengtang filsafat hidup, namun bejat juga penelusuran serta penyesuaiannya,,," tapi hen:" setidaknya kita telaha da dijalur ini, dipilihan hidup ini,,Apa? Apa kau bilang?" pilihan,,,kita ini orang orang yang kesasar, kita ini dijerumuskan, kita ini bukan pilihan, dan memilih hidup, tapi kita karena kerelaan, dan mencoba menarik benag merah peradaban ini, agar bisa keluar dari benalu-benalu sengketa modernisasi. mereka ada kerena dia adalah kemunafikan, tahu"? mereka itu slogan slogan yang hanya berdalih disisi sayap sayap elang, yang mencengkram, dan menawan mangsanya. lalu seolah olah kecerdasan dan kebenran mutlak miliknya,,kita tidak terhitung,kau tahu,,? apa kau sadar? kita ini tidak lebih hanya melengkapi penderitaan mereka, diatas mega mega ketokohan dan kepiawaian mereka, beradu simpul simpul, kita hanya menunggu riuh tepukan, mereka membawa perwatakan, lalu menyongsong kedaulatan yang tidak menyesuaikan keinginan yang sama. karena mereka tak pandai merasa diri."Red,,,,,iya,,,aku justru memilih kamu hen, sebab aku merasakan kedekatan kita,selama dua belas tahun, kita tertatih, membangun kejujuran dan idealisme kita, kau tahu hen,,saat kau dicekal dan dituduh mangkir dari argonsimu, yang dianggap berlebihan saat kau mencermati fenomena alam, dan saat gentingnya peradaban, lalu kita dituduh masih kanak kanak, kita di fitnah dengan mengikuti selera pesohor? hen" aku tahu, aku sadar, aku sangat paham.....mereka sama sam terdiam, dibalik tirai, suguhan lilin, mencari tahu bayangan mereka masing masing,,,,,mereka sungguh pecundang.,,,,bersambung
Oleh : Dion Syaif Saen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar