Rabu, 02 Januari 2019
Kumpulan Puisi Genoveva Manohara - SATU HARI SAJA
SATU HARI SAJA
Rindu
Janganlah kau mengusikku
Satu hari saja
Biarlah kunikmati hari ini
Tanpa rindu padanya
Tanpa ingat senyumnya
Cinta
Pergilah sesaat saja
Hari ini aku libur mencintainya
Aku hanya ingin mencintai Tuhanku saja
Kekasih
Aku janji besuk
Akan merindukanmu dobel porsi
Akan mencintaimu lebih lagi
Gk, 20190101
(Genoveva Manohara)
DUKA
Dalam pelukan cahaya senja
Berselimutkan harum bau dupa
Kutermangu menjamah pusaramu
Yang terkasih
Rinduku menggelepar pada tanah rekah yang basah
Berhias kamboja
Bertudung jingga di batas cakrawala
Di lembah sunyi arakan bidadari menangis
Mencipta gerimis
Pun diriku bercucuran darah
Menahan resah terkenang akanmu
Yang terkasih
Masih sanggupkah aku terbang
Dengan sayap sebelah yang patah
Masih bisakah kugapai riangmu
Dalam bisuku tanpa adamu
Lalu masih berapa lama lagi duka ini setia menemaniku
Gk, 20181229
(Genoveva Manohara)
DESEMBER
Pada rintik hujanmu Desember
Kutitipkan sepotong hati
Yang penuh lubang rindu
Dengan luka lebam tergores nelangsa
Tanpa teriak kecewa dan tetesan air mata
Pada dinginmu Desember
Kupajangkan sebuah nama
Yang padanya kusulam cinta dengan benang sutra ungu
Kubingkai dengan rindu yang menggebu
Biar semua orang tahu
Padanya kutaruh seluruh hasratku
Pada senjamu Desember
Kutuliskan cerita nestapa
Tentang cinta yang terbagi
Tentang rindu yang tak terperi
Namun tetap memberi arti
Dan kusimpan abadi sampai akhir nanti
Gk, 20181228
(Genoveva Manohara)
KIDUNG RINDU
Aku menemukan bayangmu
Pada gelap malam yang berbalur sepi
Di antara riuh angin yang berbisik
Kidung rindu mengalun pilu
Menggema dari pelataran hati lembah sunyi
Dalam duduk diam kumerenda hati
Kusulam janji sambil menghitung hari
Berpuluh purnama kulewati sendiri
Kutabur mimpi pada semak rindu hati
Kekasih
Aku masih di sini bila engkau kembali
Gk, 20181226
(Genoveva Manohara)
AKU MENEMUKAN-MU
Akhirnya aku menemukan-Mu cinta
Dalam belantara luas pengembaraanku
Di laut lepas pelayaranku
Pada gunung gunung terjal pendakianku
Di lembah lembah sunyi pencarianku
Kutemukan cinta yang sederhana
Cinta yang sempurna
Cinta yang agung mulia
CintaMu padaku sungguh luar biasa
Hingga kulihat pelangi kasihMu
Nyata dalam hidupku
Gk, 20190102
(Genoveva Manohara)
AJARKAN PADAKU
Tuan
Ajarkan padaku tersenyum
Telah lama tersisih tawa dari bibirku
Aku terbiasa mengecap manisnya tuba
Sampai lidahku kelu bibirku kaku
Tuan
Ajarkan padaku tentang cinta
Sekian lama aku berjalan dalam lembah sunyi padang gersang seorang diri
Sampai aku lupa rasa dicintai
Lupa cara mencintai
Gk, 20190107
(Genoveva Manohara)
MELANGKAH BERSAMA
Nak, kemarilah duduk dekat Ibu
Lihatlah jalan di depan penuh tanjakan berliku
Kau tahu artinya
Di depan akan ada banyak cobaan dan hambatan
Tapi semua tak ada artinya bagiku
Selama kau masih bersamaku
Kaulah kubu benteng pertahananku
Untukmu badai kan kuterjang ombak kutantang
Tak ada aral yang sanggup melintang di jalanku
Nak, maafkan Ibu yang tak bisa menyediakan cinta yang sempurna
Cintaku cinta yang pincang
Cinta yang tak layak dikenang
Kaulah korban terbesar yang kupersembahkan diatas altar keegoisanku
Korban keegoisan Bapakmu juga orang orang dewasa disekitarmu
Nak, mari kugendong dalam hangat kasihku
Peluk erat Ibu
Kita melangkah bersama mewujudkan semua mimpimu
Lewat kokoh lengan Ibu raih angan yang kau bentangkan
Jangan biarkan tenggelam meski mentari lepas terbenam
Gk, 20190105
(Genoveva Manohara)
TUAN PEMILIK SENYUM REKAH
Tuan pemilik senyum rekah
Rinduku membuncah pada lengkung bibirmu
Yang mampu menghajar gundah
Aku memujamu sebagai manusia setengah Dewa
Pada diammu kutitipkan hitam putih kisah hidupku
Pada lembut tatapmu kulukis luka batinku
Tuan pemilik senyum rekah
Semalam kulihat rembulan tenggelam di matamu
Kuhanyut dalam cahaya magis senyummu
Sebegitu dekat aku padamu hingga mampu melihat kedalaman hatimu
Tuan yang selalu kurindu
Aku mencintaimu dalam bisu
Gk, 20190104
(Genoveva Manohara)
ATI LOLA
Saiki wis ambal warsa
Nanging ati iki isih tetep lola
Raga tanpa kanthi pepujaning ati
Tansyah nglangut ing sak dawane wengi
Ing pucuking angin
Ana suwara dumeling
Kapang kabuncang ati kumleyang
Aku samar nyawang mendung angendanu
Kaya kaya anggawa sasmita ala
Aku sumelang tresnaku nangsang ing pucuking awar awar
Mangka durung kober kawedar
Duh panguripan
Tega temen nyawang aku
Kang kekes lan njedindil
Awit ambrol tangisku
Dadi banjir bandang tanpa irama
Ngrubuhake payoning ati
Kendang sakehing kekuatanku
Duh Gusti
Welasana wak mami
Gk, 20190103
(Genoveva Manohara)
TELAH PERGI
Bumi berguncang pepat mengendap
Langit menggelegar tumpah air mata duka
Tiba tiba aku tergagap di kehampaan relung terdalam
Tak ada tempat berpijak
Terombang ambing aku dalam duka yang sangat
Berputar putar tanpa kendali tanpa arah
Telah pergi
Telah pergi seorang kekasih hati
Dari padang belantara sepiku
Dari lembah sunyi hatiku
Telah pergi
Telah pergi seorang kekasih hati
Membawa setumpuk kisah kasih
Juga menoreh luka di hati
Telah pergi
Telah pergi seorang kekasih hati
Gk, 20190117
(Genoveva Manohara)
SENYUMMU
Kuseduh kopi hitam di pagiku yang bisu
Kuaduk dalam puncak didih yang melelehkan kebekuan rindu
Kumenemukan senyummu di antara aroma kopi pagiku
Hangat pipiku karna senyum rekahmu
Senyummu menyeretku dalam ambigu
Penuh kenyataan yang ternyata hanya fatamorgana belaka
Antara ada dan tiada kuterima begitu nyata
Tanpa kecewa meski lara tercipta
Dalam diam tercipta cinta yang agung
Cinta penuh selubung
Kukemas rasaku dalam bait puisi bisu
Aku begitu puas boleh mencintai bayangmu
Aku menjaga hati dan rasaku hanya untukmu
Gk, 20190116
(Genoveva Manohara)
HUJAN RINDU
Hujan dan rindu
Adalah kolaborasi yang menikam jiwa
Mencipta gerimis di mata
Tapi kemarau panjang menjelma di hati
Meranggas sukmaku tanpa hadirmu
Nda
Sampai kapan kau berdiam diri
Sedang hujan rindu selalu membanjiri
Menenggelamkanku dalam kubang sunyi
Sampai kapan kuharus menunggu
Kutup hati untuk menyatu
Nda
Pada rintik hujan kali ini
Kutitipkan rindu untukmu
Kusulam harapku tanpa malu
Bila hujan reda nanti
Kau datang menghampiri
Gk, 20190114
(Genoveva Manohara)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar