Jumat, 18 Januari 2019
Kumpulan Puisi Wawan Setiawan Labura - NYANYIAN DIATAS BUKIT
( Puisi utk event lomba cipta dan baca puisi tingkat Asia Tenggara di malaysia )
“ NYANYIAN DIATAS BUKIT “
Karya : Wawan Setiawan Labura
Kurangkai kata bersajak melukis wajah Indonesia
Kubingkai untai kata bermakna dalam puisi
Pandang dengan hati bersih dan bukan ego
Baca pelan-pelan keindahan yang kutuang diatas kertas kumal
Masukkan kedalam naluri dan rasakan keindahan bahasa
Untuk hadirkan cinta pada dinding hati putih
Owwwwwhhhh ..... naluri keindahan dan bukan semu
Lukiskan cinta dengan bahasa dan sastra Indah
Racik ragam budaya dalam pelukan khatulistiwa
Jadikan sajian tunggal satu rasa dalam melodi
Dan nyanyikan diatas bukit sana
Nyanyikan terus dan jangan berhenti biar suara mulai sumbang
Kuaskan tinta cinta berbungkus bahasa dan sastra, dikaki langit
Lukiskan terus dan jangan berhenti sampai dunia melihat mu
Lihat disana ...
Lihat garis hitam memanjang dibatas langit
Cinta lahirkan satu benteng kokoh tak tertembuskan
Tidak lekang digilas zaman ...
Tidak tergoda sapa budaya luar
Dia benteng pemersatu bangsa !!
Diujung malam, 27 Agustus 2018
“ ARTI KEHIDUPAN “
Karya : Wawan Setiawan Labura
Hati ku bicara di samping hati mu
Ketika bias bayang semu mulai melukis satu wajah
Hati ku berbisik jauh kedalam hati mu
Ketika senyum itu hampir menghilang dari sudut bibir
Hati ku menjerit merobek pekatnya malam
Ketika tak lagi bisa bercerita dengan mu tentang sebuah arti
Telinga ini tak lagi mendengar suara merdu yang selama ini ada
Kobaran api di dada terasa hanyut menyusut
Landasan yang ku pijak terasa bergerak menjauh
Pantai pun terlihat hanya sebuah garis hitam memanjang
Arah pun mulai keluar dari kompas nahoda
Bak sepotong sabut mengambang dipermainkan gelombang
Mampukah harungi samudra tanpa batas ??
Aku tak tahu berada di mana
Gelap pekat sampai jari sendiri tak terlihat
Apakah aku ada di batas masa ?
Tanpa seorang yang mengisi kehidupan
Lihatlah kemari dari balik fajar
Aku yang tersesat di samudra hati
Lihat di dalam bola mata ini ada satu pena
Yang akan aku tuliskan pada layar hati dan imaginasi mu
Sehingga kau bisa membaca dan mengenang satu makna
Arti kehidupan ku
“ HATI BERBINGKAI DARAH “
Cetusan : Wawan Setiawan Labura
Jejak darah kering di belakang sudah lama ada
Berasal dari retakan hati berdenyut
Tidak akan pernah sembuh selagi rasa itu ada
Rasa yang terbungkus harapan yang entah di mana
Tergantung meliuk pada tali awan
Tak lagi bisa aku memilih hati yang utuh
Semua robek berbingkai darah segar
Sujudku membekas dalam
Aku pun tersungkur dalam lolongan berkepanjangan
Harap setitik sinar dari sang Empunya hati
Mengiring langkah kaki telanjang
Di dalam lukisan malam
Bisakah kau dengar suara jejak kaki tersedak ?
Dapatkah kau dengar lolongan di tengah malam buta ?
Mungkinkah kau dengar lagu sumbang yang aku nyanyikan ?
Bersama retaknya hati berbingkai darah ........
“ MEMBAKAR JIWA “
Buah pena : Wawan Setiawan Labura
Kubakar sendiri jiwa dalam dada ini dengan satu puisi
Karena ku tahu semangat yang selama ini ada hilang tersaput angin tornado
Aku tak bisa melihat nya lagi
Aku kini berdiri diatas lumpur penghisap dengan kesendirian ku
Yang setiap saat siap menelan diri ku
Landasan pun lenyap bagai kayu dimakan rabuk
Aku tak tahu mengapa ....
Ku tuliskan puisi ini dan jadikan api
Yang bisa membakar sampai puncak imaginasi
Dan ku ukir nama pada dinding langit
Aku teriakkan rasa pada hati membeku
Agar dunia tahu aku masih ada
Agar mereka tahu aku sudah ada disana
Kubakar jiwa ini dengan puisi, tak perduli
Biar semua tak ada membekas lagi
Biar semua hilang tak kenal rimba
Ulurkan tangan raih satu nama
Tak hiraukan layar hati telah robek-robek
Tangan kokoh genggam temali berserak
Biar pantai selarik garis hitam memanjang dibelakang
Aku tak kan pulang sebelum teriak kemenangan menggelegar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar