# RAPUH #
Simponi Angin Malam,
Menemani Langkah Kehidupan,
Bersama Sinar Temaram,
Satu Cerita Bertaburkan Kegetiran,
Hadir di dalam Hati yang Dalam.
Tak pernah dapat ku berlalu,
Kala Sinar Cahaya Menerangi ku,
Bersama Canda Tawa mu,
Menemani Perjalanan Cinta ku,
Dan Untuk bersama mu aku tak mampu.
Ku tahu Kodratnya diri ini,
Tak mungkin dapat mengikat Permata,
Permata Cinta yang kau beri,
Kepada diriku seorang insan biasa,
Yang hidub hanya menjadi seorang Petani.
Keraguan ini mengalir semangkin Deras,
Ketiadaan ini nanti kan menjadi Bencana,
Kala nanti Cinta ku ini di Ambang Batas,
Yang akan meninggalkan Derita Lara,
Dan menjadi Cemoohan di Tajamnya Cadas.
Kian Rapuh kini Cinta yang Membelenggu,
Dan tak pantas aku untuk bersamamu,
Karena ku yakin Cinta ini hanya sekejab Waktu,
Di kakla nanti engkau dapat bertemu,
Dengan seseorang yang Setara dengan Hidupmu.
By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 05:02:2014 )
------------------000-----------------
# LIRIH DI SENJA KELABU #
Tak dapat ku melepas,
Cinta yang telah terangkai Indah,
Membuat seakan terhempas di Batuan Cadas,
Harapan pun kini menjadi Lirih,
Menatap Senja yang kian Gerimis.
Genggaman tangan yang kau Lepaskan,
Tergapai menanti bersama Harapan,
Di antara keping2 Kepedihan,
Tetesan Air Mata pun tak Lagi terasakan,
Mengalir bersama rintik Hujan.
Tak dapat jua ku Sesali,
semua kini telah menjadi Bukti,
Di dalam setiab Keikhlasan diri,
Ku Lepaskan jua Ikatan cinta ini,
Karena Cinta tak selamanya harus Memiliki.
Diam ku bersama Jeritan,
Menggelegar di antara Tebing2 Tinggi,
Yang mungkin tak dapat kau rasakan,
Di dalam Sanubari mu yang Suci,
Karena Cinta Kasih Sayang ini telah Terabaikan.
Selamat Jalan Kasih ku,
Ku Iring Langkah mu di segenab Doa ku,
Mungkin dialah sesungguhnya Impianmu,
Yang telah menjadi Pilihan ke dua Orang Tuamu,
Karena aku hanya akan mejadi Kenangan Sendu Kelabumu.
By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 3
------------------000-----------------
# KEMARAU CINTA #
Entah di mana kini Mendung,
Membawa Hujan yang di nanti2,
Basahi tanah yang Gersang,
Bersama Indah warana Pelangi,
Agar bersemi Bunga Cinta Kasih dan Sayang.
Kian Lengkang kini Harapan,
Di Panas Kemarau ku kekeringan,
Tersiksa di dalam angan2,
Lamunan ku hilang di pejalanan,
Melangkah Tertaih tampa Pedoman.
Desah kini kian Resah,
Harapan Cinta ku kian Rapuh,
Di antara Rintih yang Bergemuruh,
Bersama Langkah kaki yang Lelah,
Menemani Lara bersama Resah.
Sedang Malam ku sapa tak bercahaya,
Kemerlib Bintang pun tiada Menjelma,
Di dalam Gelab aku Meraba,
Mendera Rasa setiab Gelora,
Sedangkan Hasrat Rindu ku ingin Bermanja.
Kemana lagi mencari arti Rasanya diri,
Tiada Sapa yang Menyapa Lara ku ini,
Untuk dapat menghibur Sunyi dan Sepi,
Walau bagai mencarai Mimpi di dalam Mimpi.
By : LUmbanmg KAyung ( Tanjung Balai 01:02:2014 )
------------------000-----------------
# GELORA RINDU #
Samar ku lihat bayangmu,
Menemani Kerinduan,
Seiring putaran Waktu,
Kurasakan suatu penantian,
Dalam kesetiaan mu pada ku.
Tak dapak ku lepaskan Bayang mu,
Tak lelah ku puji Kesolehan mu,
Sedang pesan mu bagai kan Wahyu,
Menjadi Doa di dalam Langkahku,
Yang tersimpan di Ruang Kalbu.
Andai kan kau ada disini,
Menemani kerinduan Hati,
Menerangi Gelab dan Sunyi,
Memberi canda di malam ini,
Mengukirkan semua kisah Cinta Suci.
Aku untuk mu,
Menjadi satu dalam Cinta,
yang akan di penuhi Restu,
Bersandarkan Adab dan agama,
Dalam halalnya Cumbu dan Rayu.
Wahai Gelora Angan,
Katakan kepada Tiupan Angin,
Aku yang dilanda Kerinduan,
Rindu yang tak dapat ku Lepaskan.
------------------000-----------------
# TAKDIR DAN IMPIAN #
Kerikil2 telah melukai,
Telapak kaki di langgkah yang Lelah,
Semua bagai tiada berarti,
Membuat seakan ingin Rebah,
Mencari Mimpi di Siang Hari.
Ku cari jua setiab Impian,
Di antara Lorong kehidupan,
Dengan Langkah yang kian perlahan,
Ingin ku Gapaikan sebuah Angan,
Untuk menjadi Bekal di masa depan.
Terima kasih Illahi,
Moga semua bukan menjadi Mimpi,
Tapi menjadi Rahmat yang kau Ridhoi,
Sebagai pengganti Lelah ini,
Dalam mengais setiab Rejeki.
Terima Kasih ya Robbi,
Atas nafas yang masih berhembus ini,
Atas nama cinta yang kau Beri,
Dari kesetiaan yang kami Miliki,
Dalam menjalani Takdir yang kau Beri.
Untukmu Jangan bersedih Sayang,
Biar pun Lelah ini menyakitkan,
Buang semua setiab rasa Bimbang,
Ini semua kulakukan demi Kebahagiaan.
By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 27:01:2014 )
------------------000-----------------
# HASRAT HAMPA #
Di antara keramaian ku berjalan,
Pikiran dalam keheningan,
Hampa tiada Harapan,
Menatap kosong dalam Angan,
Membuat semuanya tiada berkesan.
Semua bagai tiada berkesan,
Menatap Mendung di Angkasa,
Sedangkan Bibir ini tak ingin Bicara,
Tentang Hasrat di dalam Gelora,
Yang kian lama kian Menyiksa.
Entah kemana lagi mencari arah,
Dalam setiab tujuan dan Langkah,
Sedang Rasa ini kian Resah,
Membuat seakan Alam tak lagi Ramah,
Di dalam menjalani setiab Kisah.
Tak Lelah Doa ku panjatkan,
Tak sudah menanti dalam pencarian,
Namun Kebahagiaan tak juga ku temukan,
Membuat hidup seakan tiada berkesan,
Bagai Bayi mati di dalam Kandugan.
dahagaku kini tak kunjung henti,
Lelah sudah menjadi sangsi Diri,
Sedang Impian yang selama ini di nanti,
Tak tergapai jua hingga kini,
Sedangkan Hati dalam mencari kesalahan Diri ini.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 18:01:2014)
------------------000-----------------
# SINAR MENTARI SENJA #
Senja ini,
Warna keemasan menerangi,
Warna sinar Mentari,
Menerangi kesendirian ini,
Menjadi benderang yang sangat Asri.
Sapaan sang Bayu yang Manja,
Lembut membelai Tubuh Lelah,
Yang meretas semua Dahaga,
Membuat Tubuh ini seakan ingin Merebah,
Melepaskan Lelah walau sesaat saja.
Ku Sukuri apa yang ku bisa,
Senyuman di Bibir begitu Hangat,
Teringatkan kamu yang di sana,
Yang ku Rindu di sepanjang Hayat,
Bersama buah Hati Kasih sayang Cinta.
Rasanya aku ingin segera pulang,
Melepaskan semua Kerinduan,
Biar letih ini segera Hilang,
Bersama Cinta yang erat di Pelukan,
Yang penuh Kebahagiaan Kasih Sayang.
Senja kini kian Menghilang,
Kerinduan ini kian menyiksa,
Ku berdoa diantara kita tiada rasa Bimbang,
Bersama Janji yang Suci Mulia,
Hingga aku Kembali pulang dengan Kasih Sayang.
By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 17:01:2014 )
------------------000-----------------
# MENANTI #
Entah bagai mana Rasa ini,
Malam ku sangka Pagi,
Siang aku bermimpi,
Senja bak menanti Pelangi,
Yang menemani ku sendiri di sini.
Kemana aku kan Melangkah,
Debar Jantung Beriring Gelisah,
Hembusan Nafaspun kian Resah,
Bersama Harapan yang kian Bergemuruh,
Di dalam Gelora yang semangkin Resah.
Ku coba jua memanggil Keyakinan,
Namun Hasrat kian Menekan,
Menunggu Waktu yang tak akan Terlewatkan,
Yang mungkin tak dapat ku lupakan,
Di sepanjang Usia dalam Kehidupan.
Lama sudah ku nanti2,
Saat2 seperti ini,
Berdua bersama Impian Hati,
Dan memberikan kuntum Bunga Cinta ini,
Seperti mimpi2 ku di sepanjang Hari.
Resah Gelisah kini menghilang,
Kulihat engakau berjalan melangkah perlahan,
Begitu Indah di antara Bintang2,
Memberi Cahaya dari tingginya Awan,
Yang ku nanti dengan penuh Debar Kasih Sayang.
By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 06:02:2014 )
------------------000-----------------
# GEMERSIK DEDAUNAN #
Hembusan Angin bertiub perlahan,
Mengusik Helai Dedaunan,
Di saat aku Kesorangan,
Berteman Malam tampa Rembulan,
Tampa Kemerlib Bintan2 di atas Awan.
Entah apa yang hendak di kata,
Kepada siapa lag diri ini bertanya,
Sedang Malam semangkin Gelab Gulita,
Hanya Helai daun2 yang memberi Suara,
Bergemersik menghibur Derita.
Kadang aku terlena juga,
Kala kenangan mengusik Jiwa,
Ingat di saat kita bersama,
Bercanda mengukir indahnya kisah Cinta,
Dalam Gelombang Hangatnya Asmara.
Namun semua tiada lagi Arti,
Tiada lagi dirimu menemani ku disini,
Dalam menikmati indahnya Hari2,
Seperti Waktu yang pernah kita lalui,
Berdua Bersama saling mengucapkan Janji.
Tapi kini hanya tinggal kenangan,
Kerinduan tak mungkin dapat lagi terwujutkan,
Sedangkan Janjii hanya meninggalkan kenangan,
Dan Perpisahan ini sudah di tentukan,
Yang menjadi takdir atas kehendaknya Tuhan.
By : LUmbang KAyung ( Tanjung Balai 08:02:2014 )
------------------000-----------------
# RENUNGAN HAWA NAFSU #
Kala ku melihat Mentari,
Ku sambut hangat tuk menerangi,
Namun ku menghindar pergi,
Sembunyi jauh dari panasnya Hari,
Ku tau Terik akan membakar Kulit Ari.
Bilaku pandang malam Temaram,
Cahaya Rembulan Indah di waktu Malam,
Bagaikan cahaya Batu Pualam,
Ku raba Sepi dalam Kesendirian,
Ada gelisak Mengusik yang Terpenpam.
Lama ku rasa untuk Merenung,
Tak lagi Terik Menjadi kegelisahan,
Sedang Malam kadang tak Berbintang,
Tampa adanya sinar Rembulan,
Dalam tatapan menembus tingginya Anwang2.
Namun ku Pahami takdir diri,
Keinginan mengundang Ambisi,
Namun ku jangan sampai menjadikan lupa diri,
Dan Ambisi Jangan berteman kan Hawa Nafsu Hati,
Kala hidub di dalam Dunia ini.
Kadang semua terpandang bagai Rekayasa,
Menjadi nyata atas kehendak yang Maha Kuasa,
Menjadikan apa yang ingin hendak ia Cipta,
Seumpama aku Layaknya Manusia biasa,
Yang menjalani Takdir bersama Akal dan Pikirannya.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 12:02:2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar