Masihkah kau di sana memikirkanku
Atau malah kau coba mencuci sisa-sisa goresan penaku yang telah mengotori tirai peraduanmu?
Aku masih saja terkekang di ruang tak berpintu ini
Dan masih mencoba mengukir aroma wangimu dulu.
Yang Pernah kau tinggalkan di permukaan otakku
Jujur saja aku merasa hampir kehilanganmu
Meskipun aku sadar bahwa aku belum pernah memilikimu
Lelapkan saja agar aku tak pernah sempat mencuri mimpimu
Bagiku cukup secawan arak saja
Aku sudah bosan memaksa otakku bermimpi
Sebab inilah mimpi, segalanya mimpi
Dan aku tak pernah merasa terbangun
Untuk bercerita kepadamu atau kepada siapapun
Lebih baik sekarang kubiarkan saja engkau dengan segala inginmu
Dan aku cukup memandangimu sambil bersiul
Lalu memutar sebuah lagu yang dulu biasa kita dengar bersama
Sayang sekali, penaku sudah hampir patah
Padahal sajak ini belum selesai.
Oleh : Putra Pengembara Azza
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar