Sabtu, 31 Januari 2015
Kumpulan Puisi Adipati Anzara - MERETAS JIWA
"TAK TONTU RABO"
Karya : Adipati Anzara
------~ lintang pukang
macam kono pungkang
golek talontang
taraso macam tajurangkang
hongkih sudah mamirik
tak jugo ado nang tabontang
sampek basongalan
sagalo sondi sondi
padahal tak pala ondak manggomak
manjomput sajo pun tak jugo ado ale
~------
"MERETAS JIWA"
Karya : Adipati Anzara
kusut itu makin sembrawut
bahkan mulai melilit jemari kanan-ku.....
dia percikkan setitik
mencoreng wajah-ku
>>>>>
berulang ku-tarik nafas dan tanya ke pikir juga rasa
Oh Dunia Anugerah
seakan Hidup terpersalahkan
dia kunyah
hati-nya sendiri
----------------
ATAUKAN TIADA ADA
genap tujuh hitungan
menabur butir-butir mungkin
ke lahan subur membentang
berharap kelak akan
daun telinga serasa memar
silih berganti dengan desingan
semakin jauh
semakin dalam
semakin malam ini
terapung mengambang
ayunan langkah gontai
meliuk serempet risau
terpuruk lagi air muka dipancuran teduh aliran jernih tetesan cinta
Ooh....
tiada ku apapun
bagaimana dimana ada
ITU AGAR KAMI
malu ku juga jangan lagi
dan bawa apa ku pagi ini
**03.47 AM
tebing terjal kering
---------------
seketika
tak tersadari meluap
lewati cerobong berlidah
semprotkan sekendi kata
menahan tak kuasa lagi
saat sombong dia unggah
menampar paras teduh
pengusung tandu
menawar cara
bukan lagi waktu mu
menakar tanda
jangan sebut jika itu tanya
SETIDAKNYA MIRIP
Karya : Adipati Anzara
o--------
tarikan nafas berulang kuhenyakkan
kandas kedinding rasa
biarkan beberapa saat
menyimak senandung halus belahan sadar
ucapan kata demi kata kukumpul dan susun sebisanya
dan kini bertuliskan:____
"menepilah sesaat.....
agar mereka leluasa dan tak kesulitan karena mu"
tertunduk aku
mengangguk hatiku
---------o
-----------------------------------
seketika
tak tersadari meluap
lewati cerobong berlidah
semprotkan sekendi kata
menahan tak kuasa lagi
saat sombong dia unggah
menampar paras teduh
pengusung tandu
menawar cara
bukan lagi waktu mu
menakar tanda
jangan sebut jika itu tanya
AKAN ITU MASIH
kabut itu semakin menipis
perjelas apa dibalik kesamaran
bayangan gelap
beranjak walau perlahan
redakan lelah
lega dipeluk asa
* pertengan malam
melintas tanda
14februari2015 01.30
ALTAR PINK PERSEMBAHAN
punggung dan bokong itu
tersandar
di
mata berbinar bandot lasak
pengelana gairah
bibir merah binal
para pengulum susuan iblis
nikmati tarian syahwat liar
rapuh diterik gelora bangga
bernanah
-----------------------
betapa lusuhnya aku
betapa kumuhnya aku
betapa terpuruknya aku
betapa terhenyaknya aku
terhimpit pose wibawa dan tintingan uncang lembaran2 kertas bertanda rupiah
kau timpuk aku
C = DO
TANGGA NADA KITA
duhai bintang
kerliplah sedikit beriku tanda
jika dia terlihat malam ini
memandang angkasa berharap terlihat daku
melintas sekilas digelap langit
kan kuseru ke angin lalu
bisikkan pesan senandung rindu
berharap irama rasa
teradon harmoni untuk kami
>>>
ADIPATI ANZARA
kota kisaran 02.54
--------------------
kulit ari yang kering berjuta hari dipanggang kobaran ambisi dan mentari
keriput menambah jumlah ukiran membentuk goresan abrak seujung pangkal
kapan belum terlihat kelak
kelak tak isyaratkan tatkala
telapak kaki
retak menggumpal
telapak tangan
terkupas waktu
hati tak jera pahapkan masih
nalar tak henti mencari dan lagi
lintas tanya
lantas tak jua
berulang berganti
silih selisih
*kisaran
23februari2015 02.20
masih mencari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar