Senin, 12 Januari 2015
Kumpulan Puisi Topan Kejora - TAFAKUR
TAFAKUR
Karya : Topan Kejora
khawatir, terlampau berat diusung
hingga mahluk yang mudah terbujuk
dan gemar mengacungkan telunjuk
terpilih sebagai pewaris titah suciMu
sebelas bintang, matahari dan bulan
tanpa ragu berlutut menghormatimu
sebab amanah suci yang enggan dipikul
langit, bumi dan gemunung termenung
(duhai yang Mahasempurna
ampuni sombong dan bodohku!)
wahai! tatkala tenaga semakin uzur
pun bertambah beban tiap kedipan
sebab proses kodrat sebagai kafilah
berbekal tajam lidah tersarung madah
yang lindap terkepung penjuru maut
bagai gerak kiambang bertaut
entahlah, sujudmu sendiri
terbujur pun aku sendiri
(pemilik mushaf al-firdaus
ampuniku sebelum Kau akhiri)
-------------------------------------------
TWA, 031015;
Borneo – Indonesia.
DEBURAN PANTAI
Aku deburan
kau pantai
Berangin, berhujan, bersalju dan beku
dari gelap hingga terang tak peduli.
Aku senantiasa mendekapmu
dan kau sambut aku tak mengenal hari.
Untuk mengetahui indahnya pantai,
harus bersih pasir serta teduh membiru lautmu.
Jika semakin riuh canda, dahsyatlah pesona itu,
jika semakin jenuh tatapan, pesonamu kecundang.
Tapi,
aku tak peduli,
hadirku selalu setia menemani
hingga semua penilaian mahluk mati.
Sebab daku impian
sedang dikau harapan.
----------------------------------
TWA; 110115,
Borneo – Indonesia.
YANG SEBATANG
Yang padaku padamu
Ada sumbu tersulut ilmu
Meleleh biar di batang tubuh
Makbul doa terang cahayanya
Teguh tegaklah engkau member
Yang suram butacahaya butalah dia
Yang disapa tak berbunyi
Yang asal berani asal jadi adanya
Yang lepaslah kau dari kelam hitamnya
Terkunci terkancing mara, Alhamdu …
Berkat kebaikan Sang Empunya Cahaya
--------------------------------------------------
TWA; 160115, Borneo – Indonesia.
LANGIT MASIH MEMBATIK
Tik tik tik, tak siangmalam
Rebah air langit-Mu
Sejuklah ubun-ubunku
Asalmuasal kun fayakun
Rintik lebat kutadah
Faedah menapak bumi
Kita miliki
ya kita ya aku ya kau
Tik tik tik, tak siangmalam
sejak dahulu nafasnya sama, dengus kita
yang beda. Bayangkan kalau tak diberi samasekali
mau jadi apa bumi, tak bersemi birahi batang tubuh insani
yang padaku padamu padakita
pasti kering dan mati!
-----------------------------
Topan Wahyudi Asri,
230115 ; Borneo – Indonesia.
Ilustrasi: www.lightinthebox.com
PENYULAM CAHAYA
Ketukan-ketukan cair akhirnya menjadi deras
tatkala mahluk si gandabisa mulai khusyuk
menabur kemilau bahasa sebesar zarah
pada sepetak lahan kosong putih suci
dalam sunyi kepungan cahaya
sambil mereguk tangis
Tanpa prasangka
kemudian berharap agar detak
yang selalu sulung tak mentakdirkan
yatim di keriuhan tetes berujung decak payah
bersarung suam mesranya rindu La Ilaha Illallah
hingga ke sumsum doa Muhammadar Rasulullah
Matahari tidak berseri
Bulan tidak bercahaya
Khidir menangkis tanya
Penyair membakar diri
mencantum cahaya
di alif ya bata ya
Ya kata ya kita
kun aku
tak kunjung
Seujung kuku Kun-Nya
----------------------------------------------
Topan Wahyudi Asri,
060215; Borneo – Indonesia.
Ilustrasi: pendoasion.wordpress.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Terima kasih Bos Memed.. :)
BalasHapusOke bang...
Hapus