RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 09 Februari 2019

Kumpulan Puisi Ade Saputra Sunankaligandu - PEREMPUAN DI UFUK SENJA


Bukan Puisi
By. Ade Saputra Sunankaligandu


Alkisah, di negeri para kurcaci
Demokrasi, sekedar bungkus kuaci
Hak asasi, pemanis kopi pagi
Demi citra, pembungkus ambisi

Ingat, penguasanya tak pernah salah
Aturan, diputar tuk pembenaran
Agar kursi, tetap aman
Siapa pun penentang, harus musnah

Rakyat jelata, obyek wacana
Agar terlihat adil dan bijaksana
Realita, pengusaha yang kian buncit
Sementara sang jelata, kian terjepit

Sangatlah peka, sang penguasa
Pada nasib pencari kerja
Hingga impor tenaga kerja cina
Sungguh !, luar binasa

#DewaBumiRaflesia_06_02_19





Perempuan Di Ufuk Senja
By. Ade Saputra Sunankaligandu


Perempuan di ufuk senja, ratapi diri
Yang terbaring di altar sepi
Meronca, rupa aksara bertinta jingga
Guratkan, garis miris rerona dahaga

Perempuan di ufuk senja, melukis mimpi
Pada mega - mega di jumantara
Warnai hati dengan rerona pelangi
Melukis asa yang masih tersisa

Perempuan di ufuk senja, mematri hati
Dengan bara cinta yang menyala
Pada seraut rupa pembawa lentera
Yang kan terangi jalanan elegi

Perempuan di ufuk senja, damailah
Dalam dekap hangat asmara
Dalam belai lembut kasih mesra
Dalam legenda cinta bertasbih

#DewaBumiRaflesia_04_02_19





Pemimpi Paling Seksi
By. Ade Saputra Sunankaligandu


Sebut saja aku, sahaya
Yang mati suri ditikam alibi
Ketika renda rupa mimpi
Pada utas kanvas realita

Sebut saja aku, binasa
Luluh bersimpuh di titik nadir
Kepak sayap di atas pasir
Terbangkan debu paradigma buta

Sebut saja aku, sahaya yang binasa
Buta netra pada sepucuk rindu
Nan pijarkan bintik binar ambigu
Tentang "Yin" atau "Yang" bertahta

Sebut saja aku, pemimpi paling seksi
Yang mematri mimpi tanpa illusi
Pada pucuk ilalang gersang
Di hamparan sahara tak berujung

#DewaBumiRaflesia_02_02_19





Menembus Batas
By. Ade Saputra Sunankaligandu

Kulukis senyuman hati
Sang bidadari nun di awan
Pada secarik kanvas imaji
Dalam taman labirin

Cinta, pada arca di gelas kaca
Bisukan bisingnya nalar
Diam, dalam riuh para angkara
hanya nurani lesatkan suar

Biarkan, ini tertata rapi
Dalam dimensi sepi
Sebab cinta tanpa rupa
Biarkan, rindu ini tersandera

Sesaat saja
Hanya sehela napas
Lalu, semua jadi nyata
Tanpa sekat pembatas

#DewaBumiRaflesia_30_01_19





Aku Dan Biduk Kita
By. Ade Saputra Sunankaligandu


Langkah kita hingga ujung senja
Lalui pagi hingga terik mentari
Menabur benih - benih kasturi
Tapaki jalanan legenda suka duka

Kita, kayuh biduk di atas samudera
Gelombang datang tanpa diundang
Namun, biduk ini kembali tenang
Karena nakhoda masih perkasa

Menghadang ombak menerjang
Menghalau badai menghantam
Cukup diam
Penawar segala aral melintang

#DewaBumiRaflesia_30_01_19





Arah Langkah
By. Ade Saputra Sunankaligandu


Kita, terbang di awang
Menggapai bintang benderang
Menembus pekatnya malam
Lalui dimensi tak bermusim

Kita, mengeja rupa aksara
Dengan aneka rerona warna
Jengkali tiap inci ruang hati
Deraikan bebulir bening prasasti

Mengapa, mesti ambigu jadi benalu
Biar saja, jalan ini penuh liku
Bertabur onak serta duri
Jalani, dengan segala ambisi

#DewaBumiRaflesia_29_01_19




Tidurlah Sayang
By. Ade Saputra Sunankaligandu

Tidurlah sayang
Agar ada jedamu, menganyam bait bohong
Agar ada jedamu, menyebar cinta dusta
Agar ada jedamu, menoreh rupa luka

Tidurlah sayang
Lipat sayap angan, tuk terbang melayang
Hinggapi ranting - ranting kering
Agar patah, untuk kau buang

Tidurlah sayang
Jangan menjadi kunti
Yang hantui, sosok berbayang
Jadilah insani, pecinta sejati

#DewaBumiRaflesia_11_02_19





Nyanyian Senja
By. Ade Saputra Sunankaligandu


Nanar, senja di ufuk jingga
Siluet, ronakan cahaya rindu
Pada kuncup kelopak syahdu
Yang basah di sudut beranda

Kau, warnai hari dengan pelangi
Meski rinai jatuh di sudut netra
Berwarna cinta yang jelata
Hingga asah ambigu sunyi

Mengapa, tak kau raba
Dengan sayap-sayap angin
Yang terbangkan rima harmonika
Senandungkan kidung angan

Tetaplah, berdiri di altar janji
Nyanyikan melodi memori
Agar tak ada lagi rintik rinai
Atau tirai-tirai alibi

#DewaBumiRaflesia_10_02_19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar