RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 09 Februari 2019

Kumpulan Puisi Muhammad Jayadi - HUJAN YANG MEMBERI ARTI


DAUN KEINDAHAN JIWA

Lembar daun kehidupan
Segar menawan, bertahan pada nilai keindahan
Kemurnian yang terjaga dengan selalu menengok hati
Menjaga cerlang cahya menggapai mimpi
Di sini
Di garis kesadaran ingin menjadi sejati diri.

Kalsel 03-02-2019
Muhammad Jayadi





JEJAK
Oleh : Muhammad Jayadi


Pagi yang mengandung kabut
Pecah dalam warna sinar matahari
Kehidupan sehari-hari berjalan
Menerima segala hadir
Pandang dan resapi segala nilai
Menembus relung yang tak tergapai
Dengan menajamkan jarum hati
Pada sekian jejak perjalanan diri.

Halong Kalsel 31-01-2019





DALAM SEBUAH PERJALANAN HIDUP
Muhammad Jayadi

Setengah bisu, aku menatap sepi angin bergoyang di tepi dahan menarikan daun-daun hijau yang indah. Menghidupkan ranting-ranting jiwa di urat nadi yang menari dalam detak waktu menelusuri penghidupan seperti sosok manusia lainnya dan mencintai misteri alam ciptaan Tuhan yang indah. Mencintai tiap saat kejadian yang menjadi kenangan antara pahit manis jejak mata mimpi.

Setelah jauh terasa aku berjalan, menemukanlah diriku dalam lembah rasa bahwa aku harus dan harus berjalan menempuh puncak keringanan diri menerima dari segala pemberian Tuhan, jejak musibah, derita dan duka, bahkan kebahagiaan.
Dan mensyukuri tiap hirupan nafas yang menghirup udara yang telah diberikan-Nya.

Musik terindah bagi jiwa ialah kebenaran yang bersembunyi di dalam hati dan meneriakkan nyanyian putih suci pada tatapan mata hati yang bersemi indah dan menjadikan kehidupan penuh arti menuju kemuliaan yang menyeluruh, menjadikan hidup tinggi dan tak redup cahaya atas kembara menaiki pohon jiwa hijau rindang dan mencampakkan kerendahan nafsu
di bawah pijakan kaki.

Loa Buah Samarinda, Maret 2007





ISYARAT PAGI YANG KUTANGKAP
Muhammad Jayadi


Kujadikan dingin jadi isyarat kebisuan yang indah untuk jadi penyejuk seluruh jiwa ragaku.

Dan pagi berdendang bersama burung yang penuh kicau dan racau yang penuh semangat kerinduan. Menyanyikan hari-hari bersemi.

Udara bergelora nafas kehidupan membentuk sebuah dunia yang berada dalam jiwa diri sendiri. Untuk menjadi sebuah arti dari berbagai jejak kaki yang kesana dan kemari menempuh perjalanan berliku.

Awan putih kesejukan di dalam jiwa tumpah menyuarakan teriakan hati nurani yang ingin menyanyi kebenaran dan memperoleh nilai dari segala kenyataan di depan mata yang menyorot letih dengan luka di dada.

Lantas diriku sendiri adanya, lantunan dari segala kenyataan yang diciptakan Tuhan yang maha kuasa.
Menjadikanku. Menjadikanmu.

Lebih dari kebisuan ini, bersama dengan gerak tangan mengayun pena di atas kertas yang tak bisa berkata, untuk berkata dengan kata-kata dari kegetiran sukma yang terbelenggu beban-beban dunia.

Suatu pandang mata dari banyaknya manusia hidup telah redup. Layu dan jemu karena tak menemukan keasyikan bernyanyi dalam menjalani hari-hari ini.

Lalu sinar matahari, menyembul, menyinari wajahku yang setengah bermimpi melihat dari segala kekeringan dari jiwa yang lapar dan dahaga dari sebuah nilai pandang mata hati pada dunia penuh cedera.

Loa Buah Samarinda, Maret 2007





DOA HUJAN


Hujan deras mengguyur malam
Ketika sunyi tidur di mata manusia
Dan berharap saja aku, akan karunia melimpah
Di rinai hujan ini
Dan dosa-dosa kami terampuni
Beserta tetesan air hujan yang membasahi hati yang kering ini

Rahmat-Mu ya Allah kami pinta
Ampunilah kami
Atas dosa-dosa kami
Aamiin.

Halong 27-01-2019





ZIKIR
Muhammad Jayadi


Memilin putih cahaya
Di lembar pagi bertahta.

Halong 28-01-2019





DUNIA YANG TUA
Muhammad Jayadi


Hari panas, seperti sarapan dengan menu matahari terhidang di meja. Jendela terbuka menunggu angin masuk menyejukkan badan. Sunyinya daerah ini seperti sunyinya jiwaku yang telah beku beradu dengan terjangan igauan mimpi-mimpi dunia penuh tipu. Angkasa terik matahari terjerat titik air mata kebisuan.
Jadi basah hari. Jadi buyar lamunan.

Detak jam, detak waktu, detak hari-hari ini, hari-hari berlalu. Kududuk terbius angin senja merah. Lambaian pohon-pohon dan bisik kerinduan pada hati makin bertengger, makin berkutat erat. Mimpi dan hanyalah mimpi di angkasa paling jauh, gemetar jiwa mengayuh mabuk racau sandiwara ini. Bersusun barisan ketakutan pada hidup berdebu. Meskipun kata-kata bukanlah apa-apa tapi bisa jadi hibur pada saat-saat duka, sebagai kenangan untuk sunggingkan senyum secuil di bibir yang mengatakan perih pada derita yang panjang.

Loa Buah Samarinda, Maret 2007





HUJAN YANG MEMBERI ARTI
Muhammad Jayadi


Hujan dan dingin, satu lipatan dalam aroma hari-hari murung dan beku. Liukan hari-hari bermain di ujung mata dan sepasang tangan berdoa, meminta ampun dosa, meminta rahmat masuk di dada.

Kuyup jiwa di basahi noda-noda, menyelimut ribuan mimpi yang kotorkan suasana hari-hari terbata. Remang. Ribuan kali mencoba mandi di sumur cahaya, ribuan kali noda menyiram dada. Bertarung dua jiwa di dalam diri. Perih dan pedih.

Waktu adalah wadah menimang usia. Hari-hari berlalu menyisihkan kemudaan, jadi tua dan kering badan. Lama mencari arti diri di balik kekosongan pandang yang selalu lalai dan berjalan tak tentu arah ditipu mimpi-mimpi.

Loa Buah Samarinda, Maret 2007





DENTING PERJALANAN HIDUP
Muhammad Jayadi


Aku menulis hidup di lembaran-lembaran mega-mega penuh warna
Menjamah perjalanan usia di denting waktu yang selalu berjalan dengan keindahannya
Sementara yang namanya ujian, setiap orang mengalaminya
Menjadi tempaan jiwa kita supaya membaja melawan getir dan kerasnya dunia

Menembang pagi, siang, sore dan malam
Menceritakan riwayat jiwa mengais mimpi-mimpi, menyulam cahaya
Meski juga yang namanya kelam selalu saja menggoda dengan nada manja
Menawarkan bencana-bencana berupa kenikmatan semu di udara

Mengalun senja dalam dada yang terasa tawar
Menghamparkan kenangan jadi pengalaman berharga memperbaiki jiwa raga menaiki jendela usia yang makin berwarna.

Halong Kalsel Januari 2019





TEMBANG FANA
Muhammad Jayadi


Dalam lengang dunia fana
Kita teraduk segala sengketa pada perjalanan ini
Panjang dan berliku tapi penuh keindahan
Menapaki tangga-tangga kemudian jatuh dan bangkit kembali
Selalu mencoba, tak ada alasan menggerutu dan menyerah serah tanpa arti
Sebab keindahan hidup ini, selama nada juang tetap tinggi
Menyanyikan semangat menggapai makna-makna di balik langit

Maka dengan ruang hati yang luas menerima tanpa batas segala arti dan raung coba yang menggigit senja
Jadilah kehidupan dalam pandang jiwa kita
Serta merta keindahan tergapai dalam dada, dalam rasa semesta
Dan itu yang selalu kuinginkan bertengger dengan santai, menyulam manis kesan pada udara yang kuhirup hingga hari depan.

Halong Kalsel, Januari 2019





ELEGI PAGI
Karya : Muhammad Jayadi


Tangan waktu menyentuh musim berganti
Hujan pun turun menyejukkan bumi
Membasahi gerak jiwa yang pernah kering
Di segenap jalan membentang di jiwa sendiri

Pada kelengangan ini, kugurat puisi
Merenung dan mencoba mencari arti
Merindu cahaya menerangi hati.

Halong Kalsel, 23-01-2019




KEINDAHAN ITU SEDERHANA TAPI MULIA


Keindahan menghanyutkanku di antara butir-butir nasi
Yang kumakan lahap dengan rasa syukur ketika lapar didatangkan padaku
Yang meninggalkan jejak-jejak rindu
Untuk mengingat Tuhan selalu.

Muhammad Jayadi
Halong Balangan 15-02-2019





LAGI

Lagi, berlagu senja
Kata datang dari langit jiwa
Memesona mimpi
Di kelopak embun pagi.

Muhammad Jayadi
Halong 15-02-2018





DESAKU DAMAI
Untuk desaku Bahan, Halong


Sepoi sejuk angin
Menari di desaku
Rindang pohonan
Menata hatiku
Untuk lebih syukur
Dan menyelami
Arti kedamaian.

Muhammad Jayadi
Halong 15-02-2019





MENJAGA MATA HATI

Ruang bening di jiwa
Mesti dijaga
Dirawat biar segar mekar
Mengangkasa
Terbang mengarungi
Udara nafas lepas bebas
Tapi tetap bersahaja
Menggapai mata bijaksana
Setelah melewati celah duka derita
Yang dicermati jadi keindahan semata
Hikmah adanya.

Muhammad Jayadi
Halong 15-02-2019





RINDU JIWAKU


Nuansa rasa
Tajam
Menudingku
Sebagai seorang yang rindu.

Muhammad Jayadi
Halong 16-02-2019





SELINTAS RASA


Ku ungkap pagi dingin
Memasuki ruang hati
Mensyukuri nikmat yang ada
Segala bentuk karunia Allah
Di dalam hidup kita.

Muhammad Jayadi
Kalsel 16-02-2019








RIMBA SUNYI


Di rimba kesunyian
Ia menelusuri sebuah perjalanan
Kesan yang terkandung dalam kehidupan
Yang ditangkap hati
Menuju arti di langit tinggi.

Muhammad Jayadi
Halong 15-02-2019





KATA


Bias kata
Meresap jiwa
Bernada riang
Menerima kenyataan
Sebuah nilai kehidupan.

Muhammad Jayadi
Halong 15-02-2019





DEMI ESOK HARI


Meniti hening
Dalam balut doa
Sambil bercengkrama
Dengan jiwa
Melihat perjalanan
Masa yang kelam
Perlu dibenahi
Demi esok hari
Yang lebih baik lagi.

Muhammad Jayadi
Halong Kalsel 15-02-2019





PUISI ASA

Rinai pengertian
Menetes ke hatiku
Kutuliskan saja
Puisi penuh asa
Dalam tanda mata
Menepi jejak semesta.

Muhammad Jayadi
Halong 2017





DIA DI SUDUT MALAM


Dia duduk di sudut malam
Mengatasi kehidupan dengan perenungan
Atas apa yang dia dapati dari perjalanan
Dia pahami dan petik hikmah dari kenyataan yang ada.

Muhammad Jayadi
Halong Kalsel 13-02-2018





KITA CERITAKAN TENTANG MALAM


Kita berbicara tentang malam
Di gelap malam tak berbintang
Mengukir puing-puing cerita diri
Menjadi bait-bait puisi

Ku berjalan telusuri malam
Memandang langit, menembang nyanyian jiwaku
Menenun cahaya, menggapai nilai-nilai
Mengungkap selubung yang menyelinap di ruang beku hatiku
Sehingga jelas semua persoalan
Memandang benar salah alur kehidupan
Menuju kepulangan ke hadhrat Tuhan.

Muhammad Jayadi
Halong Kalsel 13-02-2019





RINDU ARTI


Ceruk terdalam hati
Terus merindui arti
Sehingga kehidupan ini
Berjalan pasti
Menuju kenyataan hakiki.

Muhammad Jayadi
Halong Kalsel 13-02-2019





ALAM SORE HARI


Merekah warna angkasa sore hari ini
Menabur pesona keindahan matahari
Berbalut desir angin menerpa pohonan
Kesenjukkan menata ruang hati yang memandang keindahan ciptaan Tuhan

Dengan menanam rasa syukur di dada
Mengagumi ciptaan dan mengagungkan Allah sang Pencipta
Terbukalah segala lorong menawarkan keindahan
Di hatiku yang memandang matahari jingga sore ini.

Muhammad Jayadi
Halong Kalsel 13-02-2019





KEPASTIAN


Bergema kenang membayang
Selalu membius nada nafas silih berganti datang
Perjalanan waktu
Hari ke hari
Mencari arah pasti
Juga berjuta arti
Yang tersembunyi di balik tragedi
Rampung cerita ketika kematian jadi pemutus jalan.

Muhammad Jayadi
Halong Kalsel 13-02-2019





PAGI

Bunyi cericit pipit
Di pagi mendung ini
Antara kehijauan taman ilahi
Pohon-pohon tumbuh bersemi
Menyejuk bumi.

Muhammad Jayadi
Kalsel, 07-02-2019





CERAH
Muhammad Jayadi


Cerah ceria langit hari ini
Mentari cemerlang menembus relung hati
Membuka cakrawala syukur di nadi kehidupan sehari-hari.

Kalsel 08-02-2019





BIJAK

Engkau bijak
Ketika mencapai puncak
Batas kesempurnaan yang meniscaya
Menyingkap tabir misteri yang senantiasa menikam jiwa.

Muhammad Jayadi
Halong Kalsel 11-02-2019





SIANG TENTRAM


Siang tentram dalam jiwa
Selalu coba menata hati biar terarah
Pada keinginan menggapai ridha Allah.

Muhammad Jayadi
12-02-2019





MENULISKAN SENJA


Tulisku pada raut hari yang beranjak pulang
Bahwa kesementaraan ini harus jadi keindahan dalam nilai-nilai
Sembari menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Tuhan
Itulah jalan keridhaan.

Muhammad Jayadi
Kalsel 12-02-2019





SAJAK REMBULAN SUNYI


Rembulan sunyi
Cahayanya menerpa wajahku
Sepoi angin bisu
Bermain dalam pekat malam ini
Puing-puing hari yang berserakan
Ku himpunkan dalam renung yang terhidang dalam jiwa
Memugar asa yang berkarat di ujung jendela.

Muhammad Jayadi
Kalsel 12-02-2019





MENYELAMI ALAM


Meraga semesta dalam jiwa
Timbunan keindahan yang mengurai nestapa
Ketika matahari terpancar memesona
Kupastikan puisi menggema dan menari di taman hati
Alur hidup yang kusukai dengan nada menginsafi diri
Belajar mengikuti kehendak Tuhan di setiap langkah kaki
Agar keridhaan-Nya meluaskan gerak hidup ini.

Muhammad Jayadi
Paringin 11-02-2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar