RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Jumat, 15 Februari 2019

Kumpulan Puisi Yosu Sunaryo - NEGERI ENTAHLAH



NEGERI ENTAHLAH
Karya YS Sunaryo

Kita telah jauh lintasi orde-orde
Jadikan telanjang kaki ke sekolah
sebagai kenangan indah
Ketika kanak-kanakku teriak-teriak
minta uang saat melintas
pesawat terbang

Dan ketika ibu membagi-bagikan
nasi di atas piring sekali makan
namun anak-anak tidak kenyang
padahal beras tak pernah kurang

Sekarang pesawat berkeliaran
di atas kepala dan atap rumah
Kini aku tak lagi tengadah
Namun mengapa ada rasa
masa lalu yang belum berubah

Entahlah. Dulu demokrasi berkelahi Sekarang masih serang menyerang
Dulu para tokoh agama dipenjarakan
Kini banyak diseret ke pengadilan
Dulu kata-kata menikam berkuasa
dibungkam di balik terali besi
Sekarang besi itu terulang memukuli

Entahlah. Raga-raga dibuat gagah
Sedang jiwa masih bergumul
dengan kemiskinan pemikiran
dan moralitas dimelaratkan
Biarkan ruh peradaban bernafas
di jantung silam yang berpenyakitan
Kelakuan-kelakuan kekeliruan
yang dulu dihujat
tak sedikit kini diam-diam ditiru
Bahkan dipanjat dan dijilat-jilat

Entahlah. Seolah kita tak punya
jutaan gedung sekolah
Kaum terdidik sembunyi
di megah Perguruan Tinggi
Reformasi berkeliaran berebut kursi
Lalu kau ciptakan tikaman baru
dengan celupan tinggi teknologi
Menjadi pengintai mati demokrasi
lebih kejam senjata dan sepatu laras
serdadu masa lalu

Bandung, 13 Februari 2019





SAJAK KERTAS PETASAN
Karya YS Sunaryo


aku saksikan wajahmu
bersolek dengan bedak sajak
sejak dandanan dengan pamplet
tak lagi bisa memikat
dan berita-berita dalam kaca
telah pecah merobek bibirmu

sedang jiwa kitab suci
berikut pasal-pasal konstitusi
telah lama kau buat api
tetapi tidak pula memberi arti
bagi terjangmu yang membakari

bahkan tanding kemolekan
dilawan semampai tubuh puisi
hinggga panggung kesenian
terguncang jutaan tanda tanya
satu di antaranya: inikah gairah
masa depan sastra kita

ketika sajak boleh dipakai siapa saja
tanpa menunggu angguk para pujangga
asal fasih bacakan: "aku binatang jalang"
maka puisi berkeliaran di jalan-jalan
sebagai tameng
sebagai rintang
sebagai topeng
usai pakai tercecer di comberan

aku hanya mengulum gumam
bahwa bersajak hak mulut siapa punya
tetapi sebagai karya kekayaan batin
jangan gegabah dibanting-banting
bak kata-kata di kertas petasan
tak punya martabat tulisan

Cikampek, 12 Februari 2019




PESAN LAGU KASIDAHAN
Karya YS Sunaryo


gadis berkerudung panjang
dendangkan lagu kasidahan
tangan kanan meremas pertengkaran
tangan kiri menghalau jiwa anarki
di negeri berjuta-juta kaum santri’

"perdamaian, perdamaian"
bait seruan dalam lantun keindahan
menatap warna-warni pakaian
perbedaan sering diadudombakan
bahkan didorong saling menikam
di arena lomba bertropi kekuasaan

"banyak yang cinta damai
tapi perang makin ramai"
demikian gadis itu menunjuk ironi
kelakuan para petinggi
di luar sana dan di dalam sini

hingga pertunjukan kasidahan selesai
gadis berkerudung panjang membelai
anak kecil yang gegas mengaji
sebagai generasi asuhan demokrasi
dari orang tua masih berkelahi

lalu sang gadis menuntunkan bacaan
"cinta tanah air bagian dari iman"

Bandung, 14 Februari 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar