Picisan, begitu katamu usai membaca ceritaku. Bunga-bunga perlahan gugur dalam inspirasiku. Kau langsung mengedit naskahku hingga aku tak mengenali jiwaku lagi. Picisan terlalu konyol untuk sekarang ini. Terbit di majalah kenamaan, namun aku tak ada.
Banyak jalan setapak yang indah. Satunya melayani Oma Kirsten di panti jompo. Oma Kirsten pesiunan wartawati. Ia memiliki perpustakaan pribadi di ruangannya. Saat aku datang berkunjung, ia menatapku dalam, " Sebuah tulisan sanggup mengubah waktu dan seseorang." Oma tahu jawaban keresahanku.
Aku tak mau dibunuh oleh tulisan. Picisan menurutmu, kuubah dalam kerinduan akan kasih. Kelegaan tersirat. Aku melebur dalam tulisanku. Penamu tertahan. Diterbitkan aku yang baru, aku dan senyumanmu dalam tulisanku.
*****
Pentigraf (Cerpen Tiga Paragraf)SEMANGAT TIDAK PICISAN
Penulis : Emmelia M
Bogor, 22 Sept 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar