RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Minggu, 08 Mei 2022

PERCAKAPAN DENGAN HUJAN Penulis : Emmelia M



   Aku mencatat akhir tahun 2017 ini dengan kehadiranmu lewat tulisan. Aku sungguh tak terpikir bila tulisan fiksi pertamaku telah membuatmu penasaran. Aku juga menyukai tulisanku itu, singkat dan indah, ada doa malamku di dalamnya. Dan itu juga sepertinya telah menyentuhmu sehingga mencariku lewat akun medsosku.

Tulisan itu diilhami oleh RohNya, kebaikan dilahirkan dari pemikiran yang penuh harapan terbaik, dan juga kemartiran dalam dunia yang digital, kapitalis dan sepi ini. Sempat terputus selama sebulan, akhirnya kamu menemuiku lewat inbox. Aku pun takut dengan pertanyaanmu, "Mba, penulis ya?" Aku takut karena aku tahu kualitas diriku, aku bukan penulis yang disiplin dengan waktu. Namun kuakui, kunikmati percakapanku denganmu. Banyak dimensi manusia yang baru kuketahui, dan mungkin akan menginspirasi tulisan-tulisanku.

"Jujur, waktu itu kami sudah siap untuk membuat film pendek berdasarkan ceritamu. Sayang, kesibukan kami membuatnya batal," sesalmu menjelaskan betapa tulisanku telah memotivasimu dan juga diriku, untuk lanjut menulis. Dirimu menulis genre non fiksi dan aku di jalur fiksi.

Aku dulu takut berdebat dengan orang-orang filsafat. Namun aku bisa memahami sajak filsafatmu dengan cepat dan menikmatinya bersamamu. "Cerdas, cepat dan tepat menjelaskan artinya," ketakutanku mulai sirna. Lanjut dengan cerita-ceritaku, puisi-puisimu dan satu buku refleksimu.

"Ada tulisan terbaru?" dan semua bergulir mengisi ruang-ruang ingatan, waktu yang ada untuk menjadi lebih baik lagi. Kamu terlatih dan matang dengan kata-kata, dan banyak membuahkan kebaikan kehidupan untuk orang-orang yang benar namun dimarginalisasikan dari kebaikan hidup. Tulisanku masih emosi sesaat, meletup-letup namun kamu tetap menyukainya, meminta saran-saranku untuk penulisan fiksi dan selalu menyemangatiku. Aku baru tahu, ternyata menulis itu menciptakan perjumpaan indah.

Perjumpaan diiringi guyuran hujan atau gerimis, suaramu penuh pengertian dan juga kejutan-kejutan dari keseriusan refleksimu. Benar sebuah kejujuran yang pasti, membuatku malu dengan diriku. Aku mulai ingin berharap lagi, bermimpi lebih jauh lagi.

"Eh aku ingin menulis sesuatu untukmu, semoga bisa tahun ini," aku bersemangat karenamu. Aku pasti harus bertempur habis,-habisan dengan moodku dan kemalasanku. Aku menantang diriku, setelah gagal total menulis esai dan opini. "Gak apa-apa kok, kita berbeda genre. Toh kita bisa saling menikmatinya" akhirnya kita tertawa lepas. Dan menyukainya. Sesuatu, bukan?

Dan hujan kembali menyapaku, menyapamu hari lepas hari, mengilhami, menenangkan, kadang mengejutkan kita untuk menulis lebih lanjut. "Aku kesal, aku merasa aku harus membeli ideku sendiri. Bangkrut aku!" teriakku putus asa. Suaramu menenangkanku. "Cobalah menulis di ladang yang lain, yang lebih menghargai jerih payahmu" aku tersadar, aku belum disiplin untuk lebih bagus lagi. Namun aku ingat harapanku, mimpiku lagi.

Dan janji-janjiku padamu, harus kutuntaskan sukarela, seperti hujan yang sukarela menghilang ke dalam perjumpaan kita.

*****

reflection :
PERCAKAPAN DENGAN HUJAN
Penulis : Emmelia M
Bogor, 21 Des 2017
Minggu Gaudete.

EMMELIA M


Tidak ada komentar:

Posting Komentar