Senin, 14 April 2014
Kumpulan Puisi Lumbang Kayung - MASIHKAH IMPIAN CERITA LAMA
# MASIHKAH IMPIAN CERITA LAMA #
Di mana Akhir sorakan semalam,
Apakah hilang dan tenggelam,
Atau Impian kan menjadi padam,
Seperti cerita di masa silam,
Yang menjadi kebohongan sepanjang jaman.
Hari ini menjadi penentu,
Menuju bangsa yang lebih maju,
Dapat bergembira sepanjang Waktu,
Hilangkan semua setiab rasa Ragu,
Atau hanya menjadi Celoteh para penipu.
Tak lelab mimpi ku semalam,
Kala kata mereka menggugah rasa,
Dari semua cerita2 lama,
Yang kerab menjadi sebuah Bencana,
Di kala Sang Jawara telah duduk di Singgasana.
Kini ku tatap Mata seorang insan,
Setelah telanjang bersama Keinginan,
Yang penuh Harapan Mencapai kemenangan,
Harap kemenanganpun menjadi kehancuran,
Setelah Mimpi indah tak menjadi kenyataan.
Namun Doa ku tak hilang seketika,
Karena ku yakin masih ada Anak Bangsa,
Yang kelak dapat membuat Bangga,
Di tanah Persada Nusantara Indonesia.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 10:04:2014)
# DIMANA KAMU KASIH #
Hanya sekejab kita bersama,
Rasa cinta ku terus menggoda,
Teringat di saat bersama,
Bercanda dan tertawa,
Saling menjaga Rasa yang ada.
Kini ku rasakan Arti sebuah Rindu,
Mengganggu bersama Bayang mu,
Yang datang di dalam Lamunanku,
Akan pesona Manisnya Paras mu,
Diantara Suara mu yang terdengar Merdu.
Ku menatap kemerlab bintang2,
Ku bertanya Kepada Cahaya Remang,
Mengapa Rembulan tak bersinar terang,
Agar tak lelah Mata ini memandang,
Menerawang setiab Bayang2.
Entah kemana lagi,
Ku langkahkan kaki ini,
Lelah ku pun kian Menyelimuti,
Hingga waktu ini ku tak perduli,
Mencari di mana engkau kini.
Andai dapak ku menemukan,
Ku luahkan apa yang kini ku rasakan,
Tentang Cinta yang kini Menawan,
Rindu yang tak dapat ku Hempaskan,
Menyiksa diantara Semua Lamunan.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 11:04:2014)
# TAK LELAH #
Siang berganti malam,
ku bertemam cahaya Tamaram,
Tampa ada Musim,
Sembunyi dalam Kelam,
Di temani Sang Malam.
Namun Lelah tak henti,
Tiada arti sembunyi,
Walau dalam Sunyi,
Ku temani Mimpi2,
Di malam Ini.
Entah apa yang terpikirkan,
Remang ku dalam kegelisahan,
Tampa ada Teman,
Tiada senda Gurau ku rasa kan,
Namu ku nikmati Walau di dalam Keluhan.
Mimpi ku tak Henti,
Mencari bayang mu yang tak Pasti,
Namun ku langkahkan jua Kaki ini,
Mencari di mana engkau kini,
Yang ku Damba di sepanjang Hari.
Langkaku tak sudah,
Menanti mu terasa Lelah,
Namun tak guna ku Mengeluh,
Mencari Mu di antara cinta ku yang Rapuh,
Walau Hati ini kian lelah melangkah.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 11:04:2014)
# MENTARI ANGAN #
Selamat siang mentari,
Kau menerangi Hari hari,
Setelah Lama Sumbunyi,
Di balik malam nan Sepi,
kini kau menemani ku di sini.
Ku lankahkan Kaki ini,
Menelusuri Jejak Hari,
Setelah lama menanti,
Hari yang Cerah seperti ini,
Setelah ku Lelab terbuai Mimpi.
Langkah ku Hampir Tiba,
Ku lihat engkau di sana,
Dengan Senyum Manis nan Manja,
Menyambut ku dengan Mesra,
Bersama Gemuruhnya Rasa.
Hangat terasa Angan,
Bermain di dalam Hayalan,
Manjakan sebuah Kecupan,
Mengikat Arti Percintaan,
Yang telah lama Teruraikan.
Panji Cinta Menemani ku,
Berkibar mengiringi Langkah mu,
Menjerat Janji Suciku,
Yang tulus Ikhlas untuk mu,
Hingga Kita tak lagi terpisah jarak dan Waktu.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 17:04:2014)
# MENANTI MIMPI MALAM #
Ku tatab sinar Rembulan,
Yang Sembunyi di balik awan,
Di antara Ranting2 di dahan,
Ku coba Panjatkatkan sebuah Harapan,
Yang singgah di dalam Lamunan.
Kunang2 menarikan Cahaya,
Membuat anganku memanja,
Tentang satu Cerita,
Cerita Indah di saat bersama,
Mebelai Cinta yang Mulia.
Hembusan Angin Membelai ku,
Membuat Aku membisu,
Terdiam Dalam angan merindu,
Yang menerawang Bersama Bayang mu,
Tentang indahnya kisah bersamamu.
Kini Embun2 Basahi Bumi,
Basahi jiwa yang terbuai Mimpi,
Di Malam Ini,
Ku nikmati Bersama sepi,
Bersama ukiran Hati ini.
Malam kian Kelam,
Rembulan hilang tenggelam,
Dan mata ini mulai terpejam,
Menanti Mimpi2 Malam.
By : LUmbang KAyung (16:04:2014)
# KAU PENIPU DENGAN SERAGAM MU #
Dengan Seragamu,
Kau berkata penuh tipu,
Namun kau tak merasa Malu,
Seakan semua pelajaran dari guru,
Yang telah memberi mu Ilmu.
Entah bagai mana Nusantara,
Pegawai Negri saja menjadi Pendusta,
Yang jelas terlihat di depan Mata,
Seakan sudah menjadi Hal yang biasa,
Saling membodohi sesama Manusia.
Tampa ada ragu,
Dengan Seragam mu,
Kau ambil uang ku yang hanya Seribu,
Yang sepantasnya untuk Yatim Piyatu,
Bukan untuk dirimu.
Dimana lagi yang serupa,
Yang kan menjadi penghancur Bangsa,
Bila kelak dia menjadi Penguasa,
Di Tanah Persada,
Di tanah Ibu Pertiwi Tercinta.
Siapa yang pantas terhina,
Apakah Pengemis yang meminta2,
Atau kamu yang di bayar Negara,
Mungkin juga aku yang menjadi Saksi Nyata,
Di tanah air Indonesia Tercinta.
By : LUmbang KAyung (16:04:2014)
# AKU YANG TERLELAB #
Keresahan Yang tak mau pergi,
Kian melelab kan ku kini,
Dalam sunyi sepi,
Bak berteman mimpi yang tak pasti,
Merenung Semua yang telah terjadi.
Ingin Ku pergi berlalu,
Melangkah menempuh kemarau,
Namun sayang masih merindu,
Mencumbu Relung Kalbu ku,
Membelai Helai2 Rambut mu.
Ingin ku melepas Dahaga,
Menelan Angan bersama,
Namun Pahit yang kan ku rasa,
Bila Nanti Membina Cinta,
Yang dulu pernah kita Puja.
Memang aku yang Hina,
Terlalu jauh memandang Asa,
Tentang Cerita Asmara,
Terbaur Budi Dan Jasa yang ku Rasa,
Itu karena kamu suka.
Aku yang terlalu lelab terbuai Mimpi,
Menanti Mentari di Malam Hari,
Hingga kini baru ku Sadari,
Semua itu takkan dapat ku Miliki,
Hanya kan menjadi Hinaan Diri ini.
By : Lumbang KAyung (Tanjung Balai 15:04:2014)
# KEMBANG DUKA IMPIAN #
Ku Tuliskan Kembang Cinta,
Dalam Jambangan yang terjaga
Mekar Harum nan menggoda,
Mempesona setiab Rasa,
Kala Jiwa Rindukan Asmara.
Namun Hina Menyapa,
Kala Kata Menjadi Duka,
Membawa Derita Jiwa,
Menyiksa Sebuah Asa,
Yang dulu di belai Manja.
Tak sekali Onak Duri Menusuk,
Lukai Impian yang kian Merajuk,
Membuat Hasrat Cinta Terpuruk,
Dan Pedih Perih yang Kini ku Peluk,
Di antara dedaunan nan Bergemersik
Biarlah Ku menatap Angan,
Dalam Bayang Kesorangan,
Yang kan menjadi Pelajaran,
Di setiab Langkah Perjalanan,
Dalam mencapai Sbuah Impian.
Kembang ku yang Mekar Berseri,
Tak dapat lagi ku dekati,
Karena di Hati ini Ku Ukirkan janji,
Untuk memuja mu sepenuh Hati,
Walau pun bertemankan Luka Lara ini.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 14:04:204)
# BAGAIKAN PERMEN SAJA #
Suara Hati bergemersik,
Terlena Pandangngan yang asik,
Dan Ingin ku bungkus Parasmu nan Cantik,
Kedalam bungkusan Pelastik,
Karena Hati telah kau Usik.
Ingin ku erat mendekat,
Namun Kaki ku terpeleset,
Membuat nyali ku mundur Terkejut,
Tapi Diri ini bagai Terpelet.
Emang bagaikan Bombon Karet.
Seperti Sandal Saja.
Malupun Mulai terasa,
Dan entah bagai mana rasa Kecewa,
Semuanya Rasa kian Menggoda,
Seperti Nano2 Saja.
Rasanya ku ingin menangis,
Kala kekaguman ini Mulai terkikis,
Dalam Renung Yang tadi Terlepas,
Rajut Harapan pun hampir terlepas,
Terbang tertiub Bagaikan Kapas.
Aku yang tenggelam Dalam kekecewaan,
Masih Terbius Pesona mu kau Lemparkan,
Dari sebuah Manisnya senyuman,
Mengukir Harapan yang tadi Terlantarkan,
Menjadikan semuanya Bagaikan Permen.
By : LUmbang KAyung (Tanjung Balai 14:04:2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar