RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Minggu, 03 Oktober 2021

Cerpen - SEBENTAR SAJA Penulis : Visty Oktaviaa


   "Bang, kapan pulang?."

"Entahlah dik, Abang masih repot dengan kerjaan."

"Tapi Bang, kasihan ibu. Beliau sakit rindu Abang. Pulanglah bang, walau hanya sebentar saja. Tengok ibu."

"Maaf dik, Abang belum bisa pulang. Sudah ya, Abang mau lanjut kerja."

Panggilan telepon diputuskan sepihak, tanpa salam. Ahk, aku hanya mampu menghela napas kuat-kuat. Menatap sosok renta yang tertidur nyaman. Entah kenapa perasaanku sedikit gelisah. Ada rasa was-was melihat ibu yang biasanya uring-uringan, menyuruh aku untuk menelpon bang Jarwo hari ini lebih banyak diam dengan memandang luar jendela.

Sekitar pukul empat sore, kusiapkan ember berisi air hangat untuk membasuh badan ibu.

"Bu, bangun dulu yuk. Biar Nisa lap badan ibu, lalu makan dan minum obat."

Kusentuh tangan keriput itu, dingin. Deg, jantung berpacu lebih cepat. Gemetar dua jari tangan mendekat lubang hidung ibu. Tak terasa ada embusan napas. Refleks tubuhnya kudekap, tiada gerakan dada naik turun pun suara detak jantung.

Aku mundur tak percaya, ah mana mungkin secepat ini. Tuhan, hamba belum siap.

Tok tok tok

Aku menoleh kaget mendengar suara pintu diketuk orang. Berjalan sempoyongan menuju pintu lalu membukanya ...

"Surprise ... Abang pulang."

Senyum berkembang di bawah kumis melintang milik bang Jarwo.

"Abaaaaang ... Hu hu hu, ibu Bang, ibu ..." Seketika air mata luruh bersamaan jatuhnya tubuh dalam pelukan abangku satu-satunya.

"Kenapa ibu dik?. Maaf ya kalau Abang bikin marah karena gak pulang-pulang. Abang mau bikin surprise sekalian beliin mukena dan gamis untuk ibu. Jadi nunggu uang gaji Abang turun dulu baru beli tiket mudik. Tuh, Abang bawain oleh-oleh untuk kamu juga. Sudah ah nangisnya, nanti kangen-kangenannya. Abang mau ketemu ibu dulu, mau minta maaf baru bisa pulang." Bang Jarwo menepuk-nepuk pundakku lalu mendorong halus. Ia pun berjalan menuju kamar ibu.

Kubiarkan Abang memasuki kamar ibu, aku masih tergugu di depan pintu.

"Ibuuuuuu ...!"

Teriakan bang Jarwo memenuhi gendang telinga. Laju air mata pun tak terkendali, raga ambruk menimpa lantai.

Ah ibu, beban itu terlepas sudah. Derita penantian usai direnggut takdir. Sakit yang bersemayam telah pergi , Abang pulang ketika ibu berpulang. Andai Tuhan memberi waktu sebentar saja ...

*****TAMAT*****

Cerpen –
SEBENTAR SAJA
Penulis : Visty Oktaviaa
Palembang, 30 September 2021

Visty Oktaviaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar