Tak terasa , hari terus bergulir. Waktu, aku terus berusaha memiliki waktu untuk diriku, kesepianku, kerinduanku . Ada kesadaran untuk mengenang sekaligus ingin melupakan. Tapi seperti angin yang tak pernah berhenti sekecil apapun semilirnya , ia , cinta itu selalu terasa menyentuh sekujur tubuhku dan acapkali menusuk pori-pori.Inilah derita paling dalam sampai mawar tak terasa wanginya, sampai jiwa kehilangan jiwanya.
Kesetiaanku mengunjungi ceruk jiwaku adalah kenestapaan . Dengan luka karena cinta kuseduh secawan air mata ,kulukisi sajak dengan kata bisu, merindu Engkau ,menangisi diriku yang tak pernah berani mengatakan : Aku menyintai Mu ya Raab
***
Cinta adalah penderitaan dan wewangian, jangan pernah engkau mengatakannya. Sebab hanya jiwa yang mengerti kenapa betapa sakitnya ketika cinta tak lagi berhadapan –hadapan , karena hanya jiwalah yang mengerti betapa cahayanya menerangi sudut-sudut kegelapan paling tersembunyi sekalipun dan hanya jiwalah yang mampu memahami bahwa cinta adalah hidup dan hidup hanyalah sebuah jalan menuju keabadian : dengan cinta kita merendanya, seserpih demi seserpih harapan untuk meraih hakekat cinta termegah yang bersemayam hanya dalam jiwa yang menaungi semesta, karena Ia lah cinta yang sebenarnya, tak pernah tidur dan tak pernah mati.
***
MENITI SEBUAH EKSTASE
(Prosa untukmu)
Penulis : Mohammad As'adi
Temanggung 31012021
Catatan Mohammad As'adi
Hai perempuan bermata binar dengan senyum rembulan.Kaukah itu ?--lagi2 huruf R yg melintas..hhhhhhh
MOHAMMAD AS'ADI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar