Senin, 14 Mei 2012
BEKAL MENUJU PERJALANAN KEKAL
jalan pulang begitu lengang
cuman ada halimun dan rajutan cahaya bulan
di perjalanan menurun curam penuh bebatuan
Apakah kau dengar jerit tangis marginal memekakkan telinggamu ?
jurang dalam serta kelokan tajam menyeringai padamu
bagai situs keramat peninggalan moyang
kita perlu melihat bulan dan bintang
bila tak tentu arah dan rimba
dalam kegelapan waktu seakan berhenti
gemuruh degub jantung memenuhi suasana mencekam
hingar bingar tangis menambah miris perjalanan
hingga kita tidak mengenali siapa saudara , siapa setan
diri kita menjadi asap dan kamupun akan berkata :
" aku seperti melihat tempat kelahiran kita dipenuhi air bah ,
ayah dan ibu teriak teriak , tapi tangan mereka mengisyaratkan selamat tinggal ,
ahh , semoga hanya fatamorgana saja . "
apa perlu kita mengingat perjalanan dibelakang sebelum kemuka
dengan begitu , kita tau apa yang akan terjadi selanjutnya diperjalanan gelap
di akhir hayat perjalanan terangnya dunia
Oleh : Deky Budi
Surabaya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar