Jumat, 25 Mei 2012
SENANDUNG HATI NURANI
Dek,
sesungguhnya tak ingin kuurai lelah,
apalagi menjabarkan duka lara dan perihnya jiwa,
meskipun bergetaran tulang dan nadiku,
menahankan semua itu,
biarlah kusimpan laksana kodrat,
kujalani sebagai wasiat,
kuterima jadi amanat,
tapi sejalan usia,
ada sisi yang gelap terus merambat,
memuncak dikeseharian waktu,
saat kutemukan diri hampa,
sebab cerai berainya ikatan sanubari,
tarian kepongahan yang dilakonkan,
mabuk kepayang sedarahku,
melampaui alur pikiran sederhanaku,
ketika semua jadi fana,
sebab kemilau harta dunia,
merentas habis kesabaranku diujung waktu,
lalu beribu tanya
mengambang diangkasa jiwa,
beginikah ujung perjuangan,
melata-lata dari dusun kelahiran,
membelah negeri bertaruh nyawa,
sama sekali aku lupa berbenah,
apalagi menyiapkan lumbung padi,
sebab bagiku,
kalianlah harta tak ternilai,
sudah kurelakan tak berbaju zirah,
demi sedarah dan cinta kasihku pada kalian,
hingga kini senja pun tiba,
kutemukan diri bagaikan insan yang papa,
maka inilah senandungku,
barangkali sumbang nadanya, fals melodinya,
tapi kusuarakan dari kalbu terdalam.......
-----oleh Drs Mustahari Sembiring---------------------------------------------------------
-----Ruang kerjaku, Makassar, Jumat sunyi, 25 Mei 2012.catatan poutra Fajar--
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar