Malammu adalah topografi dari perpanjangan tidurku yang memagut jiwaku pada mimpimu, tapi entah mengapa, setelah hujan, hanya dingin yang menyisah pada latar tubuhku dan tak mampu untuk aku mengingat bentangan yang telah menyita separoh otakku, adakah kau tahu tentang siklus yang terjejak dan tergurat dalam setiap tapakan kita, akankah terhapus dengan tangan kelembutan yang pernah ada??? Entahlah....yang kutahu pagi ku melelah dengan sinaran mentarimu, yang hanya mampu membakar setiap sisi rusukku
Oleh : YUNI KURNIATI
Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar