Jumat, 04 Mei 2012
PAHITNYA AIR KEHIDUPAN
Adikku ragil,
jika kuukur rentang waktu
sudah dua kali panenan ladang kita
duka laraku,
melolong lolong dinegri jauh,
sunyi diramainya kota,
sendiri
aku semakin sadar kini,
bahwa semua nyali tercurah,
mentah
bahkan menyampah
sementara senja mulai menjelang,
sejujurnya , tempayan kami kosong,
jangankan buat persediaan,
bahkan untuk besok pagi
masih bertanya,
begitu naifkah diri hingga lalai
mengisi lumbung atau menyimpan pundi pundi ?
kerapkali,
tersentak kuterjaga ditengah malam buta,
sepahit inikah air kehidupan,
harus kuteguk
hingga lidahku kelu
dan mulutku kehilangan kata kata...
-----oleh Drs Mustahari Sembiring.-----------------------------------------
-----Makassar, Jumat sore, 04 Mei 2012. Catatan harian putra Fajar.--
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar