RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 24 Mei 2014

Kumpulan Pusi Topan Kejora - MIMPI BURUK


MIMPI BURUK

Deru nafas mengabut
Tatkala ruh kembali berpaut
Tigakali menghentak bumi
Berpaling aku ke lain sisi

***
TopanWahyudi Asri,
Sijangkung– Kalimantan Barat,
Indonesia; 2014.





TAWADHU'

Pada gemerlap dunia
Kubasuh abad dengan air mata
Mengalir desah dzikir beralun
Menyerlah lindap berembun
Berkirab tertancap harap
Terserap berjuta gemeretap
Hijrahlah raga di air mata
Wahai aku yang aniaya

--------------------------------
Topan Wahyudi Asri,
Sijangkung – Kalimantan Barat,
Indonesia ; 2014.




KOPI PAHIT PEKAT


Maaflah jika nafsuku kian lesap
Memandang dunia yang bergemerlap. Aku
Lelah merungkai indahnya yang tak berhujung
Mungkin ini kali dan bahkan selamanya
Kuhabiskan seluruh matahari dan malam
Dengan warna sehitam dedak kopi. Jika sudi
Aku sedia berbagi sambil berkejuran kita
Menghitung cinta di gundukan tanah merah

Untuk itu pula kuhanya suguhkan secangkir
Kopi pahit. Agar kita tak mudah terlelap
Dan terbuai mimpi yang tertangguh. Wahai
Jika saja kecerdasanmu sepekat sesuguhanku
Maka yakinlah engkau tiada mudah pikun
Untuk sekedar memaknai ambulan hitam
Yang melintas. Bahkan pandangan semakin jeli
Menginsyafi segala tanda-tanda nyata
Yang dihembus angin sakal. Atau derai hujan
Dari syurga-Nya

Jika persembahanku ibarat suguhan pilihan
Maka silahkan engkau reguk atau tumpahkan
Sesukamu. Karena memang hanya pilihan
Itu saja yang waktu ini tawarkan. Kusedia
Tuang kembali secangkir kopi pekat hangat
Dan jika engkau sudi kuhidangkan pula secuil
Takjil yang tak bercorak. Untuk sekedar
Mengalas kelaparan sambil kita berkejuran
Dan maaf, hanya itu saja yang kumampu
Untuk menjamu kehadiranmu di perjumpaan
Yang singkat ini

***
Topan Wahyudi Asri,
Sijangkung – Kalimantan Barat,
Indonedia ; 2014.




WAHAI

Dan tahukah engkau wahai Hawa
Yang berbalut kejernihan dan kesejukan
Wahai keharuman nan salihah, sempurna
Kuntum-kuntum harapku. Tanpa lunturkan
Wudhu serta khusuk puja do’a
Dikau jua wahai kasih, telaga
Penawar dahaga hijrahku

Dan tahukah engkau wahai Hawa
Gemuruh keinginan ini tak terbantahkan
Wahai teratai kolam hati, mekarlah
Abadi di hening dan riuh hari. Khidmat cinta
Hingga pada denyut penghabisan
Dikau jua wahai Thahirah, pendamping setia
Kala deru syahadat menyambut Izroil
Dan tahukah engkau wahai Hawa
Yang tiada kunjung aku temukan
Diantara gemintang yang berkerlipan, bila
Kan luruh di haribaan. Perlahan
Debaranku mulai berkelindan
Dikaukah wahai Juwita itu, tempatku
Tersungkur bersama dalam kedamaian

***
Topan Wahyudi Asri,
Sijangkung – Kalimantan Barat,
Indonesia ; 2014.




UJIAN


Yang teraniaya dan malang
Sungguh engkau Dia saying

Yang terpampang kala siang
Berkelindan di pandang

Yang membayang kala malam
Merambat dalam ngiang

Yang terkecap serta meriap
Biar terhisap sembahyang

Yang melimpah semerbak
Telah kurungkai dalam sajak

***
Topan Wahyudi Asri,
Sijangkung –Kalimantan Barat,
Indonesia ; 2014.
— di Kota Singkawang.



MERINDUKANMU

merindukanmu tak siang tak malam
setiap sujud dan tika tahajud
ketika doa mengepul dan meruap zikir
pada itikaf hingga piluku terbuncai
di mohalla terpencil

aku tak pernah datang padamu
oleh karena ketiadaanku
tapi engkau sabar menunggu
jauh sebelum ruhku bersemayam

hatta
rinduku membumbung semesta raya
sedang setiamu tiada berbela
maka aku pancangkan hasratku
mengakar di bumi bertuah
meranggas dalam kasih berka’bah

merindukanmu tiada pernah lena
tiap rukuk-sujud dan tika tahajjud
tiap kedipan dan hembusan
kita saling merindu
maka nantikan ketibaanku
hanya padamu

***
Topan Wahyudi Asri,
Sijangkung – Kalimantan Barat,
Indonesia ; 2014.
— di Kota Singkawang.



MERINDUKANMU


merindukanmu tak siang tak malam
setiap sujud dan tika tahajud
ketika doa mengepul dan meruap zikir
pada itikaf hingga piluku terbuncai
di mohalla terpencil

aku tak pernah datang padamu
oleh karena ketiadaanku
tapi engkau sabar menunggu
jauh sebelum ruhku bersemayam

hatta
rinduku membumbung semesta raya
sedang setiamu tiada berbela
maka aku pancangkan hasratku
mengakar di bumi bertuah
meranggas dalam kasih berka’bah

merindukanmu tiada pernah lena
tiap rukuk-sujud dan tika tahajjud
tiap kedipan dan hembusan
kita saling merindu
maka nantikan ketibaanku
hanya padamu

***
Topan Wahyudi Asri,
Sijangkung – Kalimantan Barat,
Indonesia ; 2014.
— di Kota Singkawang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar