Rinduku seakan sesak,
mengenangmu,
di udara yang tak tampak,
tapi nyata ada di mana-mana,
hujan turun,
di iringi hembusan air,
sejak itupun,
air rinduku mengalir,
menuju hatimu yang tandus,
aroma hujan,
meresonansi ingatanku,
perihal rindu yang bertandang,
dan bayangmu,
mengisi seluru malmku,
kekasih,...................
dapatkah kau dengar,
jeritan hati malam ini,
di lembah sajak,
kata-kata sedang bertarung,
dengan gelap dan sepi,
menggunakan sembilu,
yang kutancapkan,
jantung penyair.
-----Putri Melaci-----
-----Makassar 06 April 2012-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar