RELUNG KEJUJURAN

Nah begitu kan indah,
meski tak terdengar didua telinga,
tutur katamu santun
menawarkan bunga mawar,
ada hati yang berbunga bunga dibatas penantian,
doanya menyentuh dinding sorga,
sebab bait-baitnya putih tulus
bening, laiknya embun didaun teh
sejuk dibelai bisikan bayu bukit Malino,
tapi, sejujurnya
dari kejauhan awan sutra ungu masih memeluk kebun teh,
ada silluit hitam selintas malam,
membuat nanar tatapan pak tua yang menawarkan jasa kuda,
dihamparan pohon pinus,
tentang harapannya, tentang cintanya
akankah seindah tutur kata, seharum bunga mawar
jika tak satupun serat jiwa dimateraikan,
bahkan sirna dikilauan fatamorgana lampu kota,
dari lubuk hati terdalam, kupesankan ke relung kejujuran,
berhentilah menawarkan impian, apalagi racun dilaga
tak guna mengejar dunia, sebab semua akan fana
jaga dan pelihara tunas cinta yang tumbuh disukma,
apalah arti hidup jika kering tanpa cinta,
sejujurnya : ingin kudengar lagi bahasa santunmu
selalu dan selalu , menyirami suburnya relung jiwa
sebab itulah magna hidup sesungguhnya, kekal baqa
semoga Tuhan memampukanmu,
menatap mana kilauan dunia mana kilauan cinta
sepanjang tarikan nafas,
di hiruk pikuknya dunia kota....
---------oleh Drs Mustahari Sembiring.--------------------------------------------------
---------Pondok Bersama, Daya , Selasa 05 Juni 2012. Catatan rahasia putra Fajar.--