Tuhanku,
meskipun dunia ini bulat,
kan tidak harus aku kembali ketitik nol,
ketika ujung jalan tak ada lagi,
ternyata aku ada disini,
ditempat semula
aku berdiri ,
padahal kuyakinkan diri,
bahwa aku sudah beranjak,
bahkan dengan sekuat tenaga sudah kucoba,
membuat tanda tanda,
agar jangan disini lagi aku berdiri,
tapi rupanya,
KAU tidak perduli,
malah memalingkan wajah dariku,
tidak mau tau,
maka akupun seperti pecundang,
dari sini ke sini saja aku tiap hari,
aduh Tuhanku,
bukankah kita pernah mengikat janji,
sebelum tragedi buah larangan,
KAU delegasikan kewenangan
atas dunia semesta alam berikut isinya,
tapi mengapa KAU diam saja,
ketika langit berteriak halilintar menyambar,
ketika samudra kumat tsuname dikirimnya,
ketika bumi memberontak goncanglah jagad raya,
tengoklah kami Tuhanku,
diperhamba langit,
diperbudak alam,
didikte samudra raya....
kenapa KAU biarkan semuanya tak lagi patuh,
malah kami yang ditawannya....
mengapa begini duh Tuhanku.....
---oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra Fajar---
---Makassar Sapo terulang , Jumat malam, 22 Juni 2012.-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar