BAHASA KITA BERBEDA

Kukira halaman depan jiwa kita bertautan,
meski jarang sekali saling menyapa,
padahal silih berganti lalu lalang,
bahkan seringkali berpapasan,
tapi mengapa kita tak bertegur sapa,
itulah pertanyaan mendasar dihatiku,
padahal kutau serupa denganmu,
bertanya-tanya tanpa suara,
bagaimana mungkin kita menjawabnya,
jika bahasa kita berbeda,
aku bertanya,
kaupun bertanya,
aku menjawab,
kaupun menjawab,
lalu siapa pendengarnya,
siapa gilirannya,
sebab jika aku diam maka tebingpun diam,
tapi saat kau menjawab, langitpun menyalak
bagaimana kita ini,
kapan bertanya dan kapan menjawab saja kita sudah tak bisa,
apa masih pantas kita berkata bisa,
padahal dari atas kereta egois kita menyapa,
dengan bahasa halilintar kita menjawab,
bagaimana bisa,
barangkali semua cuma sandiwara,
sebatas pemerah bibir, lipstik belaka
sampai kapan kita tak mau bicara,
sedang hari telah senja....

-----oleh Drs Mustahari Sembiring. Sang Muham / Putra Fajar----
-----Makassar Sapo Terulang, Kamis panas, 14 Juni 2012.---------