RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Rabu, 02 Januari 2013

DESEMBER

Desember nampak begitu genit sore ini. Padahal diluar sana mendung menggayut begitu tebal, angin pun menderu tak tentu arah, jalanan becek. Dan dia lebih dari tahu betapa sebagian wilayah di bumi ini, harus tunggang langgang menghadapi banjir. Sementara tidak jauh dari rumahnya seorang janda sedang merasa demikian nestapa, karena pacar yang dipacari setelah hanya dikenalnya selama empat hari dahulu sudah pergi entah kemana, sedang menstruasi tak kunjung datang sesudah satu setengah bulan sejak kencan terakhir dengan sang pacar.

Desember memang sedang berusaha untuk tidak peduli terhadap apa yang terjadi di luar sana; "Hidup memang lebih kelihatan didesain bukan untuk menciptakan keadilan bagi siapapun ..." Begitu ia membangkitkan pola pikir akhir-akhir ini. Just do it! Kemudian terima konsekwensinya. Bagi Desember, seperti apa wajah kehidupan kita, adalah berbanding lurus dengan bagaimana respon kita terhadap dinamika kehidupan itu sendiri. Nilai hidup kita, adalah cermin dari kualitas respon kita. Meski nilai kualitas itu bisa saja sangat subjektif. Sekali lagi; just do it!

Desember begitu nampak naïf; berdandan habis-2an di hari mendung, memakai parfum paling wangi, menggunakan kutek menyala, memakai mascara tidak kalah garang, serta bajunya sedikit transparan … Tapi tunggu dulu! Rasanya tidak adil juga bila aku menilainya sebagai naïf. Sekarang bagaimana kalau aku mengatakannya sebagai Tahu Diri? Ya, Desember cukup tahu diri terhadap eksistensi yang terbatas … Beberapa hari lagi, yang akan eksis adalah January. Selagi eksistensi kita masih ada, maka tampilkanlah sebisa mungkin … Apakah itu adil untuk mengatakannya sebagai naïf?

Desember sangat menyukai hujan, juga salju bila dia hidup di wilayah empat musim. Ia juga gemar berpesta, gemar perayaan-perayaan kecil. Jangan marah dulu! Ia berhak untuk mencari atau bahkan membuat makna bukan? Sama seperti kita! Selalu berusaha membangun makna. Tentu saja itu tidak bisa disebut sebagai dosa. Bagiku dia berhak mendapatkan itu, setelah semua beban yang harus ditanggungnya.

Yang aku tidak tahu adalah kemana dia akan pergi setelah senja ini, setelah semua upaya make up yang dia lakukan. Akan pergi ke mana? Dengan siapa? Sungguh aku tidak tahu! Dan aku menolak untuk cemburu!

Ah, dia memang Desember, dengan hujan, banjir, butiran salju, selebrasi-selebrasi kecil, perenungan dan entah apa lagi … Mungkin aku hanya akan tahu ketika dia mulai meninggalkan rumah dengan suara sepatu yang menghentak tratoar, sa’at hujan atau sesudahnya!

Dan dia berhak atas semua kepedulian maupun ketidakpeduliannya, karena seperti itulah wajah kehidupan senyatanya. Jadi jangan menuntut keadilan hidup, atau bila memaksa menuntut, maka kita bukan tidak mungkin akan selamanya menderita karenanya. Just do it! Kalau kamu merasa perlu berdandan, berdandanlah sekarang. Seperti Desember yang bersolek, lalu pergi …

Oleh : Leo Sastrawijaya
Purwokerto, Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar