Kamis, 17 Januari 2013
KETIKA MUHAMMAD SAW MENYAYANGI SEORANG YAHUDI
Kita seringkali mudah terprovokasi dan terburu-buru menjadikan ‘ MUSUH ’ setiap orang atau kelompok yang menghina diri kita, menghina Agama kita, Menghina Nabi kita dan menghina Tuhan kita.
Mengapa kita begitu mudah tersinggung padahal Nabi SAW yang dihina, dicaci maki bahkan dilukai dan diembargo tidak pernah membalas dengan kebencian dan dendam ?
Apalagi Allah SWT, sejak zaman ‘ baheula ‘ dan zaman ‘ sepur kluthuk ‘ sudah disekutukan oleh sebaian besar penduduk bumi ini, tidak marah begitu saja, DIA sabar tunggu waktu mereka insyaf lalu memaafkan, kalo gak sadar juga DIA kasih nikmat tambah banyak supaya ingat dan bersyukur, kalo masih gak sadar juga, DIA tegur dengan sedikit musibah, baru setelah itu DIA binasakan kaum itu, itupun suka-suka DIA, dibinasakan semua atau dibiarkan saja atau disisakan sedikit agar ada yang menjadi saksi sejarah kedurhakaan sebuah kaum.
Adakah dalam Ajaran Islam yang menyuruh MEMBENCI dan MEMUSUHI manusia ? silahkan cari, dijamin tidak akan ketemu, kecuali membenci dan memusuhi IBLIS musuh nyata kita.
Ya wajar dong, kalo kita balas kebencian dan caci maki mereka yang menghina Islam, Allah dan RosulNYA, itu kan bukti cinta kita kepada Islam, Allah dan Rosulullah ! cinta ? ah masa sih ? bukankah CINTA itu mencontoh, meniru dan meneladani ?, inilah kisah kedua KEAGUNGAN MUHAMMAD SAW yang layak kita teladani….
===================================================
Kisah Keagungan Muhammad SAW -2 : KETIKA MUHAMMAD SAW MENYAYANGI SEORANG YAHUDI
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.”
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW yang dihinanya setiap hari. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu pun kebiasaan Rasulullah yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.” “Apakah Itu?,” tanya Abubakar RA. “Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana,” kata Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, ”Siapakah kamu?” Abubakar RA menjawab, ”Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).” ”Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu.
”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, ”Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Mendengar penjelasan Abubakar RA, seketika itu juga pengemis itu meledak tangisnya, sangat menyesal, dan dalam basahnya air mata ia berkata, ”Benarkah itu? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia, begitu agung…. ”
“ Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rosuulullah “ Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Sahabat…. Begitu indahnya akhlaq beliau, Orang Kafir Yahudi yang setiap saat mengejek, menghina, memfitnah bukan dijadikan musuh malah disantuni bukan sekali-sekali tapi seumur hidup beliau, mengapa kita yang disinggung atau dikritik sedit saja harus menghancurkan segalanya ? ada apa dengan kita ? meneladani siapakah kita hidup yang sejenak ini ? adakah sosok lain selain Rasulullah SAW yang layak kita teladani di semua sisi kehidupannya ?
Ya, ternyata untuk menjadi manusia terhormat dan mulia cukup dengan meng- COPY PASTE AKHLAQ MUHAMMAD SAW
MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH
Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar