Senin, 07 Januari 2013
BUNGA DESA PENGHIAS MALAM KEMILAU KOTA
Duh,Gusti Pangeran Welas asih,
sejarak manakah jauhnya dosa dan nikmat yang terhidangkan,
jika setiap senti kehidupan dihantui ketakutan,
dibayang bayangi segala kemunafikan,
Dalam keseharian,
tergelar berbabak babak sandiwara dusta diatas dusta,
bahkan berbumbu munafik pula...
kemana kaki mesti diseret,
ketika keterpurukan melanda jengkal demi jengkal nafas tersengal...
Dibelahan sukma yang lain,
nista telah merasuk kedalam hikmat terpatri kedalam telaga sukma,
terpesona pada gemerlapnya kilau dunia fana,
apalagi dibarengi nikmat sorga dunia,tiada tara...
Siapa tak lena dibelaian lembayung senja...
sayangnya tak seorangpun mampu pulang dari lembah nista kejalan terang benerang dunia nyata...
semua tercekal disana,
dibakar penyesalan tak berguna....
Duhai bunga desa,
penghias malam kemilau kota,
kekasih hati sepertimu kapankah sadarnya....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham / putra fajar.-----
-----(J) Pondok bambu istanaku, Sabtu pagi 05 Jan 2013. 09:30 wib.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar