Sabtu, 26 Januari 2013
BIJAKNYA ROSULULLAH SAW
Kekuasaan dan Kepemimpinan adalah sebuah amanah yang amat jarang diantara kita yang mampu memahaminya sebagai sebuah amanah yang berat, justru yang terjadi sebaliknya Kekuasaan dan Kepemimpinan kita jadikan ALAT untuk meraih segala keinginan dan kepuasan nafsu kita. Bukan kita jadikan Alat untuk melindungi dan melayani ummat.
Kalo kita yang belum berkuasa saja sudah sangat Anarkis merusak, mengkafirkan dan membidahkan semua yang kita anggap sebagai agen-agen kemaksiatan. Bagaimana mungkin ummat percaya kalo kita mampu memegang amanah kekuasaan dan kepemimpinan.
Sementara Rosulullah SAW TIDAK PERNAH mengajarkan tindak anarkis dalam bentuk apapun baik sebelum berkuasa maupun sesudah kekuasaan dan kepemimpinan telah diraihnya. Coba kita simak kisah ke-8 Keagungan Muhammad SAW ini.
=========================================================
Sumamah adalah tokoh Hunaifiyah yang banyak membunuh para pemeluk agama Islam. Namun pada akhirnya, ia tertangkap dan menjadi tawanan pihak muslim. Tawanan itu pun diajukan ke hadapan Rasulullah. Segera setelah melihat Sumamah, beliau memerintahkan para sahabat di sekelilingnya agar memperlakukannya dengan baik.
Sumamah sangat rakus bila makan, bahkan bisa melahap jatah makanan sepuluh orang sekaligus tanpa merasa bersalah.Setiap kali bertemu Nabi ia selalu mengatakan, Muhammad! Aku telah membunuh orang-orangmu. Jika kamu ingin membalas dendam, bunuh saja aku! Namun jika kamu menginginkan tebusan, aku siap membayar sebanyak yang kamu inginkan.Rasulullah hanya mendengarkan ucapannya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Beberapa hari kemudian Rasulullah membebaskan Sumamah pergi. Setelah melangkah beberapa jauh, Sumamah berhenti di bawah sebuah pohon. Ia selalu berpikir, berpikir, dan berpikir. Kemudian ia duduk di atas pasir dan masih tetap tidak habis pikir. Setelah beberapa lama ia bangkit, lalu mandi, dan mengambil air wudlu, kemudian kembali menuju rumah Rasulullah. Dalam perjalanan menuju rumah Rasulullah ia menyatakan masuk Islam.
Sumamah menghabiskan beberapa hari bersama Rasulullah dan kemudian pergi ke Mekah untuk mengunjungi Kabah. Sesampainya di sana, Sumamah menyatakan dengan suara lantang, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.Saat itu Mekah masih berada di bawah kekuasaan Quraisy. Orang-orang menghampirinya dan mengepung. Pedang sudah terayun-ayun mengintai kepala dan lehernya. Salah seorang dari kerumunan itu berkata, Jangan bunuh dia! Jangan bunuh dia! Dia adalah penduduk Imamah. Tanpa suplai makanan dari Imamah kita tidak akan hidup.Sumamah menimpali, Tetapi itu saja tidak cukup! Kalian telah sering menyiksa Muhammad, Pergilah kalian menemuinya dan minta maaflah pada beliau dan berdamailah dengannya! Kalau tidak, maka aku tidak akan mengizinkan satu biji gandum pun dari Imamah masuk ke Mekah.
Sumamah kembali ke kampung halamannya dan ia benar-benar menghentikan suplai gandum ke Mekah. Bahaya kelaparan mengancam peduduk Mekah. Para penduduk Mekah mengajukan permohonan kepada Rasulullah, Wahai Muhammad! Engkau memerintahkan agar berbuat baik kepada kerabat dan tetangga. Kami adalah kerabat saudaramu, akankah engkau membiarkan kami mati kelaparan dengan cara seperti ini?
Seketika itu pula Rasulullah menulis surat kepada Sumamah, memintanya untuk mencabut larangan suplai gandum ke Mekah. Sumamah dengan rela hati mematuhi perintah tersebut. Penduduk Mekah pun selamat dari bahaya kelaparan
Ya Rasulullah, Salam alaika
MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH
Kiriman : Uhkti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar