RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 15 Januari 2013

KEPRIBADIAN MUHAMMAD SAW


Sahabat, bulan ini adalah Bulan Rabi’ul Awwal, apa yang kita ingat dalam Bulan ini ? ya seorang TELADAN TERMULIA di dunia dilahirkan, dia datang untuk menerangi gelapnya peradaban Dunia, Akhlaknya yang Agung, Pribadinya yang memukau, lembut santun dan sangat beradab, bulan ini adalah bulan ‘ Ulang Tahun ‘ Beliau 12 Rabiul Awwal

Sudah sejauhmanakah kita mengenalnya ? puluhan bahkan ratusan tokoh sukses di Dunia sudah kita baca biografinya, kita sangat terkagum-kagum atas kegigihan dan kesuksesannya lalu mengikuti jejak kesuksesannya, salahkah ? tidak.

Tapi ada satu sosok tersukses dan termulia yang pernah hadir di Dunia ini yang lebih patut kita baca dan teladani lebih dekat lagi, dialah Muhammad SAW, nabi kita semua.

Di bulan ‘ Ulang Tahun ‘ Beliau ini yang ke 1441 ini, mari coba sejenak kita menyimak lebih jauh 12 KISAH KEAGUNGAN Muhammad Rosulullah SAW, inilah kisah yang Pertama

============================================================

Kisah Keagungan Muhammad SAW -1 : KEPRIBADIAN MUHAMMAD SAW



Siapa di antara Kita yang membaca akhlak Muhammad saw., kemudian jiwanya tidak larut, matanya tidak berlinangan dan hatinya tidak bergetar ? Siapa di antara Kita yang mampu menahan emosinya ketika membaca biografi seorang yang sangat dermawan, mulia, lembut dan tawadhu’? Siapa yang mengkaji sirah hidup beliau yang agung, perangai yang mulia dan akhlak yang terpuji, kemudian dia tidak menagis, sembari berikrar, “Saya bersaksi bahwa Engkau adalah utusan Allah.”?



Duhai, kiranya kita mampu melaksanakan cara hidup, cinta dan akhlak yang mulia dari teladan agung dalam kehidupan. Kita bergaul dengan orang lain, lihatlah

Muhammad saw. memperlakukan musuh-musuhnya. Beliau bersabda,





“Sesungguhnya Allah menyuruhku agar menyambung orang yang memutuskanku, memberi bantuan kepada orang yang pernah menahanku, dan memaafkan terhadap orang yang mendzalimiku.”

sekiranya kita memperlakukan saudara seiman kita, minimal sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan orang-orang munafik, beliau memaafkan mereka, memintakan ampun terhadap mereka dan menyerahkan rahasia mereka kepada Allah swt.



sekiranya kita memperlakukan anak-anak kita, sebagaimana Muhamamd saw. memperlakukan pembantu dan pekerjanya. Ketika pembantu kecil Muhamamd saw. sedang sakit, beliau. membesuk dan duduk di dekat kepalanya seraya mengajak untuk masuk Islam. Pembantu kecil itu masuk Islam, maka Muhammad gembira seraya berkata, “Segala puji bagi Allah swt yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka.”



“ ketika Seorang Yahudi menagih utang kepada Muhamamd saw. dengan marah-marah, kasar, dan tidak sopan di depan banyak orang. Muhammad saw. tersenyum dan menghadapinya dengan lembut. Tak disangka si Yahudi itu masuk Islam, mengucapkan syahadat, “Saya bersaksi bahwa Engkau utusan Allah.” Karena saya baca di Taurat tentang Engkau, yaitu ketika saya tambah marah, justeru Engkau tambah lembut menghadapiku.” Begitu pengakuan si Yahudi.



sekiranya kita memperlakukan kerabat kita, meskipun mereka berbuat buruk kepada kita, sebagaimana Muhammad saw. memperlakukan kerabat dan kaumnya. Karena kerabat dan kaum Muhamamd saw. menyakitinya, mengusirnya, mengejeknya, menolaknya, memeranginya. Namun, beliau tetap menghadapinya. Ketika beliau menaklukkan Makkah, posisi beliau sebagai pemenang, penentu kebijakan, namun beliau berdiri berpidato mengumumkan bahwa beliau memaafkan semuanya. Sejarah telah mencatat dan momentum telah menjadi saksi dengan sabda beliau,

”Allah telah mengampuni kalian, pergilah, kaliah bebas.”



Sewaktu Penduduk Thaif melempari Muhammad saw. sampai beliau berdarah-darah. Beliau menghapus darah segar yang mengalir dari tubuhnya sambil berdo’a, :

”Ya Allah, ampuni kaumku, karena mereka tidak mengetahui.”



luar bisa, tak ada rasa benci dan dendam sedikitpun terhadap semua orang yang telah menyakitinya, jauh sekali dengan sikap dan perilaku orang-orang yang ‘ mengaku ‘ dirinya ‘ MUJAHID ‘ dan ’ DAI ’ saat ini yang Suka mencaci, mengkafirkan, membid’ahkan, menghakimi bahkan membunuh dengan alasan yang hanya bisa dipahami oleh mereka sendiri, pukul dibalas pukul, sakit dibalas sakit dan bunuh dibalas bunuh memang ada dan dibenarkan di dalam Al-Qur’an, tapi Allah dan Rosulullah lebih menyukai kalo kita mengedepankan kata MAAF, manakah yang harus kita dahulukan EMOSI kita atau Ridho Allah dan RosulNYA ?



Muhammad saw. pernah dicegat oleh seorang Arab badui di tengah jalan, beliau hanya berdiri lama berhadapan, dan tidak berpaling sampai orang badui itu berlalu dengan sendirinya.



Suatu hari Beliau ditanya oleh seorang nenek tua, beliau dengan tekun, hangat dan penuh perhatian menjawab pertanyaannya. Muhamamd saw. juga membawa seorang anak kecil yang berstatus hamba sahaya, beliau menggandeng tanganya mengajak berjalan-jalan.



Muhammad saw. senantiasa menjaga kehormatan seseorang, memuliakan seseorang, melaksanakan hak-hak seseorang. Muhammad saw. tidak pernah mengumpat, menjelekkan, melaknat, menyakiti, dan tidak merendahkan seseorang.



Muhammad saw. ketika hendak menasehati seseorang, beliau berkata, “Kenapa suatu kaum melaksanakan ini dan itu? Artinya, beliau tidak langsung menyalahkan orang tersebut. Beliau bersabda, “Mukmin itu tidak mencela, tidak melaknat dan juga tidak keras perangainya. Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling saya cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya dengan saya kelak di hari Kiamat adalah yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”



Muhamamd saw. merapikan sandalnya, menjahit bajunya, menyapu rumahnya, memeras susu kambingnya, mendahulukan sahabatnya soal makanan. Muhammad saw tidak suka pujian.



Muhamamd saw sangat peduli terhadap fakir miskin, beliau berdiri membela orang yang terdzalimi, beliau bertandang ke orang papa, menengok orang sakit, mengantarkan jenazah, mengusap kepala anak yatim, santun terhadap perempuan, memuliakan tamu, memberi makan yang lapar, bercanda dengan anak-anak, dan menyayangi binatang.



Suatu ketika para sahabat memberi saran kepada Muhammad saw,

“Tidakkah Engkau membunuh gembong kejahatan, seorang pendosa dan otak munafik, yaitu Abdullah bin Ubai bin Salul? Beliau menjawab, “Tidak, karena manusia nanti mengira bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya.”



Sahabat, Boleh jadi kita telah membaca biografi orang-orang besar, tokoh terkenal, ilmuwan, reformis, mujaddid dan mujahid, namun ketika kita membaca sirah kehidupan Muhammad saw. seakan-akan kita tidak mengenal mereka selain diri Rosulullah SAW, kita tidak mengakui selain dirinya. Tokoh-tokoh itu rasaya kecil di mata kita, hilang dalam ingatan kita, pupus dalam pikiran kita tentu saja tanpa harus menghina mereka karena prestasi dan keberhasilan mereka juga layak kita perhitungkan dan kita contoh.



MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH

Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar