Hasrat mati, semua kaku dalam diamNYA
manusia saling berbantah
berebut ambisi disepanjang waktuNYA
lantas anak-anak jadi sandera di depan pertokoan
atas nama gengsi ohhh…. caci maki
memotong urat nadi budipakerti
Rasa malu berceceran diwajah nurani
keluguan beronani menikmati kematian
dikuburan tanpa wangi bunga
hanya mantra usang yang kian kumal
terlontar pada waktu ktika mau
memanggil raja mabuk dimeja pesta
ya roch kalimat MU kian kabur lari dari benderang
Amarah berseloroh
menjajakan cinta
menjual kasih
ohhh tuhantuhan karbitan
ohhhh nabinabi rombengan
silahkan mati dialtar kesunyian
dan aku hanya mampu diam
menikmati adaNYA
Oleh : Putra Pengembara
Bantoel, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar