Duh mawar
akankah malam tetap setia mengajakmu brkelana
menenun kebutaan cahaya
menimbun noda-noda
dalam setangkup jemari sepi
sedangkan hujan tiada henti dini hari
menabur cinta hati
kau lenyap bersama daun2 tertawa
menggaruk-garuk lukanya sendiri
akankah keesokan hari kan ada telaga jernih
seindah mentari
sesejuk embun pagi
saat benih-benih tumbuh di ladang
menjadi kuncup-kuncup ilalang
sedangkan malam ini engkau masih berlari
menenun hikayat cendiri
mengeratkan belaian hari
tiada lelah diri
duh mawar
jangan salahkan hari lusa
bila madu ikutan merana
mengurai liar pesonamu
hingga kami sinis luruh
laun merajah
yg menggebu kala merah jambu
Oleh : Putra Pengembara
Bantoel, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar