Mengapa terus saja
menghanyutkan diri pada derasnya arus samudra rasa,
sepertinya telah pupus asa,
...padahal bukan itu yang ada .
Geram terkadang garang menghunjan,
tapi rebah diterjang tingginya tenggang rasa,
untuk apa, sia sia belaka...
Akh...siapakah kita,
hingga ber nyali menghitung masa masa,
sedangkan nanti pun kita tak mampu memprediksinya...
----oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham / putra fajar.-----
----(I) Makassar sapo terulang , min ggu pagi , 09 Des 2012.----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar