Mengapa murka dibatas senja,
bukankah penjumlahan lebih membiaskan angkara murka,
Taburkanlah welas asih tiap detiknya,
tak usah berpikir kembaliannya,
setidaknya jangan menyuburkan bibit sengketa,
dihati kita.
Tafekurlah kedalam telaga sukma,
memilah suku kata, palingkan muka dari ajakan sipenista,
jangan beri tempat buat benalu jiwa,
kelak ia meracuninya.
Pesonamu adalah kelemahlembutan,
mengalahkan dunia sebelah mata,
tak perlu menyayatkan luka.
Membangun arena buat petarung adalah bait awal pertikaian,
menebarkan sengketa sengaja atau tak sengaja.,
menuai lara giliran berikutnya.
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham/putra fajar.-----
-----(K) Makassar sapo terulang, kamis siang 29 November 2012.---
( Terinspirasi oleh tulisan sahabatku : SANG BIDADARI PENGEMBARA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar