Duhai pelantun rindu,
betapa putih tulus mantera terucap,
laksana embun pagi memanjakan bumi ,
dedaunan pun takjub akan ikhlasmu ,
Meski mentari esok pagi bisa saja memerahkan salamnya,
tapi bait bait doamu memeluk syahdu simpul jiwa,
Betapa meranggasnya jiwa yang melenakan adamu
betapa merugi insan yang mengalfakanmu ,
meski apapun yang melandasi langkahnya,
Adalah sebuah awal dari penyesalan yang tak berbuku,
sebab telah melalaikan cintamu...
andai kumiliki ikhlas seputih relamu,
akan kujaga seumur hidupku...
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham/putra fajar.----
-----(I) Makassar sapo terulang, Kamis malam, 29 Nov 2012.---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar