Pagiku terlambat menata hakikat,
berhamburan bahasa tanpa magna ,
sepanjang kebersamaan kita,
bahkan disana sini terbengkalai nyata,
sebab kita terguling disisi yang berbeda.
Kini siang membakar hangus setiap inci pencerahan,
selebihnya tercecer sebagai sampah.
Kita magnai dengan pertengkaran ,
adu argumentasi,
pembenaran sendiri sendiri dalam kebersamaan ini.
Bagaimana kita rumuskan kebersamaan, jika langkah kaki terseok seok dalam kesendirian.
Mari kita rangkai ulang kejujuran,
supaya tunas jiwa hijaukan nuansa.
Jika pun kita bisa lari dari lara yang terus menguntit,
dipenghujung jalan kita terperangkap berjuta kebohongan.
Mengapa terus kita pelihara bahasa berlapis dusta,
jika akhirnya menumbuhkan benalu sukma,
membunuh induk semang jiwa yang tersiksa.
Mari berkata apa adanya, sewarna tata krama...
----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham/ putra fajar.-----
----Makassar sapo terulang, Senin sore 12 November 2012.----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar