dan aku sekali lagi terperangkap
pada bulan yang menggersang
di tengah mentari yang kian terjatuh
namun luluh , seraya malam ingin di gantikan oleh sang fajar ,
dia berkata ,
"aku adalah segumpal kamu"
yang kau hancurkan kala tangismu merantai tragis
saat bintik kelopak matamu hancur , dan tengelam
ingatlah "akulah segumpalan dirimu"
tangisan alam bersuara menyeru di tengah fajar
kala merangkul beban perjalanan panjang
panas , tangan liar dihargai kepingan emas
rintihan keindahan cukup hentikan perbedaan
tangan telinga dan suara
berpadu menghancurkan masa yang akan datang
angsa bodoh mencoba menggapai surga
menelan asa buah penyergapan tengah malam selasa
terus bernyanyi dan terus berucap
terus merintih dan terus menepi
bilik gunung , makam bulan untuk esok hari
aku pengusa , memakan malam hingga semua menjadi kelam
menyentuh bumi , membelah hingga ke lautan
pertama , ujung pulau kirimaru "akan tenggelam bersama fajar"
buah yang berkilau , pasir yang merona
kata mati akan melekat
dan menjadi sejarah baru untuk mereka yang akan hidup
pencari bukti , para ilmuan , filosof , hingga pelajar tua dan muda !
bersaiang dan saling bertentangan ,
satu persatu , dua pertiga ,
empat langkah , mendekati ,
"KEMATIAN"
ini makammu telah aku persiapkan
aku akan menunggu
didepan pintu makam ,
"KEMATIANMU"
Alex Wahyu , Uk-kes
Padang,Sumatera Barat
19 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar