RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Sabtu, 03 November 2012

MENCINTAI TANPA SYARAT

Sahabat, ketika pintu-pintu perzinaan begitu luas terbentang dihadapan kita, menembus seluruh ruang dan waktu, dan begitu gencarnya memompa gejolak nafsu setiap kita tanpa memandang siapapun kita, Pelajar, mahasiswa, Pejabat sampai Ulama’ b
egitu mudahnya tersesat masuk dalam pintu-pintu perzinaan itu, masih mampukah kita mempertahankan IKATAN SUCI sebuah pernikahan?.

Taukah kita, bahwa Rosulullah SAW tidak mampu menduakan CINTA seorang KHADIJAH karena keduanya saling memberikan pengorbanan dan kesetiaan begitu besar, sangat berbeda dengan pernikahan Rosulullah SAW sepeninggal Khadijah, menikah dengan Aisyah yang masih belia karena Beliau butuh kejeniusannya untuk menampung WAHYU agar kelak dapat tersampaikan dengan sempurna kepada Ummat sepeninggal Beliau, bisa jadi kalo waktu itu sudah secanggih saat ini, ada komputer yang mampu menyimpan data seluruh Wahyu dan Pesan-Pesan Beliau, mungkin Beliau tidak diperintah oleh Allah SWT menikahi gadis b

elia, pernikahan Beliau selanjutnya dengan para janda adalah untuk tujuan mempererat persaudaraan, perlindungan, penyantunan dan penghargaan kepada para Istri dan keluargnya, dari seluruh perikahan Beliau sepeninggal Khadijah tak satupun dari para Istri itu, Beliau mendapatkan anak, kecuali denga Maria Qibthiyah namun anaknyapun meninggal di usia yang masih balita.

Cinta akan selalu terawat sempurna hingga akhir hayat kita ketika kita SALING MEMBERI dan SALING MELAYANI bukan SALING MENUNTUT dan MAU MENANG SENDIRI. Kisah cinta kali ini akan memberikan gambaran akan arti cinta yang sesungguhnya kepada pasangan kita…………………


Oleh : Ukhti Nisa
================================================================================


Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit, istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun.



Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.



Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.



Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa-apa saja yang dia alami seharian.



Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.



Rutinitas ini dilakukan pak suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yang masih kuliah.



Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan pak suyatno memutuskan ibu mereka dia yang merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.



Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yang sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ..bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu".





Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya "sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".



Pak suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anak mereka. "Anak-anakku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yang selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yang tidak bisa dihargai dengan sesuatu apapun, Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini, kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit." Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu..



Sampailah akhirnya pak suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada pak suyatno , “ kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa……?” ,





"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu.

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk mencintai semuanya dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya, Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…….."



Subhanallah... disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru



Sabda Rasulullah : “ Seorang suami apabila memandang istrinya dg kasih sayang, istrinyapun memandang dengan kasih sayang maka Allah memandang keduanya dengan pandangan kasih sayang. Bila suami memegang telapak tangan istrinya maka dosa-dosa keduanya berguguran dari celah jari-hari tangan keduanya “ ( Al-Hadits ).





MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH


Kiriman : Ukhti Nisa
Dari : Rumah Yatim Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar