Jumat, 31 Agustus 2012
TITIAN BIMBANG
Merangkum mimpi dalam kabut biru
Meringkuk rindu yang membeku
Kembarakupun berlalu melewati selangsa waktu
Mengarungi luasnya delaga biru cintaku
Terantuk cadas menjadi duka
Terombang ambing ombak lalu terluka
Menepi pada badai berderai tangis air mata
Menyurutkan langkah karena menyerah…
Oleh : Hanz Putri ~hz~
Mojokerto
BERILAH RUANG
Duhai,
hentilah dari lelap yang kalap
meski badai menyongsong asamu,
jangan patahkan jembatan bathin ,
tetaplah berenang ketepian harap,
kerna pantai menjanjikan pelangi dari bias mentari pagi,
tinggalkanlah ketiadaan yang meremas hatimu,
berpalinglah pada kenyataan sepahit apapun itu...
meski tetap dalam bait yang lirih,
berilah ruang buat semainya kuncup yang baru,
biarkan mentari menyongsong cerahmu,
sebab esok penuh harapan...
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(J) Kota penghentian , Jumat siang 31.08.2012 .15.37.-----
HILANG DARI BERANDAKU
Ketika gelisah
dan rasa tersingkirkan memenuhi ruang dada,
kemana mesti kubawa langkah jiwa
Setiap sudut kotamu terasa sesak
dan setiap trotoar mentertawakan kekalahanku
Aku tersingkir dari berdiriku yang goyah diberanda hatimu,
berlaksa duka lara menggayut didada
Meski telah kucoba untuk terus pergi sejauh mungkin,
tapi bayanganmu terus saja menguntitku tak hendak sirna,
aku tak kuasa menepiskan lambaian rindu yang terbakar itu.
Dengan sisa ketegaran yang kusut,
kuberkas asaku dalam diam
kulangkahkan kakiku menuju Batavia,
kuberharap disana kutemukan apa yang hilang dari berandaku...
selamat tinggal kota kenangan...
bersama catatan yang kan kubawa
kemanapun aku pergi...
-----by Perlazank Menthaze.------
-----(M)Tanah rantau, Jumat siang, 31.08.2012 . 13.03.----
AKU TAK BISA LARI DARI BAYANGMU
Jika aku mampu,
telah kusingkirkan jerat rindu yang terus meliliti asaku,
sungguh aku tak kuasa,
sejujurnya aku terjerembab dan terus terbelenggu disana,
karena kutak mampu mengeja nuansa yang lain,
aku pasrah pada gerah yang terus mensesah.
Aku menjerit pada geram yang terkekang.
Aku meratap dalam diam yang kental.
Kemana hati mesti kubawa,
jika terus saja kau bersemayam disana.
Letih laraku bertumpuk perih yang bertindih.
Berilah aku waktu untuk berlalu dari cengkramanmu,
menepiskan semua catatan yang pernah kita suratkan...
-----by Perlazank Menthaze.-------
-----(M) Tanah rantau, Jumat 31.08.2012. 13.20.---
BATAVIA KOTA PENGHENTIAN
Batavia...
oh batavia...sepanjang jalan ini,
aku hanyut kesilam yang usang,
bertumpuk catatan tak bisa kulupakan,
bahkan laju taksi tak mampu mendahului laju nostalgia itu,
sepanjang jalan tol ini,
pernah kuurai tawa,ceria, perih dan air mata...
pada derap kelam malam yang menggelamkan sadarku merajut nista...
aah, betapa kini tinggal guratan perih,
nostalgia hitam ibukota......
---by Perlazank Menthaze.---
---(J) Kota penghentian, Jumat ssore 31.08.2012 . 15:55.---
JALAN HIDUPKU
Tuhanku,
Gusti Pangeran Welas Asih
dengan segala keterbatasan tentang kasih dan kinasih
telah kujalani karmaku bertelanjang kaki
dan dengan compang campingnya prilaku
terus jua kusamak segala cuaca dipanggung kehidupan
hujan panas siang dan malam tak ada bedanya
padahal kedua kakiku mulai gemetaran
pun tetap kualuri pakem diri
terombang ambing asaku Tuhan,
diperolokkan dalam kepapaan peruntungan,
lalu semua alasan itu melemparkan sadarku kepinggiran nista
berlumuran lumpur disekujur nyali,
seringkali membuatku tak berani menyebut nama MU
lalu keputusasaan meliliti seluruh keberadaanku,
terlena aku pada rayuan henti dilembah kehampaan,
segala galau, lara dan ketakutan nisby
menghantui jalan hidupku,
Ampun Tuhanku,
Gusti Pangeran Welas Asih,
aku yang sarat noda masih pantaskah menengadahkan muka
mempertanyakan Kasih MU dalam hidupku,
bahkan meragukan Pakem MU atas diriku....
-----by Mikhael Rajawane.-----
-----Tanah rantau(M), Kamis malam, 30.08.2012 . 20:20.----
DERITA BATHIN
Kurasa
sama sekali tak ada upaya yang signifikan
agar nuansa cair dibentangan rona
yang ada malah pembiaran
terus saja mewarna tak perdulikan rintihan karenanya
pada sisi yang begitu melena
berujung perang bathin yang dingin
dialfa yang kita sengaja
siapa yang memulai dan siapa yang mestinya mengakhiri
rancu dilipatan waktu yang membeku
aku merasa kalian semua sudah terbiasa
meletakkan dilema dipojok sekenanya
sedangkan beban yang menghimpitku tak hendak lega
kuterima jua apa adanya,
dalam diam yang pahit
tertatih kutapaki derita bathin ini
memunguti hari hari yang berceceran
dalam hidupku......
-----by Mikhael Rajawane.------
-----Tanah rantau(M), Kamis malam 30.08.2012 . 20:00.------
JANGAN
Jangan ajak aku melacurkan diri,
pada pengabdian yang kuyakini sejak dicandi baru
jangan ajak aku onanikan jabatanku,
sebab titipan ini amanat bukan warisan,
jangan jadikan aku punggawa
pada adegan jual diri,
apalagi menjual madu dimulut berbau baygon racun kecoa
jangan tawarkan kemewahan beraroma pemerasan,
sebab miskinku bukan gelandangan jalanan
jangan suguhkan padaku anggur memabukkan,
dari gelas berkeringat darah kaumku dibawah
jangan ninabobokkan aku dengan kecup dan ciuman kemesraan
dari kepapaan dan busung lapar kaum proletar,
aku sudah cukup kaya, mewah dan bahagia
meski penzoliman adalah bantal kasurku.....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra fajar.------
-----Makassar sapo terulang, Kamis siang 30.08.2012. 13.30.-----
MUSANG BERBULU AYAM
Aku berdiri goyah
pada sisa ketegaran yang mulai gemetar
sebab sudut sudut kegelapan kini malah semakin ketengah,
sementara lentera ditanganku mulai redup
kehabisan cahaya diterkam badai
hoiiiii..apa masih ada yang mendengar caci makiku
mencoba berenang sungsang dari sistem
menilik satu persatu rahasia dibalik rahasia,
alangkah banyak suara yang cuma angin sorga
menina bobokkan pecundang dan rakyat kebanyakan,
dengan semboyan, jargon sampai lembaran berharga
tergadailah harga diri bahkan suara nurani,
aku terperangkap dikawanan musang berbulu ayam
sementara pesta akan dimulai,
para pengantin berpose sana sini jual diri
aku muak dan mual pada helaan nafas tersedak,
jika aku bergerak,
lentera ditanganku pasti kan padam,
gelap segulita malam....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra fajar.-----
-----Makassar sapo terulang, Kamis siang 30.08.2012. 12:30.----
MENGAPA
Aku masih punya rasa malu
saat dera menghantam sendi pengabdian
pada tataran pangkat, jabatan dan penghargaan
jika harus mengemis ,mengais kasihan diujung iba
kupilih senyum dan diam dalam doa
ya..resikonya : beku
lambat laun , mati suri dan terlupakan
lalu berjuta mata memandang tak rela,
pada altar kebebasan yang dikebiri, diam diam dan berjemaah
aku heran : kenapa semua ikut diam,
maka kujeritkan pada Sang Pawang,
rebah serata tanah diharibaan ujung keset MU, ya Gusti
mampukan aku tetap percaya dalam gamang yang ngambang
pada janji suci yang KAU dan aku sepakati,
sesaat sebelum aku keluar dari rahim ibuku,
berkelana didunia MU, menjalankan amanat Bhayangkara sejati...
panggung semesta jagad raya, hitam putihnya hakikat
beri aku tuntunan agar bibirku ikhlas menjawab :
saat ibuku bertanya :..kenapa kau tidak naik pangkat anakku...??
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra fajar.----
-----Makassar sapo terulang, Kamis sore 30.08.2012 . 17:17.----
KEHAMPAAN
Aku henti
pada jarak aman yang kau persyaratkan
meski raguku mengambang diwajah
tapi kuyakinkan pada nyatanya hari ini
entahlah esok,
lalu akan kemana batas batas ini akan kita luruskan,
agar setidaknya ada catatan yang layak kita berlakukan
atas segala rasa, karsa maupun sengketa
sebab tak ingin kubuat tugu
pada tumpang tindihnya perasaan
saat kita berusaha menggapai hayalan
dalam kehampaan kalbu,
tiap tiap lengang bertandang
menyambangi jalan penuh liku kehidupan,
sebelum kita sudahi kebersamaan,
dengan merentangkan jarak, waktu dan ruang..
---oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra fajar.----
---Makassar sapo terulang, Kamis malam 30.08.2012 . 23:00.---
PINJAMI AKU KUNCI
Meski telah berulangkali
kucatatkan dikertas yang melebar disepanjang tarikan nafasku,
tapi ruang kecil didadaku terus saja menghampa tak berbatas..
dengan sesal yang selalu terlambat
kupunguti lagi butir butir yang menghampakan kalbu,
tapi menjadi tidak indah lagi
sebab kehampaan yang baru sudah menyusul ...
andai kau miliki kunci
menuju jalan menghanyutkan kehampaan ini,
berilah padaku unjuk rasa,
agar kutuju ujung itu...
---oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra fajar.----
---Makassar sapo terulang, Kamis malam 30.08.2012 . 23:05.---
DASAR JIWA LUKA
Senyap
sepeninggal pergimu membawa sepenggal asaku
dari susah payahnya menggadaikan jejak diri,
tak terasa asbakku penuh puntungan sigaret,
bersanding tiga gelas kopi tinggal ampas
masih juga aku tak bisa merenda robeknya rasa,
menautkan heranku pada kenyataan,
sebab tak satu jua tanda tanda,
untuk kujadikan patokan
mencukupkan tanyaku pada nyeri yang terus bertumpuk
hakekat yang hampa
dari dasar jiwa luka
disayat peristiwa demi peristiwa
dihelaan nafas yang tersengal,
pahitnya sebuah pernyataan racun mematikan
dipenghujung mimpi dalam terjagaku
menata bathin selaras kata kata,
begitu muskilnya.....
-----by Perlazank Menthaze.------
-----(M)Tanah rantau, Kamis 30.08.2012 . 16:50.----
MENGANTARKANMU KEGERBANG HARAPAN
Ada nuansa tak berawan lagi,
ketika kau hadir ditempat dulu kusiapkan buatmu,
setelah sengketa rasa menghanyutkan kebersamaan kita,
jujur : kutemukan kembali serat jiwa dirantau yang asing bagiku
sebab sejak pertama kusapa kotamu,
aku tak hendak menyemai sengketa berbuah lara,
kulukis adaku dalam warna yang semestinya,
tanpa sandiwara apalagi prasangka,
meski aku tak mungkin mewujud dari mimpimu,
tugasku mengantarmu kegerbang harapan
hidup dengan layak dalam kepenuhan cinta dan kasih sayang
harapku, awan tak segera mendung lagi
meski badai kan menerpa kebersamaan ini,
berilah aku waktu menjati dirikan jiwa,
pada kejujuran dan ikhlasnya insan,
menjalani kehidupan.....
-----by Perlazank Menthaze.------
-----(M)Tanah rantau, Kamis 30.08.2012 . 14:07.----
SAHABATKU DARI NAZARET
Terima kasih telah menyalamiku,
pada sapa yang menggantung kerna ragu yang biru,
aku sudah terbiasa menelan sinisme sebelah mata,
sebab bahasaku sederhana , apa adanya,
silahkan kau eja....
tapi sebelum jauh mengukir adaku,
tanyakan pada angkasa tentang catatan putra fajar,
ratapan suara hati, serat jiwa yang mengulum lara
menjalani pakem sang Mahesa Gusti Pangeran Welas Asih,
pada keteduhan yang nyata ketika kusujud dibawah Salib NYA,
Yesus dari Nazaret, sobat setiaku itu
tak pernah memandangku sebelah mata, apalagi curiga
maka kepada NYA kubawa semua gundah gulana,
sebelum esok aku menutup mata,
jika kau ada waktu :
mampirlah diberanda NYA, di Bukit Kalvari Golgota
didasar hati kita yang kering penuh noda
insan yang selalu jumawa.....
----by Perlazank Menthaze.---
----(M) Tnaha rantau, Kamis Magrib 30.08.2012 . 18.32.—
Kamis, 30 Agustus 2012
MALAM KERINDUANKU
Terasa mulai gelap..
terlukis hitam dan sinar bulan yang nampak temaram
Merenung menanti mentari yang sedang terlelap
Menekan tubuhku yang mulai terasa penat
Kulukis wajahmu dalam bait puisiku
Dengan senyum merekah indah menatap hatiku
Keindahanmu tiada habisnya di dalam mimpiku
Menyejukkan mimpi dan harap nafas hidupku
Tak dapat ku hadir di sisimu malam ini
Tapi mataku masih memandang tanpa lelah potretmu yang terpampang di hadapanku
Inginku berada di dekatmu memelukmu dengan kedamaian dalam dinginnya malam
mungkin karna itu puisiku tertulis dihatimu
Pada taman surgawi yang ku harap kau buka untukku
Dan disaksikan bunga cinta yang tumbuh bermekaran
Menghiasi taman sang pelantun malam yang terkurung oleh rindu
Lalu....
Malam kian menuju larut..
untuk menjelma menjadi fajar pagi...
malam akan kutemui lagi...
kerinduan akanmu pun akan tercipta lagi
selagi nafasku masih terhembus..
selagi mataku masih melihat..
selagi jantungku masih berdetak..
selagi nadiku masih berfungsi...
Oleh : Joe Imam Mencari Putih-Nya
Selasa, 28 Agustus 2012
CINTA - HATI - INSPIRASI
Cinta...
Bukanlah sebuah mimpi...
Ia hadir dari dalam diri...
Melahirkan satu harapan dihati...
Bukan tentang apa yang didapati...
Melainkan tentang apa yang mampu diberi...
Lalu larut menjadi sesuatu yang difahami.
Terasa dekat walau jauh berada...
Terasa ada walaupun ia tiada.
Cinta...
Bukanlah sekedar puisi...
Melainkan suara hati...
Yang memberi Inspirasi.
Padaku...
Padamu...
Pada kita.
By : Wahyu Sumut Kembara
Selasa, 27 Agustus 2012. ( Mengajuk kenangan )
Kota Tanjungbalai - Sumatera Utara.
PENYESALAN
tak begitu faham,walau mengatakan iya sebenarnya hati terdiam..merangkai sketsa-sketsa ilham yang kau tunjukan tadi malam.
raga rebah dalam nyaman,tapi pikiran terbang pada bayang yang temaram..telah berganti pagi beranjak siang,hati masih tertinggal dalam buai mimpi sepanjang zaman.
maafkan aku tak bertahan,begitu tergoda kebahagiaan..hati penuh umpatan,penyesalan yang akan terjadi di masa depan.
ini ku akhiri sampai disini..sekarang walau mampu,ku sudah tak mau.
Oleh : Corush Arai
Bandung
PENYESALAN
tak begitu faham,walau mengatakan iya sebenarnya hati terdiam..merangkai sketsa-sketsa ilham yang kau tunjukan tadi malam.
raga rebah dalam nyaman,tapi pikiran terbang pada bayang yang temaram..telah berganti pagi beranjak siang,hati masih tertinggal dalam buai mimpi sepanjang zaman.
maafkan aku tak bertahan,begitu tergoda kebahagiaan..hati penuh umpatan,penyesalan yang akan terjadi di masa depan.
ini ku akhiri sampai disini..sekarang walau mampu,ku sudah tak mau.
Oleh : Corush Arai
Cimahi
KATAKAN PADA REMBULAN
Katakan pada rembulan galaumu,
agar awan dapat mencatat lara yang membentang sepanjang asa,
sementara itu biarkan langit menuntun bathinmu
menjalani kehidupan dari satu ketiadaan kepada pasrah yang sesungguhnya...
sebab itulah pakem yang semestinya kita lakonkan ,
tak perlu kau beberkan resahmu pada trotoar dan jalanan sepi kotamu,
apalagi pada dinding yang kaku dan bisu..
meski dengan tertatih, tetaplah melangkah kedepan tuju,
agar tak berlumut jalan yang mendaki...
katakanlah dengan bahasa sukma
meskipun tak ada kata kata dalam bahasa dunia,
sebab kefanaan adalah milik dunia..
kenapa kita harus ketakutan
atas awan yang belum tentu menghujani kehidupan kita..
ayo, jalanlah tanpa harus menoleh dengan prasangka
apalagi menyalahkan gulita yang menghadirkan malam...
sebab sesuai janjinya
esok akan dikimnya mentari
membayar kecewamu pada rahasia malam...
----by Perlazank Menthaze.----
----(M)Tanah rantau, Rabu 28.08.2012 . 2012.-----
Senin, 27 Agustus 2012
LOVE
SENGKETA KITA
Addikku ragil,
dua belas purnama telah lintas disendiriku,
menjalani peruntungan tanpa basa basi kita,
kereguk lelahku, kutelan pahitnya jalan hidup
ketika usia mulai uzur pada lelah berbaur sedih,
berbatas sengketa jiwa tak hendak reda,
semula kuharap kau pahami suara jiwa,
sayangnya pendar mata bathinmu terhalang kilauan dunia fana,
maka pada batas asaku kupilih tak lagi bersuara,
berdiri diam dalam lara yang membeku,
sejak itu makin tersisih adaku diberandamu,
bahkan disela sela waktu yang bergulir tak lagi mengemuka kita,
aku merindukan silang suara kita yang dulu kental,
tentang perjalanan hidup kita anak desa bermodalkan tekad,
telah kurintis jalan panjang menuju ibu kota,
meski henti disengketa kita,
kini jarak, waktu dan ruang telah meregangkan kita
entah kapan kita akhiri....
-----by Perlazank Menthaze.------
-----(M)Tanah rantau, senin 27.08.2012 .23:41.-----
PATAH
Akhirnya
pada hitungan yang belum jua genap,
berakhir juga kebersamaan kita pada sengketa rasa,
padamu telah kuberikan apa yang kumiliki,
bahkan mundurku telah menggapai tapal akhir,
mesti bagaimana lagi merenda asa,
agar kau tau simpulku telah kutambatkan pada bidukmu,
meski tetali yang kusambungkan usang dan lapuk,
sebab kaulah harapku merenda hidupku,
sedalam tenggelamku pada janji janjimu,
kini sedalam itu pula tenggelamku dalam pilu,
bahkan hampir tak mampu kuarungi hidup,
sebab patah yang hancur,
pada kecewa yang tak terukur,
menatap bayangmu menjauh dari hidupku,
dalam lara yang beku aku terpaku,
melepas pergimu......
-----by Perlazank Menthaze.-------
-----(M)Tanah rantau, 27.08.2012 . 16:55.---
MELAJU
Beri aku alasan untuk percaya padamu bahwa kau akan pergi
ku melihat bayangan mu disana jadi ku tahu mereka semua salah
Cahaya rembulan pada bumi lembut kecoklatan
Ini membuat ku tahu di mana engkau meletakkan catatan rindumu
Walau Mereka membawa mu jauh dari ku, tapi sekarang aku akan mengambilnya pulang
apakah aku akan tinggal selamanya di sini dengan mu
mungkin aku memang mencintaimu
Kata-kata lembut yang terucap darimu memberi ku ketenangan
Bahkan dalam kematian cinta kita terus akan melaju
Biarlah
Mereka tidak tahu engkau tidak bisa meninggalkan aku
Mereka tidak akan mendengar engkau bernyanyi untuk ku
Oleh : ~ Kinanthie Soraya Jasmine ~
Cikarang, Jawa BaraT
DUSTA DIATAS DUSTA
Katakan padaku,
rahasia menata rasa jika berada didua kutub berbeda,
saat memalingkan muka menatap kepolosan jiwa,
menyulam kata dilidah yang sama,
belum lagi menjadwalkan giliran mana,
untuk hati yang mendua atau bahkan lebih nista,
sudah pasti dusta diatas dusta,
serapi itu sembunyikan petaka dibalik harapan hampa,
membangun istana diatas debu kemunafikan,
apalah jadinya...
-----by Perlazank Menthaze.------
-----(M)Tanah rantau, Minggu malam, 26.08.2012 . 22:22.----
MENABUR DUSTA, MENUAI PETAKA
Kekasih,
lentera ditanganku kehabisan daya,
cahayanya pudar diterkam kelam saat malam,
badai yang kau bawakan terlampau deras menghempas,
gemetar seluruh tubuhku diterjang lakonmu,
rebah panji panji kehidupan tak berdaya,
pupus tata krama, kering didasar kalbu
yang terbaca : kebebasan semata mata
sangkamu : anak mata harus dibayar dengan anak mata,
pada hidup yang cuma sekali,
sekarang saja gelisahmu isyaratkan hilangnya ketentraman jiwa,
bagaimana kedepannya....
duhai kekasih,
apa yang kau cari dalam hidup sesingkat ini,
berhentilah menabur dusta,
jika tak ingin menuai petaka....
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(M)Tanah rantau, Minggu malam 26.08.2012 . 22:45.----
BERSAMA SENJA INI
Bersama senja ini,
Kutapaki pesona temaram sinar lembut mentari
Terlukis guratan hatimu mengukir makna
Untuk menjelaskan sebaris kata....
Kata yang kau lepaskan..
Bebas laksana rajawali yang melayang jauh
Tinggi...
Dan Anggun..
Layaknya api malam menyibakkan kabut pagi...
Dibayang tatapmu, kulihat selarik senyum
Lambaian kasih yang tegar dan tiada gentar menyapa
Pesonamu..
Sekilas ku lihat temaram senja pun mulai menjadi gelap..
Kau pun beranjak pergi bersama mentari yang terlepas dari langit.
Kemudian sepi mulai bertahta untuk malam yang dingin...
Oleh : Joe Imam Mencari Putih-Nya
Sabtu, 25 Agustus 2012
MALAM INI
Masih berdiam diri tak satupun tembang bernafaskan keindahan kus
imak
bukan berarti ku tak perduli kuhanya dapat melihat
dan ku hanya bisa tersenyum
walau sedikit memaksa tak dapat kupungkiri jiwaku terbawa alunannya
Seiring berpendarnya cahaya bulan di langit malam
ku ingin menggores lagi tanpa satu jiwa terbawa
biar hanya aku saja yang melagukannya
dan tak banyak pintaku padamu dengarlah sampai penatku berakhir
Oleh:~ Kinanthie Soraya Jasmine ~
Cikarang, Jawa Barat
25 Agustus 2012 21:58
KEMBALIKAN SENYUM DI HATINYA
pelan langkahku menengok kamarmu
kau masih terlelap tidur sudah satu purnama nafasmu kau gadai
menepi menelisik aliran darah
jantung berdetak lemah
lelah
kutarik selimutmu dan kubetulkan lagi saat adzan subuh sayup sayup memanggil
"Ash Shalaatu Khairum Minan Naum"
"Ash Shalaatu Khairum Minan Naum"
dingin
kudukku berdesir kubangkit melangkah
dan ku kecup dahimu selembut sutra
bangunlah
bangunlah
dengarkan dengan hati jangan kalah
kembalikan jiwamu duhai kembara
kembalikan
agar raga yang telah berbau tanah ini bisa mengepak sayap2 detak bergerak
hingga denyut nadi
menggerakkan mesin jiwa yang terlanjur merana
yaa Robbil izzati
Engkau Maha Syifa
Engkau Maha Penyembuh yang bisa mengembalikan atma
yang sudah menyebar kemana-mana
menjadi satu jiwa
bersatu dalam raga dan menyematkan senyum di bibirnya
subuh ini pekan ke empat
apalagi sepatah kata
satu hurufpun tak lagi dapat kau eja
di sepanjang waktu ku berdoa , “Tuhan” kembalikan cahaya mata dan senyumnya
kutangkup hangat, kuusapkan telapak tangan
berdiri
melangkah menjemput hari dan menantimu kembali
Oleh : PUTRA PENGEMBARA
Jakarta
BAIT UNTUKMU CINTA PERTAMAKU
Ku tak sedang memaksa hati bersyair rayu...
Hati pun tak ingin mengenang sesuatu dan menjadi layu...
Pernahkah mentari meminta mendung menutupi diri...!!!
Sedang sinarnya senantiasa ingin gagah menerangi.
Aku mengenangmu dalam sebait kata...
Bertumpu bermega rasa dan berjuta warna...
Terkenang indah lalu menangis...
Terbayang getir pahit lalu ku tersenyum.
Kita memang tak lagi bersama...
Namun perrpisahan telah ajarkan aku 'tuk tetap setia...
Kita memang tak lagi pernah bersua...
Tapi kenangan lama berganti menjadi do'a.
Kau tetap yang terkasih tiada cela...
Walau dosa pasti tetap ada.
Kau pertama tiada terganti...
Walau akhir aku tak tau pasti.
Kenanglah kenang... bila hadirku dalam do'a...
Lalu lupakanlah bila itu dapat membantu...
Bahagia untukmu... Bahagia untukku... Bahagia mari kita raih bersama.
By : Wahyu Sumut Kembara
Minggu, 26 Agustus 2012. (Jendela Masa Lalu)
Tanjungbalai - Sumatera Utara.
CELOTEH
celoteh
di sini rindu
ku lihat bayangmu di seberang jalan yang ku lalui
hari itu kau kekasih hati yang ku puja
memilih jalan berbeda
di bawah temaram cahaya bintang
bayangmu hilang di telan malam
apa yang kau tinggalkan
dalam jejakmu
segumpal rindu dalam dadaku
menemani dingin angin malam
peluk tubuh ku
melumat waktu yang terus berjalan
kembalilah esok
saat fajar enggan bertirai malam
aku duduk di tepian senja telaga
kesunyian
di sini.
Oleh : Secawan Candu
MENUAI PILU
Pada tataran rasa
begitu sulit menimbang pilihan
sebab kata sudah tak senada pecah dimelodinya
hingar bingar nuansa malah hadirkan sepi yang gamang
meski sudah kulucuti semua nostalgia,
bahkan kuhindari jalan jalan memory kota ini,
dan kuundang bianglala meriahkan nista,
diujung hampa aku terkapar,
kosong yang benar benar kosong
kuberkas dan kubawa pulang,
adalah pilihan yang teramat ganjil kuhadapi
menuai pilu atau lari dari kenyataan,
tangga awal atau pijakan akhirkah semua ini,
semakin tak kumengerti,
menyimpulkan malam ini.....
-----by Mikhael Rajawane.-----
-----Tanah rantau (M) Minggu dinihari, 26.08.2012 . 01:35.-----
DUHAI PELANTUN JEJAK
Ampun
kaukah itu duhai pelantun jejak
hardikanmu petir yang membelah kota mati
membangunkan zombi yang tidur seusia Cleopatra
tengoklah : dimana mana nyata cakaran kukunya
bahkan tembus menghitamkan putihnya jiwamu senyatanya,
ada apa, kenapa ,
haruskah jurus pamungkas itu tergelar
pada sesal yang tak jua kan kelar,
bahkan mungkin merambati dinding sukma,
ikut terbakar seluruh tata krama
hanyut terseret emosi jiwa, sengaja tak sengaja
duhai, aku menggigil tak percaya
maafkan aku telah lancang ikut dimedan perangmu,
berharap : tak berkabut hati yang kalut
agar awan tak gampang membaca siasat,
kuhaturkan tetaplah ingat....
duhai, maafkan lancangku memasang portal
berharap penutupnya tidak fatal....
-----by Mikhael Rajawane.------
-----Tanah rantau (M), Minggu dinihari, 26.08.2012 . 02:00.--
Batal Suka • • Bagikan • beberapa detik yang lalu •
ARTI KEHADIRANKU
Jika tak ada prasasti
bagaimana membaca budi leluhur pendiri negeri
jika tak bertemu daun lontar
bagaimana mengeja leluhur kaum pintar
jika ditilik ketitik koma,
pastilah banyak salah tulisnya,
bijaksananya insani menyisikan alfa, tonjolkan kelebihannya
kita adalah bagian daripada semua,
mari membuat prasasti, mengukir lontar
sebisanya khilaf kita hindari,
maafkan diri bukan juri,
sebab catatanku tak lebih berarti
semata mata kuingin unjug rembug
agar berwarna hadirku,
dalam ketulusan jiwamu....
-----by Mikhael Rajawane.-----
-----Tanah rantau (M) Minggu dinihari, 26.08.2012 .02:36.-----
RANJAU KEHIDUPAN
Kekasih,
tengoklah aku hanyut terbalut kalut
pada resah yang tercecer disepanjang alamat yang kita salin
cuma lantaran tak pandai kutampi rasa,
pada ranumnya sunyi berbuah sepi,
juga aku telah lalai memilah milah iba,
karena kukira disana bisa kulukis ulang potretmu,
padahal semua ternyata hanya illusiku saja,
kau bahkan tak bersungguh sungguh menuntun rinduku,
sebab ditenggorokanmu subur kebohongan,
lidahmu julurkan kelicikan....
semakin merimbuni hutan keegoan,
akh...bagaimana lagi mesti kugelar kata, bahasa apalagi kalimat
jika berlapis lapis dendammu hanguskan fatwa,
malah dengan jumawa kau lakonkan tarian topeng,
dengan bersenjatakan raga kau belah pohon kehidupan
sepertinya dengan begitu, perhitungan akan henti
padahal sejatinya : baru saja kau tanam ranjau kehidupan
dijalan pilihan yang pasti kan kau lalui jua,
aku henti pada kesimpulan nisby,
untuk apa lagi......
-----by Perlazank Menthaze.------
-----(M)Tanah rantau, Minggu dinihari, 26.08.2012 . 03:30.---
KAU
Tahukah kau susahnya melupakanmu..
Yang terbaik yang pernah singgah dihidupku..
Tapi kulepaskan begitu saja
Kau menghilang karena cintamu padaku..
Kau mencintaiku yg bukan milikmu lagi..
Kau yg harus merelakanku pergi ..
Kau yg begitu tegar..
Atau hanya ingin terlihat tegar
Oleh : Balon Tambuse
Tanjungbalai,Sumatera Utara
SAKSI LARA
Jangan kuras habis laramu,
lalu melarungnya dialutan kehidupan...
sebab disana ada bahagia
menetas dari kembangkembang laramu itu,
biarkanlah ia tetap ada
dibilik sunyi yang terkunci,
agar kelak dapat menjadi prasasti atas tawa yang dibuahkannya,
meskipun jalan panjang tak seorangpun yang tau keloknya,
tapi pasti pakemnya
ada pada Sang Pangeran Welas Asih...
aku adalah saksi atas lara yang abadi,
pada tataran sunyi....
---oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra Fajar.---
---Makassar sapo terulang, Jumat sore 24.08.2012 . 14:00.---
MERATAP
Duhai....
tiba tiba nyeri diulu jiwa
kucermati sepotong bahasa aksaramu beku
aku terisolir sebatang kara
ditanah rantau nan tak pernah kubayangkan
dalam sendiri yang melahirkan sunyi
pada sepi yang sesepi sepinya
saat semua rasa, kata tinggal nostalgia
fakta diri seorang baka terbata bata jalani karma,
inikah hidup yang dahulu kuanyam dengan air mata,
inikah peruntungan yang dahulu kukejar dengan nyawa
sejuta tanya tinggal fatamorgana
menggema dirongga dada,
semua dilema berkecamuk dibelahan sukma,
aku tersadar dalam helaan nafas yang terengah engah,
begitu pedihnya kenyataan mesti tersimpan rapat rapat
demi semua yang kuhormati sebagai ujung kalimat Sahadat
katakan padaku kawan,
dimana aku boleh menangis,
katakan padaku kawan,
dimana aku boleh meratap,
agar lega laraku menjalani sisa waktu,
akh...inikah hidup..
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra fajar.-----
-----Makassar sapo terulang, Jumat malam 24.08.2012 . 19:45--
RINDU YANG KUSUT
Dalam rindu yang kusut
terjerat cinta yang pudar hambar
tak berujung sesal terus mengejar tak hendak henti
patah senduku diterkam ragu yang kemuning
merambati saat yang tercecer ditrotoar
harus kupunguti satu persatu untuk bekal
perjalanan kalbu
pada semusim taman rindu
mengering jerih payah tak pelak
pada titik jenuh yang kental,
saat yang ranum untuk membayarkan alfa
pada sisi yang temaram,
dikotaku......
----by Perlazank Menthaze.----
----(M)Tanah rantau, 24.08.2012 . 08:35.----
PEMBALASAN ALAM
Coba kau eja nuansa
saat mentari mencumbui bumi pagi
dimana kita menyembunyikan segala gelisah yang hadir,
meski sejak malam kita wanti wanti untuk tidak bicara,
memberontakkan rasa yang terbelenggu disukma,
mengapa kita terus saja tak percaya,
pada bahasa alam yang isyaratkan geram,
tengoklah disana sini terjadi bencana
upah atas segala kesewenang wenangan nafsu duniawi
menguasai tanpa syarat, ciptaan sang Illahi
kenapa tak jua mensyukuri, semua anugrah ini
hingga harus dibalaskan alam dengan petaka yang tak berujung
pada korban yang seringkali cuma pasrah,
siapa berbuat siapa dilaknat,
sebab kita salah eja,
pada dasarnya......
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(M)Tanah rantau, 24.08.2012 . 08:45.-----
LIRIH LARAKU PEDIH
Duhai....
jangan hanyutkan aku lebih jauh
pada badai sunyi yang meporakporandakan beranda
sebab gelombang pasang terlalu deras menghempas
untuk kurenangi seorang diri,
saat senja kutanya mengapa,
pada malam kupinta jawabnya....
sebelum semuanya menasihatkan bahasa, aku sudah durjana
bersembunyi dibalik linangan air mata
menyeka kecengengan yang sejujurnya lahir dari jiwa,
terserahlah apa kata mereka
tapi sekarang aku terdampar dibelahan tanpa ampun
petaka rasa meluluhlantakkan pertahanan sukma,
kemana aku harus melambaikan lelahku
menyuarakan lirih laraku pedih,
pada kekinian yang merintih....
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(M)Tanah rantau, jumat malam 24.08.2012 . 20:20.--
PERIHNYA KEKINIAN
Ijinkan aku mengeja bahasa,
dalam kesederhanaan mampuku menata rasa..
terima kasih telah menuntunku ketepian asa,
aku tak bisa menatapmu dengan jernih dari balik embun dimataku,
sejak awan menggumpalkan nuansa..
aku mulai hanyut disamudra luka,lara dan badai jiwa...
jangan kau tanya mengapa..
kenapa atau dimana awal dan akhirnya...
sebab semua sudah tenggelam didasar kehidupan.
kecamuknya malu,ragu,bingung dan pula rindu..
adalah tanda yang tertinggal sepanjang tepian...
melemparkan asaku kelembah sunyinya hati,
pada kekinian yang kujalani,
jujur : perih sekali.....
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(M)Tanah rantau, jumat malam 24.08.2012 . 20:38.-----
MENGAPA BEGINI
Duhai,
ini aku sudah berdiri dan bangkit lagi
kuingat, ingin ucapkan kata
terima kasih atas belaian mesramu yang sadarkan lenaku
bentangan jalan dari alam bawah sadar
sungguh kini aku masih lupa lupa ingat
dimana kusimpan sisa sisa catatan,
sebab telah kureguk seadanya dipertengahan hari,
tapi tetap saja kini aku tak mengerti,
mengapa begini....
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(M)Tanah rantau, jumat malam 24.08.2012 . 22:00.----
DIKESENDIRIANKU
Ijinkan
kutertawakan naifku
dalam mesraku dengan kesepian sunyi
bersama larutnya malam,
dibatas mimpiku merajut duka lara
entah berapa sudah kureguk dengan sadar yang mulai hilang
dikesendirianku
menganyam cerita tentang diri
ditanah rantau kotaku,
hingga kini....
-----by Perlazank Menthaze.-----
-----(M)Tanah rantau, jumat malam 24.08.2012 . 21:47.---
PERANKU
Aku tak mau lelah..
sebab terjagaku adalah satu satunya harapan,
agar esok kutemukan jawab
atas tanyaku yang tercecer sepanjang tarikan nafas...
terimakasihku dalam isyarat yang bersih tanpa bumbu basa basi,
kutitipkan lewat galau malam ini,
semoga tak terbentur pada tatabahasa yang seadanya...
dan jikapun itu terjadi,
maka biarlah itu menjadi bayaran atas lancangku membangunkan niat,
meski sebelumnya aku tak berijin,
pada penjaga taman yang kulewati..
sungguh ,
aku tak bersandiwara,
sebab inilah peranku..
----by Perlazank Menthaze.-----
----(M)Tanah rantau, jumat malam 24.08.2012 . 22:27.---
KUMATERAIKAN DENGAN KEIKHLASAN
Sekali lagi
ijinkan kucatat dalam tataran pustaka jiwaku,
sebab semuanya mengalir seirama detak jantung ,
membahasakan kata hati,
salahkah diri,
jika semua terjadi dengan sadar yang sekaligus tak sadar...
jika kau punya waktu tersisa,
sesekali mampirlah kekedalam sanubari...
melihat catatan sejatinya diri..
hitam putihnya wajah ini,
setelah itu ,diujung catatan ,
cantumlahlah tanda, bahwa ini seadanya...
dan jika aku tak lupa,
pada setiap lipatan kata,
kumateraikan dengan keikhlasan tanpa harga,
ketulusan seperti iramanya,
membunyikan nada nada direnonansi yang sama,
meski berbeda tibanya ditelinga kita..
itulah ejaannya...
apapun sebutannya, aku tetap merasa bahwa hadirmu membawa warna berbeda, bagiku...entah bagi lainnya...
----by Perlazank Menthaze.------
----(M)Tanah rantau, jumat malam 24.08.2012 . 23:00.--
DASAR KALBU
Aku termangu
mengeja aksara malammu berawankan harap,
membangunkan lamunku pendarkan kata,
bagaimana mesti kutulis nada hatiku berserakan
tak satu kalimatpun bisa mewakili nuansa ini,
sejujurnya : sudah berkali kali kuhapus puisi diri
sebab ngambang arti pupus magna
terperangkap pada sunyi yang membeku
searah alur pikir itu aku lelah,
diam dalam galau yang risau,
menyelam dalam kedasar kalbu,
aku terus saja tak berdaya
manata hatiku.....
-----by Perlazank Menthaze.------
-----(M)Tanah rantau, Sabtu siang 25.08.2012.-----
CATATAN RAHASIA
Seperti juga dirimu,
aku sudah pergi sejauh mungkin meninggalkan pelataran ini,
harapku bayangmu pupus sepanjang jalanan dinegeri asing,
tapi nyatanya kakiku terjerembab
pada sunyi ditengah keramaian kota,
aku terperangkap pada jerat tak kasat mata,
pada rindu yang kau suburkan diruang kalbu,
berkali kali kutepiskan nostalgia,
kuserakkan pada gempita malam dan kerlap kerlipnya lampu niscaya
konyol sekali :
wajahmu ada dimana mana,
aku sudah dustai siapa saja, termasuk diriku
kukatakan cinta pada cerita malam dan sosok tak berdaya,
aku merasa bisa dan faktanya bisa
tapi buru buru aku bersembunyi dibalik mendung hatiku,
menyeka hujan yang deras membasahi pipi
inilah catatan yang rahasia,kubawa kemana mana,
entah sampai kapan.....
-----by Mikhael Rajawane.----
-----Tanah rantau (M) Sabtu sore 25.08.2012 . 16:26.---
RINDU RAHASIA
Ingin kumengajakmu menghitung rasa
agar jelas kau tau kurang lebihnya
meski barangkali tak seberguna petualanganmu
mengejar mimpi pada siang yang menganga,
jika mau kukatakan apa adanya :
perburuan yang sia sia ,
berujung sesal yang tak berkesudahan,
dilain sisi, pada henti yang kosong
ratapan kalbu melukai utuhnya hati,
tergores pada rindu yang terus saja disimpan rahasia
katakan padaku dimana ujung akhirnya,
jika terus saja kita mengingkarinya,
sedangkan lentera ditanganku mulai meredup,
sinar yang kehilangan cahaya,
sebab ego kita memadamkannya,
sungguh aku tak mengerti semua ini, kita pelihara
merimbuni hati yang kering senyatanya...
jika aku sendiri, aku tak berdaya
----by Mikhael Rajawane.-----
----Tanah rantau (M) Sabtu siang, 25.08.2012. 16:00.---
Kamis, 23 Agustus 2012
SAKITNYA CINTA
Andai kutau cinta itu sesakit ini
Tak kan kubuka ruang hati
Andai kutau merindumu kan buatku menangis
Tak kan kubiarkan benih cinta ini mekar
Apa tak pernah terpikir olehmu
Aku disini khawatirkanmu
Jika hadirku buatmu tak nyaman
Maka lupakan aku
Hilangkan semua kenangan
Karna hanya ada sakit yang kian meradang
Oleh : Akoe Erha
Ngawen, Jawa Tengah
Langganan:
Postingan (Atom)