Selasa, 21 Agustus 2012
MEREMAS-REMAS RASA
Kakek...... maafkan kami cucu-cucumu,
Memaksa kakek telanjang dada,
Guna menyetubuhi ibu pertiwi
Sedangkan seragam perjuanganmu sudah lama kami buang,
Kami campakkan,
Bahkan tanda jasamu sudah lama tergadaikan.
Kakek, cerita kunomu kian sepi tanpa pendengar
Derap langkah gagah kini hnya sebuah sandiwara
Tergusur oleh tertawa lepas para durjana
Ohhhhhhh.... senyummu kakek.
Menghias hari hingga pagiNYA lagi
Tak pernah lekang.
Meski anak-anak, cucu-cucumu meludahi,
Merampok warisan kakek.
Pagi ini… dihalaman rumah merdekamu
Kami mengibarkan panji-panji warna-warni
Sembari melupakan bendara merah putih didadamu kakek......
Kini aku tak lagi menjumpai bendera kejujuran
Berwarna budipakerti dibingkai budaya negeri
Kakek didada senyum hati, kejujuran tak lagi harga mati
Dada hati teremas remas, hingga lumat dibibir keserakahan
Menguasai sela selangkangan kehidupan,
Memporakporandakan zaman keemerdekaan.
catatan2 masa lalu tak lagi berwibawa di mata mereka
kakek...... ini harus kah dilurus lapangkan ??
seorang aku kehabisan tanya, tersungkur dikubangan cinta kasihNYA
Sebab semua sudah lama membisu
Didepan tanda kehormatanmu
— di Salam Hormat ku di Depan
Oleh : Putra Pengembara
Yogyakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar