ika saja tak panas
setelah banjirkan air bah merata dibantaran kebersamaan,
barangkali nelayan masih lego jangkar
menyisik jala robek sobek,
pada temaram salam rembulan sabit
sudah sering kau nyatakan : kejujuran
aku pun hampir tenggelam dipusarannya
jika bukan karena belum saatnya, aku sudah binasa
lalu tiba tiba kau reka ulang irama, bahasa dan alibinya
pertontonkan ke jumawa an ataukah menikam lebih dalam
ruas hati telah mati,
tergeletak begitu rupa
jangan buka bendungan asa,
banjir bandang segara asat,
kita hanyut didalamnya,
bisa lupa segala galanya,
bijaksana : jika kembalikan kunci rasa,
dengan tidak lagi menghadiri pesta,
selamanya....
----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra fajar.---
----Makassar sapo terulang, Senin magrib, 13 Augts 2012 . 18:18.--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar