Kamis, 23 Agustus 2012
TERBUANG
Aku telah terpikat
pada malam merambat penat tanpa keluh
kuhaturkan hening pedih dari lubuk jiwa
kerna inilah adanya,
tergelar seperti sediakala tanpa rona,
dimana gerangan hasrat terbaca
saat kata kehilangan tanda tanda,
bahkan satu persatu magna tercecer dibatas senja,
ketika malam memeluk erat kekasih rembulan sabit,
bagaimana kau bisa berkata kata
jika semua telah tercekat percuma dimata kelam malam,
benar aku kesepian yang ganjil,
pemberontakan rasa terbuang sia sia
atau cuma penyematan tanda atas patahnya keangkuhan duniawi
maka akupun tetap menikmatinya,
meski terus diterpa lara,
entah sampai batas mana aku sanggub,
menghadapinya......
-----oleh Drs Mustahari Sembiring sang Muham / putra Fajar.-----
-----Makassar sapo terulang, selasa malam 21.08.2012 . 21:45.--
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar