Minggu, 05 Agustus 2012
SEHARI
Kabut menyelimut pagiku membasahi kaca jendela...
kupandangi lambaian hamparan padi menguning bersorak tertiup angin pagi ini...
gerimis malam tadi menyisakan kubangan bertukar cincin...
Tetaplah menjadi pagi...aku benci penat siangku..
Tetaplah menjadi pagi... agar hangatnya mentari memanjakanku
Tetaplah menjadi pagi ...agar nyanyi burung tetap kudengar
Tetaplah menjadi pagi...agar teh hangat buatanmu tersaji
Siang menjelang berkabut asap knalpot...
panasnya menyoraki hiruk-pikuk bersama tarian debu jalanan
melihat semua orang tergesa-gesa entah akan kemana?
siangku... cepatlah berlalu dengan setumpuk pekerjaan ini...
siangku... ampunilah punggung gelap itu...jangan kau bakar lagi...
inikah pensucianMu terhadap dosa kami hingga kau tukar peluh kami?
Kuhapus lelahku menikmati surga sore berkabut jingga di awan...
sore berhias bedak dengan harum minyak telon anakku...
suap manja di halaman dengan canda para ibu
seolah surga itu didepanku...
Malam panjang bersamaMu di ujung lilin
mohon ampun dengan lembar sepanjang hari ini
memutar gambar tersayang dan terbenci
meletakkan dalam persembahan malam ini ...
Oleh : Antonius Moelyadi
Temanggung, Jawa Tengah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar