"Mud,lagi ngapain sekarang, bisakah anda ke rumaku sebentar?"Akupun jadi terheran-heran, mengapa pula Juned memanggilku sementara aku masih belum sarapan dan terpaksa aku bilang"Mud, aku akan ke sana jan 8.30 karena banyak sekali pekerjaan rumaku yang belum saya benahi."
Setelah mandi dan bersih-bersih, aku cepat mengambil sepeda motorku dan pergi ke rumah Mahmud,dan kebetulan dia juga sedang mencuci mobil mereka yang baru.Sekilas info bahwa Bapak dan Ibunya akan pergi ke Parapat menghadiri pembukaan pesta danau Toba yang bakal dibuka oleh pak.Gubernur Sumatera Utara
pada hari Senin jam 10.30 esoknya.
"Juned,nampaknya capek ya,boleh aku bantu?"Aku menyapanya dengan serius.
"Oh! tak apalah Mud, sebentar lagi kan siap, dan duduklah sebentar,Juned."Di situ ada koran harian Analisa, dibaca-baca dulu.Ada cerita yang menghebohkan dan kalau tak salah pada kolom halaman 7.Makasih Juned,pikirku,ya betul juga.Aku tak tinggal diam dan duduk sambil baca koran di teras rumah mereka yang cantik dengan taman-taman indah di depannya dipagari dengan pagar besi berwana hitam
di mana tak jauh dari teras itu, ada sebuah kolam ikan yang sangat cantik dan aku jadi senang melihatnya sambil membaca koran.Aku jadi penasaran dan amat kaget karena di halaman 7 harian Analisa itu menceritakan kisah kasih seorang ibu kepada anaknya sementara kasih anak kepada ibu hanya sejengkal, masya Allah.
Setelah sahabatku,juned mencuci mobil mereka,dia begegas menghampiriku dan duduk di sampingku dan lantas bertanya padaku,"Sudahkah kamu baga halaman 7 koran itu,Mud dan bagaimana tanggapanmu?"Aku sangat sedih membacanya Jun, karena ceritanya di luar logika manusia normal.Cobalah seorang anak melawan kepada orang tua,mau jadi apa itu anak?Pikirku anak itu kan tak akan masuk surga sementara surga itu adalah di telapak kaki seorang Ibu,dan saya seumur hidupku tak pernah melawan sama orang tua dan bahkan membentak mereka sajapun tak pernah."Itulah, Mud dan sayapun terheran-heran,kok sampai hati anak pak .Amat itu melawan dan bahkan memukul ibunya hanya gara-gara di suruh membersihkan pekarangan rumah mereka dan Bapaknya meninggal sekitra 2 tahun yang silam.Akupun tak pernah melawan sama orang tua,apalagi sama ibu karena satu-satunya jalan untuk kembali dan pulang ke jalan Allah adalah melalui doa dan kasih sayang seorang ibu, betul atau tidak?
"Oh!Betul sekali, Juned, sepakat dan apa yang kamu katakan adalah benar.Teringatnya,dua hari yang lalu akupun mendengar tausiah seorang Udstaz, Rahim Gea di sampaikan di Himpunan Keluarga Muslim Nias bahwa orang-orang yang selalu melawan orang tuanya dengan ucapan tak mengenakkan, membentak bahkan memukul orang tuanya adalah tergolong anak yang durhaka dan tidak masuk surga." Benar sekali ceramah Udstaz itu Mud, dan aku takut jadinya,nanguzu billahi minzholib,moga-moga ini tak terjadi dalam keluagra kita.
"Biar kamu tahu,ya Mud,aku dan adik-adiku selalu patuh pada orang tua karena kami selalu dibimbing dan di nasehati setalah sholat magrib menjelang sholat Isya.Bapak mengtakan bahwa jangan seka-sekali kalian melawan sama orang tua karena kalian baakal durhaka dan semua amalan kalain idak diperkanankan dan diterima Allah SWT."Pikirku betul juga, ya Mud,aku juga tetap sayang sama orang tua sebagai buktinya kalau Bapak saya pulang dari kantor,saya dan adik-adikku langsung menjumpai Bapak dan salam sambil mencium tangan Bapak dan apalagi sama ibu, kami sangat hormat kepada Bapak dan Ibu.Ibu kami selalu tetap menasehati kami supaya kami menjadi anak yang sholeha di dunia dan akhirat.Kami selalu dituntun untuk membaca buku-buku yang behubungan dengan kasih seorang Ibu dan bahkan kami juga sering membaca cerpen di face book dan puisi-puisi yang berkaitan dengan pandangan kasih sayang ibu kepada anaknya dan sebaliknya.Kita tak boleh melawan sama orang tua terlebi-lebih kepada ibu kita karena ibu sangat berjerih payah membesarkan kita sejak kita berada dalam kandungan lebih kurang 9 bulan lamanya dan sampai kita dibesarkan.Jadi, ibu sangat menderita mengurs kita sampai kita jadi pejabat, dosen,guru,udstaz dsb.Coba kamu bayangkan itu,Mud.
"Betul sekali,katamu Juned dan aku sungguh salut dengan keluargamu.Maksudnya, tentang pendidikan dalam keluargamu,di mana Bapak dan Ibumu selalu mengarahkan kamu dan adik-adikmu ke jalan yang baik dan hemat saya, sebahagian ada juga keluarga yang semraut.Kelihatannya,orang tua dalam rumah tangga itu tak mau tahu dengan anak-anak mereka.Orang tua mereka sibuk dengan harta mereka.Akibatnya,tak seorangpun dari anak-anak mereka menjadi anak anak yang sholeha sementara anak yang sholeha adalah harta orang tua yang paling berharga dan bila orang tua meninggal dunia doa seorang anak yang sholeha sangat mustajab dan diterima oleh Allah SWT di mana orang tua dalam alam kubur akan mendapat barokah dan tidak kena siksaan kubur.Itulah makanya kita selalu diarahkan oleh orang tua mengaji Qur'an dan banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan ajaran moral supaya kita menjadi anak yang sholeha dan tidak melawan kepada orang tua karena orang tua itu adalah anugrah Tuhan melahirkan,membina dan mendidik kita di dunia.
*****TAMAT*****
Cerpen –
KASIH SEORANG IBU
Penulis :Siamir Marulafau
sm/14102013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar