RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 14 April 2022

KUMPULAN SAJAK EKO WINDARTO


 
pusai

CERMIN BICARA

Wajah muda mudi lupa dijaga
Pancasila tak lagi bisa bicara
Sumpah Pemuda formalitas belaka
Geopolitik dunia bopeng semua
Virus corona membuka mata dunia
Cermin kembali bicara
Esok pintu pagi terbuka bagi pengguna

Bali, 352020



pusai
MENGEJA RAMADAN

bedug ditabuh
air mata luruh
memarut nafsu

nafiri berbunyi
jejak kaki mendaki
mata menampik halunisasi

menyongsong pagi
burung berkicau riang sekali
menjemput impian esok hari

Bali, 542020



pusai
SETIAP PERIODE

kanan kiri ada mata mengawasi
burung dan daun-daun bertasbih sir

dalam diam bertemu hati sendiri
Tuhan tak pernah tuli

esok hari virus berenang lagi
saat robot-robot tak bisa berganti posisi

masjid, gereja, vihara dan pure sepi
ruang lingkup dipenuhi jeruji teknologi

manusia sibuk mengejar waktu
hanya orang-orang tertentu bernyanyi merdu

Sekarputih, 2532019



pusai
ROMANTIKA KEHIDUPAN

Bencana ekologi
Ancaman pandemi biologi
Kegelisahan kulminasi

Gangguan tekhnologi
Runtuhnya budi pekerti
Dikejutkan tawaran solusi
Melahirkan Tofler di bumi
Mengungkap misteri dramatisasi reinkarnasi

Bali Nyepi, 2532020



pusai
NYANYIAN PENYAIR DUNIA

Robert Frost menulis puisi dunia
Chairil Anwar ingin hidup seribu tahun lagi

Mohamad Iqbal membuka pintu jiwa
Hamzah Fansuri mengungkap misteri kitab sejati

Khalil Gibran membuka wawasan cinta
WS. Rendra terbang menenteng pamflet dan menyebarkan fakta

Jalaluddin Rumi mengajarkan arti aksara sendiri
Sapardi Djoko Damono memberi arti imajinasi pada diksi esok hari

Bali, 942020



Pusai
KECEPATAN ZAMAN

di zaman ini
astronot tidak saja di ruang angkasa
tapi sudah memenuhi bumi

demi pandemi
dokter adalah astronot di bumi

esok pagi
aplikasi bersinergi dengan segala lini

robot pun berkolaborasi disetiap detik
sebelum kita mengerti kecepatan panasonic

BALI, 1242020



pusai
HIDUP DI JALAN MELENIAL

Pribumi pilu
Dipegang asing

Anak-anak logam tenggelam
Di dasar lautan
Tempat makan
Dewa didaulatkan setan

Masyarakat dikalahkan
Politik dan hukum
Pamer masa depan

Perempuan jalang
Membisikkan harapan panjang

Bir dan karaoke
Menjanjikan surga

Udara dingin lautan
Melintasi hujan kepedihan

Kemapanan dan parfum asing
Sibuk menghitung tali pinggang

Hidup aktual dan mencekam
Makan dusta

Doktrin membatu
Dogma agama berwajah kaku

Kepastian tekhnologi dijadikan robot
Dalam pikirannya
Hidup diternakkan jiwa

Bali, 2622020



pusai
DOKTER

Seperti tentara kekurangan senjata
Bergerak bersama
Esok bercahaya

Bali, 2032020



pusai
HIDUP MENGHIDUPI

Di tangan ibu
Bunga hati merekah
Menghiasi dunia

Batu,1032020



pusai
MENGEJA WARNA

sesama mahkluk
hitam putih fotonya
pilihan hidup

Bali, 2132020



pusai
SEBELUM MATI

Tuang segelas ilmu
Hidupkan laku
Mengeja dunia
AlifMu mengajarkan pena

Sekarputih, 1512020



Pusai
CATATAN

Sejarah proklamasi
Bung Karno berapi-api
Jari jemari punya arti
Online mencuri hati
NKRI harga mati digoncang pandemi

Bali, 1582020



pusai
DALAM PERJALANAN

Seperti matahari
Engkau bercahaya dalam puisi

Sepagi ini
Waktu menganyam teknologi

Esok berarti
Lusa setajam belati

Bali, 2182020



pusai
DI BALIK MUSIBAH

Rinduku
Negeriku
Menangis batu
Menguak empedu

Batu, 20102020



pusai
MEMBACA FENOMENA

esok gempa melanda
pandemi tak berubah nama
manusia lupa menjaga jiwa
sebelum mengenal makna
tujuh ayat cinta

tahun depan geopolitik bicara
hantu korupsi meraja
budaya malu tiada
di antara berjuta petaka
kami harus mencipta

meski lewat daya dan luka
jalan lempang masih ada
menghindari gejolak alam semesta
jika tidak bisa
segera bercermin pada air mata

Batu, 11122020



pusai
ZIARAH RINDU

di antara ruang dan waktu
kugenggam rindu
aromanya mengundang cintamu

Sekarputih, 2712018




haibun


Sehabis hujan semalaman, pagi begitu cerah. Langit berwarna merah keperakan. Menambah semangatku jalan jalan mengitari pohon beringin dan pohon tanjung yang saling memeluk. Burung burung seriti terbang bolak balik saling bersahutan menyapaku dengan mesra. Sedang burung burung gereja berjemur di atas kawat kawat listrik. Menambah keindahan alam pagi yang cerah.

pagi yang cerah
daun tanjung melayang
kakiku ringan



tanka


pagi yang cerah
daun tanjung melayang
kakiku ringan
jalan jalan sendiri
udara segar sekali


tanka

di rumah pinus
di puncak gunung Banyak
sepoci kopi
menghadirkan kenangan
bersama para layang




haiku

pagi yang cerah
daun tanjung melayang
kakiku ringan

saling menyapa
beringin serta tanjung
burung berkicau

Sekarputih



haiku


telaga bening
duduk sambil memotret
getaran hidup



SOLILOKUI

tataplah cakrawala itu
ada puisi di balik langit biru
bacalah pesannya sebelum rindu kehilangan cahaya di bibir waktu
Batu, 26112019



SOLILOKUI

kedatangan syairku kadang mengecohmu
sebab yang kau lihat bukan ke Esaanku

Bali, 1182020


Gogyoshi
DOA PUJANGGA

Doa pujangga
Mereguk aroma bunga
Cahaya malam
Merangkum gelombang elektromagnetik
Memintal sepi menepi

Batu, 2712018



Sekarputih bersaksi dalam sajak
TATAPAN MATA
Eko Windarto


lembut tatapan matamu seperti sajakku
menguntit hutan rambutmu di musim kemarau

sedang alismu yang lembut berbaring di kulit itu
bermimpi ladang lumut yang hijau oleh kerut waktu

Sekarputih, 1712018



MEMBACA SAJAK

aku dendangkan sajak sandang pangan
di antara degup papan negeri populis jabatan
gedung-gedung jadi incaran kekuasaan
rakyat hanya bisa mencatat sejarah berserak di ujung jalan

sebelum dirayu harapan peta yang dihilangkan
kubaca sajak demonstran menimang kekuatan
seperti para pelacur yang pandai bercermin dan beriklan

lewat hape segalanya dipikirkan dan disodorkan tanpa sungkan
sajak-sajak cinta yang lumer telah jadi juragan perselingkuhan
sedang kebimbangan terus mengusik ketenangan

lihat muda-mudi di seberang jalan itu
mereka tak mengerti isi Pancasila, bahkan tak mengenal apa itu arti Sumpah Pemuda.
sungguh sesuatu yang tak masukan akal bila hidup mereka hanya belajar dari dusta
sampai akhir cerita

ah! Impossible

Batu Sekarputih, 13112017



SAJAK JENDELA

di luar jendela, hujan menggenangi matamu
padahal rinduku masih terikat nyanyian cinta yang merdu
sedang kabut-kabut itu masih menguntai air matamu
menjadi senja yang redup mengisi ruang hatiku

gemerisik angin menciptakan suara merdu
menggema ke udara napasmu
mengendalikan badai nafsuku
sebagai senja menyatukan rindu dalam warna hatiku

di dalam meja, kursi, lemari, dan lantai ini
gema nyanyian tanpa kata berkumandang di dalam benih hati
sebuah lagu dari jambangan bunga itu
meneguk rasa kasihku
mendesahkan sayang mengalirkan kerajaan cinta
yang tersimpan dalam relung jiwa

betapa getaran batinku
tersentuh melihat titik-titik embun syahdu
disembunyikan oleh kesadaran hujan senja itu
yang dinyanyikan gaun mawar layu

ah....lagu-lagu kasih sayangmu
mampu membawaku menangkap kidung merdu
dan memecah kesunyian sanubariku
sebab dari matamulah aku melihat alam semesta yang syahdu

kumasuki lagu sinom slendro itu
sebagai jendela pertemuan bagi penuntasan rindu
kubayangkan nada-nadamu berasal dari pelok musim paceklik di matamu

suara gendang bertalu-talu merupakan bahasa jemarimu
mengusik rasaku yang paling dipahami waktu
hingga kata-kata tak mampu menahan air mataku

tercenung di depan jendela
sepi memanggil namanya
kenangan seperti ambang senja
melukis rindu mataku menyapa
rembang petang dengan mesra

gemersik daun-daun bernyanyi merdu
mengiringi bunyi hujan di hatiku
sebelum air mengalir menghantam kalbu
senja mengubah renta jiwaku menjadi buku
saat luka dirundung rindu

Batu Sekarputih, 612019



SAJAK KEMBANG API

CES CES dorrr ces CES dorrr ces CES dorrr
Langit berubah warna
Cakrawala diselimuti kabut asap kelabu
Anak-anak kecil, para muda-mudi dan orang tua bersukaria
Tanpa risau dan disadari mereka membakar uangnya
Cuma untuk menutupi kegelapan hidupnya

Lihat... lihatlah bulan di langit itu
Ia gelisah melihat kemiskinan hatimu
Ia geram melihat kesombongan berkembang di kepala dan hati mereka
Ia sedih melihat manusia yang kehilangan kemanusiaannya

Angin berhembus kencang sekali
Debu-debu bergulung-gulung seperti api
Genteng-genteng berterbangan, pohon-pohon menjulang tumbang menutup hati
Bagai para lelaki, anak istri, orang tua berebut kembang api di pasar Turi

O..... kembang api
Kau bagai bidadari surgawi
Tanpa sungkan selalu datang lagi di hati penuh belati

Batu, 19112019



SAJAK BUAT PARA PEMUDA

pemuda-pemuda
mari kita nyanyikan sumpah pemuda bersama
jangan menjadi pemabuk dan pembual saja
lihat hutang-hutang kita semakin merimba
narkoba dan mariyuana menyala pada jiwamu yang tak berdaya
di kanan kirimu masih banyak ibu kehilangan bayinya
karena aborsi dan kurang gizi tanpa berita

Wahai pemuda
katakanlah pada mereka
bagaimana mengajari anak-anaknya menderita
sebelum menjadi polisi dan tentara

coba lihat di sekelilingmu, banyak orang bersenjata kata-kata pada kebosanan mengajak berdiskusi dengan mesra
perjuangan penggagas sumpah pemuda mudah dilupakan begitu saja
layar sentuh membuyarkan kesabaran karena melipat waktu dengan mudahnya
para pemuda tak mau memiliki kesengsaraan flora dan fauna
karena sibuk menghias jiwa rumah kaca

buat apa hidup berdegup tanpa cinta
bila tak mengenal ekosistem dalam hatinya
sebab kubangan racun dalam dirinya takan berlalu begitu saja
ingat! keserbamungkinan itu masih ada
karena kamu-kamu masih muda
aku titipkan burung garuda untuk menampakkan wujud sebenarnya

Batu, 21112019


SAJAK ANAK ANAK

anak anak mengeja aksara
memampatkan gema cinta dalam jiwa
menelisik goa goa rindu sorga
aku terdiam dalam dendang rasa

pada surau doa doa
anak anak ngaji makna jiwa
mengurai waktu tergesa
menghanyutkan rindu yang tersisa

Sekarputih. 29072016



SAJAK BUAT SAUDARA-SAUDARA PAPUA


Bacalah aku dalam dirimu, wahai Papuaku
Aku ada dalam sedih dan rasa bersalahmu
Karena kau legam, karena kau negro.....
Aku tetap bersama dalam kredomu

Wahai saudara-saudara
Jangan kau pisahkan aku dari mereka
Sebab mereka adalah tanah surga
Sebab mereka adalah permata
Sebab mereka berambut ikal seperti gelombang laut cina
Jangan pisahkan aku dari mereka
Karena kita terlahir dari zat yang sama

Wahai saudara-saudara Papua
Jangan kau putus tali cinta dan kasih kita
Lihat di atas kepala masih ada cahaya
Di sanalah tali kebersamaan dijaga
Kalau kau masih ngotot ingin lepas bendera kita
Maka kau akan menderita

Jangan lagi kau tuduh aku melakukan pelanggar HAM dan Genoside
Karena kebersamaan dan saling mengisi tak butuh isu atau piala
Karena kita sama
Karena kita saudara
Karena kita berbangsa dan bernegara
Jangan lupa password di dalam dada
Sebab sejatinya kita sama

Bali, 722020



SAJAK PAGI INI

sepagi ini burung-burung bernyanyi merdu
menyapa dingin pagi di kedalaman kalbu
jejak-jejak kemarin tak mampu menahan hujan subuh di hati
desiran angin mamiri membawa mimpi pulang kembali
aku sendiri terperikan dalam linangan air mata sepi
entah sampai kapan bisa menahan diri
dalam mengantar kata-kata yang meleleh di secangkir kopi

Bali, 622020



Catatan :
Aku akan terus berperang melawan pikiranku
Kau percaya itu?
Aku percaya pada-Mu


Catatan :
Saya akan senang bila kampanye gerakan membaca buku sejak dini dari Sabang sampai Merauke. Apalagi pemerintah memberikan sumbangan buku-buku yang bagus dan mendidik. Apalagi menarik semua kalangan untuk membaca. Budaya membaca adalah upaya membangun mencerdaskan bangsa. Budaya membaca harusnya menjadi prioritas utama. Tapi tolong jangan membaca saya, nanti mumet, sebab saya tak bisa mendorong para petani, nelayan, pemulung, polisi, Bupati, politisi suka membaca karena terlanjur mereka tak biasa membaca.

#dlemingdewe



Catatan :

Aku tulis puisi dengan segenap hati dan semoga selalu kontekstual sepanjang zaman



Catatan :
Keindahan bahasa dalam sebuah puisi terletak pada pergulatan yang seimbang antara batin dan pikiran. Dari situ akan terlihat hampir semua wawasan sang penyair teraduk dan terkuliti oleh sebuah puisi.

#nyinyir



Catatan :

Kalau lampu mati begini, yang paling disukai orang awam adalah puisi cinta



Catatan :
Wahai manusia jagalah hati bila tak mau resah gelisah menghantui
Wahai manusia berjalanlah menuju puncak agar bisa membaca aksara cinta
Wahai pemuka agama, kenapa kau hanya bicara surga neraka?

Sekarputih, 14122019



Catatan :

Hiasi dunia dengan senyuman manis
Hiasi hidup dengan cinta
Hiasi mulut dengan kemuliaan
Tanami hati dengan kebaikan-kebaikan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar