Menjelang akhir smeter ganjil aku bersama teman sejawatku berdialog tentang masalah pendidikan di negeriku sambil menikmati secangkir kopi panas di salah satu warkop di sudut kota yang tercinta.Aku jadi terheran-heran Roy dengan isu yang kudengar bahwa bagi staf pengajar atau dosen di perguruan tinggi negeri yang masih berpangkat III/d tidak bisa naik pangkat ke IV/a bila mereka tidak mengambil S3 atau tamat S3 dan paling tidak meraih gelar Doktor pada bidang ilmunya masing-masing.
"Oh!Apa hubungannya dengan S3,Lin?"Iya Roy aku sungguh serius bercakap sama kamu.Sekarang sudah keluar peraturan baru dan lain pemimpin lain pula kebijakannya.Semua dosen dan staf pengajar di perguruan tinggi harus kuliah di S3 untuk menambah SDM selanjutnya.
"Aneh tapi nyata,Lin bahwa sehemat saya banyak juga di negeri kita ini meraih gelar Doktor tapi agaknya kurang berkualifikasi atau berbobot dan jarang sekali kita lihat karya ilmiah mereka nampak dalam forum internasional."
"Betul sekali apa yang kau katakan, Roy".Terpikir saya,Bapakku juga seorang dosen di perguruan tinggi negeri tapi hanya meraih gelar S2 dengan pangkat lektor(III/d) dan bagaimana pula nasib mereka dan termasuk Bapak saya selanjutnya?"
"Ada-ada saja ya, Lin,aku tidak begitu setuju kalau diperlakukan kebijakan itu.Mengapa?"Itu namanya mematikan karir seseorang dosen,iya atau tidak?"
"Betul juga ya,Roy.Akupun tak hapis pikir, mengapa demikian?"
Tapi kebetulan, Pak.Rahim juga seorang dosen di salah satu perguruan tinggi negeri yang aku kenal dan dia adalah tetangga dekatku.Dia belum S3 hanya meraih gelar S2 dengan golongan III/d tapi ilmunya setinggi langit.Biar kamu tau Roy, kalau dia mengajar di dalam kelas tidak memakai buku dan semua bahan ajaran dikuasainya hanya dengan modal sebuah laptop.Aku juga heran, disamping mengajar pak.Rahim juga seorang penyair dan pengarang puisi,cerpen dan novel.Hemat saya,walaupun dia belum S3 tapi mahasiswa sangat senang kepadanya karena dia sudah lulus sertifikasi(serdos) dan sangat berbobot.
"Aneh tapi nyata ya, Lin dan biar anda tahu pada zaman sekarang gelar dan kertas yang diandalkan dan memang dunia sudah canggih,Roy".Apa boleh buat kita hanya mengikuti peraturan saja.
"Oh! Tidak bisa begitu, Lin, bagaimana nasib mereka yang masih berpangkat lektor dan golongan III/d, mengapa harus diberlakukan pada departemen pendidikan saja?" Itu sudah tidak betul dan bagaimana dengan instansi lainnya?
"Wah! Betul juga ya Roy, dan itulah kelemahan kebijakan di negeri tercinta ini,
sepertinya jinjit semut, siapa sakit naik di atas."
"Oh! Ala ma,ngeri juga kalau begitu."
"Tapi yang paling penting,Lin.....Kita harus betul-betul belajar supaya bisa meraih gelara S3.Siapa tahu nantinya kita akan bisa naik pangkat ke IV/a setelah S3?"
"Mustahil,iya kalau ekonomi tak bermasalah karena tidak semua dosen yang
mengajar di perguruan tinggi negeri mempunyai uang yang banyak walaupun
gaji mereka besar tapi nilai uang sekarang makin merosot,iya kan,Roy?"
"Betul juga,Lin,sepakat dengan opini anda." Kebetulan saya dengar gaji PNS naik 6% tapi apakah benar atau tidak,aku tak tahu.Tapi aneh ya Roy,belum naik gaji sandang dan pangan sudah naik, gila tau tidak itu?"Aku takut nantinya semua dosen bakal minta pensiun dini, siap yang mengajar di perguruan tinggi?
Kita serahkan saja sama Tuhan, wallahu a'lam.Selamat siang.
Cerpen –
KEMELUT PENDIDIKAN
Penulis : Siamir Marulafau
sm/26082013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar