RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Kamis, 14 April 2022

Cerpen - PERAWAN TUA Penulis : Siamir Marulafau


 
   Setibanya kami di kampus pada pagi harinya,kami tidak langsung masuk ke dalam kelas karena salah seorang teman kami benama Edison mengajak sarapan di sebuah kantin tak berapa jauh dari gedung kuliah berwarna biru.Aku jadi heran,Joni,"Mengapa Din?"Teringatnya, Ibu dosen yang mengajar prosa Inggris semalam baik sekali.Dia nampaknya ramah dan tak pernah marah kepada mahasiswa.

"Dosen yang mana,Din?"Dosen kita yang cantik itu.Dia selalu membantuku
bila saya mengarang sebuah cerita fiksi."Oh!Yang berambut pirang itu,iya.Dia memang ramah dan lagipula sudah berumur dan belum menikah.Soalnya, dia sering dilamar orang tapi asyik belajar aja di luar negeri, dan tak pernah absen mengajar sehari-harinya."Betul, itu dosen memang rajin tapi sedikit judes sehingga hampir semua mahasiswa agaknya kurang suka.Aku sendiripun tak berapa menyukainya apa lagi pegawai, dan cukup membosankan,sungguh....,membosankan amat.

"Mengapa begitu?' Edy berkata.Tak apa-apalah,dia kan baik-baik.
"Wou,tidak juga karena sedikit aja sudah tak menerima"
" tak mengapalah, asalkan dia mengerti dan paham tentang apa yang diajarkannya,iakan?Aku tak perduli,apakah dia perawan tua, janda atau banci.Tapi
yang paling penting dia harus setia pada suaminya bila berumah tangga kelak."
"Ada-ada saja kau, Yan,dia kan baru berusia 45 tahun."Rupanya, setelah dia menamatkan studinya di salah satu perguruan tinggi Jakarta,diisukan bahwa bukan hanya saja pandai mengajar dalam mata kuliah prosa Inggris tapi juga dalam mata kuliah puisi.
dan kebetulan dia seorang penyair di kampus ini, iakan?"

"Memang betul, Din." kata orang,aku datang ke rumahnya bersama anak-anakku
pada hari raya idul Fitri sebulan yang lalu.Pikirku,dia sudah menikah.Oh! Aku tahu maksudmu supaya dia lebih leluasa pergi ke sana sini.Tapi aneh ya,Edi."Kok,dia tak mau menikah"Berarti, Ibu Fatimah itu sudah tidak mengajar lagi di kampus itu,iya kan?"
"Mengapa,Din?" Tanya Edi.

"Dia juga tak pernah duduk di pelaminan tapi tak lama kemudian melanjutkan studinya di Autralia. Dia kepingin menjadi profesor dalam ilmu sastra dan dia akan sukses dan tidak seperti anak tetangga, sebentar-sebentar dia ke luar negeri dan selalu sibuk seminar ke sana sini."Jadi, pikirku, dia terlena dan usianya termakan masa."

"Betul sekali,Zainuddin.sayapun terpikir demikian"
Sekarang banyak orang tak terpikirkan bahwa usia ini berlanjut terus dan makin lama usia itu makin berkurang,iakan ?"Ya,aku sepakat dengan opinimu.mengapa?'Banyak sekali perawan tua di kampung saya apalagi di Universitas,mereka tidak memikirkan bahwa hidup ini hanya sejenak.Jadi, kapan lagi kita menikmati hidup ini?Karena setahu saya hidup ini harus bemakna dan apabila seseorang tak tahu makna hidup, berarti sudah ketinggalan zaman, betul atau tidak?

"Aku salut pada opinimu,Edi.Memang betul sekali.Hidup ini hanya sebentar dan janganlah kita ketinggalan dengan istilah bahwa dunia ini bukan hanya selebar daun kelor,iakan?"Kita harus menikmati hidup ini karena kehidupan ini indah dan jangan sempat kita kehilangan rasa.Baiklah kalau begitu,aku pamit dulu karena kebetulan aku dipanggil oleh pak.Pembantu Dekan I,dan aku harus pergi sekarang.Selamat tinggal.

*****TAMAT*****

Cerpen –
PERAWAN TUA
Penulis : Siamir Marulafau
sm/12092013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar