Sabtu, 11 Agustus 2012
BAHASA KALBU
Aku tak mungkin salah
mengeja bahasa kalbuku sendiri
meski kuterjemahkan dalam sayapsayap yang patah,
tidak berarti tebar pesona atau jala sutra rayuan
sebab itulah suara jiwa,
terserah apa kata sidang pembacanya,
sebab indahnya memberi tak berharap kembali,
segitu kupunya segitu kuberikan,
terserah berapa yang kudapatkan
kusimpan rapi dalam lipatan sukma,
barangkali suatu saat ia khan jadi pelita jiwa,
saat sunyi mengeja kesendirianku,
dikota rantau....
-----by Mikhael Rajawane.------
-----(M)Tanah rantau, Kamis malam 09.08.2012 . 23:58.---
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
izin share yaa
BalasHapus