RUANG PEKERJA SENI ADALAH GROUP DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK, BERTUJUAN…MENGEPAKKAN SAYAP – SAYAP PERSAHABATAN…MELAHIRKAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA…MEMBANGUN SILATURAHMI/TALI ASIH…SAHABAT LEBIH INDAH DARIPADA MIMPI.

Selasa, 28 September 2021

Cerpen Anak Anak - LENTERA SENJA ITU PADAM DI SURAU TUA Penulis : Romy Sastra


   Menyimak eja pada iqra' duduk bersila di hadapan lentera. Dalam kebodohan diri, aku terlantar pintar, karena nakal. Berharap secercah cahaya dari tuan kaji, sampai kini aku masih bodoh tentang al quran kitabku sendiri.

Nagari / negeri kubang bayang pesisir selatan sumatera barat, surau baruh, aku terlantar dalam asuhan santri senja.

"Haiii... Doni,!! pergilah sana kau ngaji! ini hari sudah senja,. kau masih main silat-silat juga bak pendekar cengeng saja. tidak kau lihat, jamaah di mesjid sudah pulang sholat maghrib itu", hardik ibunda.

"ya bunda, aku berangkat ini. 
hiiiiiaaapp....", bak superman terbang aku berlari pergi dari jalan itu.

Padahal sedari sore aku sudah gagah dengan sehelai kain sarung, lengkap dengan peci hitam dan buku iqra' di saku bak pendekar minang di palang pintu nagari... hihihihi...

Aku tak sendiri, ada Darno kawanku yang biasa kalau pergi ngaji berdua dengannya. Dalam perjalanan, aku tersentak kaget oleh sesuatu yang aku raba di saku.

"Dar..?!!!"

"Apa Doni",sahut si Darno terhadapku.

"Uang paket ngaji di sakuku hilang ini"

"Ada berapa uang kau kantongi tadi Doni..?", tanya si Darno.

"Ada tadi di kasih ibuku Rp 50."

"Mungkin terjatuh tadi Don,
sewaktu kita main silat-silatan sore tadi",kata Darno. 

"Yuukk kita cari uangku di tempat tadi Darno!"

"Ayoo Don."

"Ahhh dalam hati, sudah tiga minggu aku tak bayar paket ngaji ini. 
yang dua minggu kemaren aku belum bayar paket ngaji ni, lagian aku pakai buat jajan juga. Apes deh.., celaka dua belas aku nanti ",sumpah serapahku dalam hati.

Eh, duit yang di cari-cari yang hilang tadi tak kunjung di dapati lagi. Waktu isya hampir tiba, hari sudah semakin malam. Aku lihat kawan-kawan ngaji yang lain sudah hampir semuanya pulang dari surau. Sebut saja namanya pak bilal guru ngaji aku dulu ditahun 80 an, yang kini telah almarhum. pak bilal kala itu berdua ngajar ngaji anak santri surau dengan ibu Sri.

Sesampainya di surau itu, aku dan Darno di hardik oleh ibu Sri.
"Ya ampun,,, ",hardiknya. 
"Haiii... pendekar kecil!!! sudah jama berapa ini kau kesini pergi ngaji,Bocah-bocah nakal....?!!! padahal hari sudah menunjukkan jam 20,45 menit Sudah malam tau, si bocah nakal."

Aku terdiam dan takut setengah mati

"Don, 
kabur yuk...!!",bisik darno.

aku diam saja. s
uasana malu bercampur takut dengan ibu Sri, spontan saja si Darno ambil langkah seribu hilang di kegegelapan malam melihat tatapan mata ibu Sri. Keringat dinginku mengalir deras karena aku takut di marahi, yang aku dan ibu Sri masih berhadapan di beranda surau. Sedangkan pak bilal sibuk bebenah mematikan lampu untuk segera pulang. Anak-anak murid pengajian sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

Ibu Sri memanggilku.."Doni, sini kau!!"

"i i iya bu Sri", dengan wajahku yang masih menunduk takut.

"Ibu tak memarahimu kini, aku lelah memarahi anak orang. M
asuklah ke surau ini!!! Kau ambil lilin di meja dan ada korek api juga ada disana, kau nyalakan ya perintahnya."

Aku hanya diam saja, haru bercampur takut, karena surau sudah gelap, adalah sedikit bayangan cahaya lampu rumah tetangga di beranda menembus dari luar jendela surau. K
arena lampu petromax sudah di matiin sama pak bilal.

"Ya Doni nasibmu", gumamku dalam hati.

ibu Sri menyapaku dalam kegelepan ruang surau itu. 
"Doni, kau nyalakan lilin itu duduk kau diatas tikar.. kau mengaji sendiri..!! ingat kan bacaan iqra' di malam kemaren..?"

 "Iya bu", jawabanku dalam keadaan bingung. dari mana aku memulainya bacaan pelajaran iqra' malam kemaren ya, tanyaku dalam hati.

"Bu Sri....??",dengan suara memelas aku memanggil guru ngaji itu. dari mana aku mulainya membaca ini, aku lupa sudah bu. Dalam temaramnya ruang surau, tak ada sahutan dari ibu Sri itu.

Dalam remangnya pelita cahaya lilin, aku teringat dengan kejadian tadi sore, duit paket ngaji mingguan itu hilang sudah tiga minggu gak bayar. Kalau ibu tahu duitku hilang pasti aku di marahi ibu di rumah nanti. Sedangkan bacaan iqra' ini tak ku mengerti, hanya berkomat-kamit di hadapan remangnya lentera lilin ini.

Sebenarnya ibu Sri guru ngajiku itu sudah berada di luar surau berdua dengan ibuku. Karena ibuku kehilangan anaknya sudah malam-malam begini si anak belum juga pulang ke rumah, padahal kawan-kawanku sudah pulang dari tadi semuanya.
Lantas ibu menyusul ke surau mencariku, ternyata ibuku dan bu Sri guru ngaji kami itu lagi bercakap-cakap di luar surau.

Ternyata mereka memperhatikanku di luar surau. Mataku terasa mengantuk berat aku takut pulang ke rumah. Hingga aku tertidur di hadapan lentera lilin senja yang hampir padam itu, yang biasa kami pakai kalau lampu petromax tak punya minyak.

Esok pagi aku terjaga dari tidur, Aku berlari keluar surau. Ternyata aku berlari berada di depan rumahku sendiri. Bapak, ibu, adik, kakak dan nenekku tertawa. Mereka semua, melihat tingkahku ketakutan dalam kesiangan. Aku seperti terjaga di dalam surau saja.

Padahal semalam aku di gendong oleh ibuku tertidur di dalam surau sendiri malam tadi. Aku malu, ternyata aku di tertawakan mereka semua. Dalam renungan senja, aku tak pandai ngaji kini.. alamakk.
*****TAMAT*****

Cerpen Anak-Anak
LENTERA SENJA ITU PADAM DI SURAU TUA
Penulis : HR RoS / Romy Sastra
Jakarta, 09-08-2016, 19:29



Catatan Romy Sastra

Indahnya Sebuah Sahabat Tak Ternodai Dengan Seronok Aksi
Sahabat Hati Klau Meniti Kasih Kadangkala Menyakiti
Jadikanlah Sahabat Ini Indah Dalam Bahtera Pergaulan Maya Saja.

Bila Kau Mencinta Bagiku Itu Sebuah Anugerah Terindah
Tapi Bila Ku Tak Mampu Menjawab Hasratmu Janganlah Rasamu Berbeda
Itu Bukan Berarti Aku Tak Simpati Dengan Belaian Manjamu
Karena Kidung Yang Selalu Kau Nyanyikan Ke Hatiku Menguggah Rahsa Asaku
Dan Aku Tak Mau Bila Hati Ini Terluka Nanti Hidanganmu Itu Tak Terealiti.

Sahabat Hati,,
Aku Tak Ingin Mencurahkan Airmata
Bila Itu Berarti Kita Berpisah
Aku Takkan Memberimu Hadiah
Kalau Itu Akan Membuat Kita Tak Lagi Bersua
Izinkan Aku Memberimu Satu Ruang Dihati
Sebagai Bukti Bahwa Kau Sahabat Sejatiku.

Hari Hari Panjang Telah Kita Lewati
Sungguh Jangan Terburu Buru Diakhiri
Sebagai Bukti Dariku Kau Sahabat Sejati Yg Berarti.
Walaupun Kita Berjauhan,
Biarlah Qalbu Berbunga Rindu
Walau Kita Tak Pernah Berjumpa
Yang Penting Kita Tersadar Dalam Doa
Kau Sungguh Berarti Untukku Saling Berbagi.

Semoga Sang Maha Daya Cinta Senantiasa Memayungi Kita Dalam Suasana Bahagia Selamanya...
Doaku, Jadilah Sahabat Sejati Yang Selalu Memahami Situasi..

HR Ros



Catatan Romy Sastra

Bias-bias terkikis dalam pesimis
gontai langkahku menghalau lelah
optimis pada cinta Illahiah.

Dalam religi,
Aku pamit ....

Pergi menjauh dari pergulatan dunia
yang kutempa kearifan jiwa pada nafsu hina
pergi memamah cinta dalam fana sukma.

Diri, mengejar asa terkadang lupa
bahkan memang alpa
rayuannya dunia fatamorgana.

Bila malamku hadir
kebisingan fana sami' menggema
bak lonceng berbunyi
asyik jauh membubung arasy
lafaz terhenti
hati berbisik
bashir kututupi
lidah kulipat langit merapat.



Catatan Romy Sastra

Alam malam dalam kegelapan
hening menempuh kematian
kematian di dalam kehidupan.

Berjalan bak kilat ke dinding misykat
Kupapah jiwa bersama rasa
menyatu bersama unsurku
larut melebur ke istananing dzat itu.

Tak kubawah mahkota megah
menggendong sebait asma
bergandeng dua ekor peliharaan yang setia
berputar mengelilingi asyik
peliharaan itu aku beri nama iman dan tahuid.

Tak dapat pelita di tungku perapian
tak kutemukan cahaya-Nya di sang surya
tak menerangi lilin di milad ultah
tak pesona ceria di glamournya pesta.

Pesta itu anggun tak berpenonton
Sorotan lampu panggung silau menipu
karena sang opera pertunjukan dungu.

Sesungguhnya,
aku menemukan cinta dalam kematian
mati dalam hayat
lenyap ke dalam fardhu ai'n
berakhir kisah suci pada kifayah
sebuah pertemuan realita cinta yang rela
khair di kasyaf wilayah rahmat ilmu
bersama-Mu, aku bahagia.

HR RoS
Jakarta, 11092016



Catatan Romy Sastra

Assalamu'alaikum..sahabat Dumay..

Nafas hariku pamit tertumpah YA
YA itu aku masukan kembali dengan HU
aku mencintai illahiah
Dia menyambut dengan rindu.

aku datang dengan berjalan
IA mengejarnya dengan berlari
aku datang dengan sebait doa
IA menghadiahkan kasih se isi bumi.

Tiada yang Aku pinta darimu
selain kenalilah Aku
tiada yang sia sia Aku ciptakan untukmu
melainkan telah Aku sempurnakan semua untukmu.

Apa yang kau persembahkan untukKu?
hanya selain rasa syukurmu.
sadarilah dirimu,,,,
Aku menyelimutimu
maka kenalilah Aku.
tiada Tuhan selain Aku
maka sembahlah Aku.

Duh,
Mengapa ada juga seribu Tuhan dihatimu,
wahai hambaKu.

HR RoS..



Catatan Romy Sastra

Pendakian religi bermikraj ke kasta tertinggi
menatap cahaya illahi bertemu sang kekasih
bermandi air tirtamaya
mencicipi madu nurjannah
menyatu kepangkuan rahimnya
terlena dalam rahmat cinta yang maha nyata.

Tuhan,
kini aku kembali masuk kedalam mimpi
Engkau ajak aku menemui-Mu
Engkau kenali aku dengan sebuah jannah
aku terpesona moleknya jannah dunia
Kau berlalu meninggalkan diriku.

Aku kejar engkau dengan mata hati
ku tinggalkan jannah dunia itu
aku ingin bersama-Mu kembali
seketika pelita kacahaya membungkusku.

Tuhan,
bila kasta khalifah itu ternoda
campakkan aku ke jahanam sana
bila engkau ridho, ampunilah aku.

Dalam ramadhan ini,
aku beribadah bukan mengejar pahala syurga
karena ejawantah tauhid imanku kepada-Mu.

aku tertatih dan terus berlari mengejar fakta cinta
yang semestinya telah Engkau suguhkan
selau di setiap nafas hidupku.

Tuhan,
ampunilah aku bila lalai
mensyukuri nikmat yang Engkau beri
Engkau yang ku cinta dan tercinta.

nafas pagi menjelang senja dari Jakarta.
HR RoS



Catatan Romy Sastra

Kau adalah sosok terindah yang pernah hadir
mengisi perjalanan hidupku
meskipun kau bukan cerita yang pertama tampil dalam kisah kasih
kehadiranmu mampu mengikrarku.

Ungkapan sebuah janji ajal menjeput tubuh,
tertanam ke dalam area pusara kisah
kisah cinta yang pernah ada dan tiada
seperti kisah mimpi yang sempurna
berkelakar dalam cerita
selalu bercumbu mesra berdua.

Bergurau dalam gelapnya malam
jauh di sudut angan
berhembus sejuta kerinduan.
jarak yang begitu jauh,
bercerita dalam maya
mengikat dalam rasa
kontradiksi di angan yang sering menghiasi hari
yang terkadang amarah dan kecewa
selalu menyapa canda
akankah terbiasnya cinta..?
dalam cerita yang selalu tertuduh hipokrit yang ternoda..??
uhhh, entahlah.

Bila janji-janji tak terealiti,
satu ketakutan yang akan kulalui
jubah kebencian menutup hati
aku bersimpuh memohon ampun
semoga kau memahami,
jangan hukum aku
dengan rasa penyesalan itu nanti.

Memang pertemuan antara kau dan aku
telah menyatunya dalam gita ayat-ayat hati
mesra bersentuhan di ujung jari
terkisah story tak memiliki.
hingga ketakutan aku itu nanti,
paranoid rasa menghakimi masa senjamu
yang akan bermandi dendam setiap hari.

Bila di suatu ketika janji teringkari
Lautan kebencianmu menyapa di hujung mimpi,
aku takut, kisah ini berakhir ke dalam airmata
akhirnya cinta terbenci termisteri dalam rasa yang tak berkesudahan nanti.

HR RoS



Catatan Romy Sastra

Catatan Temu Ziarah Kesenian ZK, dalam Workhsop di Taman Bacaan Masyarakat TBM, Ibnu Hajar Salam, Magelang.

PENULISAN PUISI DAN MAKNA
Oleh Romy Sastra


Kenapa setiap karya jarang lolos kurasi di berbagai perlombaan penulisan/event sastra, persoalannya.
Bagaimana suatu karya itu memiliki identitas yang jelas di keseluruhan isi lahir (fisik) dan (batin) puisi itu sendiri di antaranya adalah:

1. Sebelum menulis suatu karya, sebaiknya penulis itu mengenali tata penulisan yang layak dalam kaidah menurut badan bahasa. Jika penulis itu sengaja mengabaikan tata penulisan dalam karyanya dengan licentia poetica. Penulis itu betul-betul memahami dan punya alasan yang tepat untuk dipertanggungjawabkan ke publik soal penulis itu berlicentia poetica dalam sastra (puisi) itu sah-sah saja dalam kekayaan khasanah ilmu kesusasteraan.

2. Penulis itu, harus paham makna kata ketika kata-kata itu dituliskan suatu majas menjadi diksi-diksi puisi.
Seperti kata "Menanti dan Menunggu" yang memiliki perbedaan makna, dan akan sama bagi yang tak memahami makna.

Suatu contoh kata atau kalimat di bawah ini:
A, seperti kalimat dialog 'Menanti'
"Hardi, sedang apa kamu di pinggir jalan itu?" tegur Heru dari jauh.
"Oya, Heru. Aku di sini menanti angkutan umum mau ke pasar." jawab Hardi.

B, seperti kalimat 'Menunggu'
"Lah, kamu sendiri Heru? Mengapa pula kamu duduk di sana?" Hardi berbalik tanya dari seberang jalan.
"Aku menunggu angkutan umum ini yang mogok karena ban mobilnya bocor parah, dan sedang ditambal."

Nah, di sini perbedaan kata dan makna antara Menanti dan Menunggu.
Menanti tidak terlalu lama, Menunggu sudah jelas agak lama.

3. Bagaimana penulis itu tidak lepas dari tema, puisi itu seperti bercerita, imaji yang bernas dikemas dengan majas-majas. Hingga karya puisi itu memiliki batin (ruh) di dalam lahiriah puisi tersebut dari larik menjadi bait dan ke bait-bait berikutnya, dipadatkan dengan ending. Dan puisi itu ibarat suatu batang tubuh, ada kepala ada badan dan ada kaki.
Kepalanya diibaratkan judul, badan sebagai isi serta kaki sebagai catatan/titimangsa untuk suatu identitas karya si empunya.

Jika dikemas suatu karya itu dengan penataan penulisan dengan apik dan memahami makna kata per kata serta karya tersebut bernas. Maka, karya itu akan berhasil jika tak ingin karya itu menjadi gagal di meja juri (kurasi).

Magelang, 24 Juni 2019



Catatan Romy Sastra

Napas hari memandu lajunya nadi
terbang menghilang mengelilingi diri
bersayap Ya Hu pergi dan kembali
kehidupan terbarukan selalu,
aku mencintai-Mu ya Illahiku
Engkau menyambutnya dengan rindu.

Pujiku datang dengan berjalan
IA menghampirinya dengan berlari
kyusu'ku datang dengan sebait doa
IA membentangkan fana berpayet sutera
aku bertamu membawa segala cumbu
IA menghadiahkan kado untukku pulang
ya, secuil mutiara indah
lebih indah dari se-isi langit dan bumi
yaitu mahabbah cinta-Nya

Tiada yang Aku pinta darimu
selain kenalilah Aku
tiada yang sia-sia Aku ciptakan untukmu
melainkan telah Aku sempurnakan semuanya untukmu.

Apa yang kau persembahkan untukKu?
hanya selain rasa syukurmu
sadarilah itu.
Aku menyelimutimu
maka kenalilah Aku.

Tiada Tuhan selain Aku
maka sembahlah Aku.

"Duh ... mengapa ada juga seribu Tuhan dihatimu,
wahai hambaKu.

HR RoS
Jakarta,14102016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar